36
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Pedagang Mebel
Dalam penelitian ini, jumlah penjualan dan jumlah keuntungan merupakan variabel yang ingin diketahui pengaruhnya. Untuk memperoleh data tersebut
dilakukan kegiatan wawancara dengan 30 responden yang merupakan pemilik dari toko kecil mebel yang telah menjalankan usahanya selama lebih dari tiga tahun dan
bertempat di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Rata-rata penjualan produk mebel per tahun sebanyak 238 unit yang ditunjukkan oleh Lampiran 1.
Tabel 3 Jumlah pedagang dengan rata-rata penjualan mebel
No. Jumlah Penjualan
unittahun Jumlah
industri kecil Persentase
1 Y 110
7 23.3
2 110 Y
≤ 220 6
20 3 220
Y ≤ 330
11 36.7
4 330 Y
≤ 440 4
13.3 5 440
Y ≤ 550
2 6.7
Jumlah 30
100
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa industri kecil mebel di Jakarta Selatan pada umumnya hanya dapat menjual produknya sebanyak 220-330 unit mebel
per tahunnya. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan persentasenya sebesar 36,7. Para pemilik toko mebel mengatakan hasil penjualan mebel tiap harinya tidak
menentu. Jumlah penjualan mebel ini mengalami gejala musiman. Contoh gejala musiman disini ialah pada hari-hari menjelang hari raya jumlah penjualan mengalami
peningkatan secara signifikan. Sementara itu, jumlah penjualan akan menurun bila mulai memasuki tahun ajaran baru. Hal ini terjadi karena pada umumnya para
orangtua akan sibuk untuk menyiapkan keperluan sekolah untuk anak mereka terutama dalam hal materiil.
37
Tabel 4 Jumlah pedagang dengan variasi produk
No. Variasi Produk
jenis Jumlah
industri kecil Persentase
1 X ≤ 19
3 10
2 19 X
≤ 38 15
50 3 38
X ≤ 57
7 23.3
4 57 X
≤ 76 4
13.3 5 76
X ≤ 95
1 3.3
Jumlah 30
100
Berdasarkan Tabel 4, pada umumnya toko mebel memilki 19 hingga 38 variasi desain produk yang ditunjukkan dengan jumlah persentase sebanyak 50.
Jumlah ini termasuk dalam kategori cukup bervariasi. Hal ini disebabkan oleh sasaran penelitian ini ialah industri kecil dan menengah sehingga jumlah variasi produk yang
dimiliki tidak terlalu banyak. Selain itu, terbatasnya lahan toko dan kurangnya variasi dari tingkat produsen juga mempengaruhi terbatasnya variasi produk. Adapun jenis
yang dominan dari variasi produk mebel ini terdiri atas tempat tidur, kursi, meja makan, meja rias, dan lemari. Variasi produk dibedakan menurut jenis dan desainnya.
Sementara itu, jumlah industri toko mebel yang memiliki jenis sangat bervariasi masih sangat sedikit jumlahnya.
Tabel 5 Jumlah pedagang dengan kisaran harga produk mebel
No. Harga
Rpunit Jumlah
industri kecil Persentase
1 X ≤ 1000000
4 13.3
2 1000000 X
≤ 2000000 9
30 3
2000000 X ≤ 3000000
13 43.3
4 3000000 X
≤ 4000000 3
10 5
4000000 X ≤ 5000000
1 3.3
Jumlah 30
100
Kisaran harga mebel pada industri kecil dan menengah di Jakarta Selatan berkisar antara Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Jumlah industri kecil mebel yang memiliki kisaran harga paling dominan yaitu
38
sebesar Rp. 2.000.000- Rp. 3.000.000 produk ini sebanyak 13 industri atau sebanyak 43,3. Harga ini dirasakan cukup sesuai dengan target sasaran pembeli yang
mengincar masyarakat golongan menengah. Adapun faktor yang menyebabkan kisaran harga ini yang menjadi paling dominan ialah bahan baku utama dari produk
yang dijual. Pada umumnya, produk-produk yang dijual berbahan dasar papan partikel, kayu mahoni, dan pinus. Sedangkan untuk produk mebel yang berbahan
baku dari kayu jati jarang ditemukan karena harganya yang mahal. Walaupun diakui bahwa kualitas dari kayu tersebut sangat baik.
Tabel 6 Jumlah pedagang dengan margin keuntungan
No. Margin keuntungan
Rpunit Jumlah
industri kecil Persentase
1 X ≤ 230960
6 20
2 230960 X
≤ 461920 8 26.7
3 461920 X
≤ 692880 5 16.7
4 692880 X
≤ 923840 7 23.3
5 923840 X
≤ 1154800 4
13.3 Jumlah
30 100
Pada tiap penjualan pasti terdapat keuntungan yang diambil oleh para penjual. Begitu pula dengan penjualan produk-produk mebel ini. Margin keuntungan yang
diperoleh penjual sangat bervariasi. Namun, masih dapat dilihat kisaran yang paling dominan. Tabel 6 menyajikan margin keuntungan Rpunit industri kecil. Adapun
kisaran keuntungan yang paling banyak diambil oleh penjual menurut penelitian ini ialah sekitar Rp. 230.960 – Rp. 461.920 per unit. Hal ini ditunjukkan dengan
perolehan persentase sebanyak 26,7. Unit yang diperjualbelikan disini ialah tempat tidur, meja rias, kursi, dan lemari. Pada umumnya para penjual tidak mau mengambil
keuntungan terlalu banyak karena jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi, maka para pembeli pun akan mengurungkan niatnya untuk membeli produk tersebut.
39
4.2. Hasil Analisis Regresi Pendugaan Jumlah Penjualan dan Jumlah Keuntungan