29
3.4.1. Teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
3.4.2. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung dengan responden. Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan
membuat daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah disiapkan untuk mengetahui karakteristik masyarakat dan kegiatan bauran pemasaran pada
industri tersebut. 3.4.5. Pengumpulan data berupa informasi yang mendukung dari instansi-instansi
terkait dan literatur yang relevan.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1. Analisis Regresi Untuk mengetahui adanya faktor lain yang berpengaruh terhadap pemasaran
produk mebel, dilakukan analisis regresi. Jumlah unit mebel yang terjual per tahun dilambangkan dengan Y yang merupakan variabel tak bebas dependent variable.
Sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan mebel merupakan variabel bebas independent variable dengan lambang X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
. Metode dan analisis yang digunakan ialah regresi linier berganda yang terdiri
dari satu peubah tak bebas Y dan beberapa peubah bebas X. Peubah Y merupakan jumlah unit mebel yang terjual per tahun dan peubah X merupakan variasi produk,
harga mebel, sistem distribusi, dan promosi. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari komponen peubah bebas X terhadap peubah
tak bebas Y. Secara umum, persamaan regresi ini dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
Keterangan: Y
= volume penjualan mebel kayu unittahun =
jumlah keuntungan
Rptahun X
1
= variasi produk unittoko X
2
= harga mebel Rpunit X
3
= sistem distribusi Rpunit
30
X
4
= promosi
A = konstanta
b
1
, b
2
, b
3
, b
4
= koefisien penduga pada model • Volume penjualan mebel, yaitu hasil penjualan semua produk mebel dalam unit
per tahun • Variasi produk, yaitu semua jenis produk mebel yang dijual di setiap industri
kecil dalam berbagai macam desain produknya dalam satuan unit. • Harga mebel, yaitu harga rata-rata semua jenis produk mebel yang dijual pada
setiap industri kecil. • Sistem distribusi, yaitu dengan melihat tingkat efisiensi saluran tata niaga dari
besarnya margin keuntungan yang diperoleh. • Promosi, yaitu dengan membuat skor pada kemampuan penjual dalam
mempromosikan produknya dengan melihat kondisi outlet dalam rangka menarik perhatian konsumen dan kemampuan komunikatif penjual dalam menawarkan
produknya. Skoring nilai ini mulai dari 1 sampai 5 dengan kategori nilai tidak baik, kurang baik, sedang, baik, dan sangat baik.
Nilai dari setiap variabel bebasnya diperoleh dengan menyusun distribusi frekuensi, dimana dalam kelas-kelas yang digunakan harus meliputi nilai data terkecil
dan terbesar Cahyono 1996. Setiap nilai data harus masuk ke dalam satu kelas dan hanya satu kelas. Oleh karena itu, suatu nilai data yang masuk ke dalam dua kelas
harus dihindari. Penelitian ini menggunakan lima kelas, dengan nilai kelas mulai dari +1 hingga +5. Adapun rumus interval kelasnya ialah sebagai berikut:
Interval Kelas = Jarak
Banyak kelas Untuk mengetahui ketepatan suatu model yang diduga sebagai alat analisis maka
digunakan uji statistik dengan aplikasi MINITAB 14. • Nilai Koefisien Korelasi
Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif + atau
negatif -. Sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dengan besarnya koefisien
31
korelasi. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui tingkat variabel pengamatan variabel tetap terhadap variabel bebas. Koefisien korelasi atau yang biasa
dinyatakan dalam r dapat menunjukkan ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel-variabel X dan Y. Hubungan ini dirumuskan dalam persamaan sebagai
berikut:
• Nilai Koefisien Determinasi R
2
Nilai ini digunakan untuk melihat sejauh mana keragaman yang dapat diterangkan oleh parameter bebas Xi yang terpilih terhadap parameter tidak bebas
Y. Hubungan ini dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: R = JKregresi × 100
JKtotal • Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah parameter bebas yang digunakan X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap volume penjualan Y sebagai variabel tak bebas. Pengujiannya sebagai berikut:
H :
βi = 0, untuk semua i H
1
: setidaknya terdapat satu βi ≠ 0
Hipotesis Kerja H
: koefisien dugaan peubah variasi, produk, harga mebel, sstem distribusi, dan promosi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap jumlah mebel yang
dibeli per tahun. H
1
: koefisien dugaan peubah variasi, produk, harga mebel, sistem distribusi, dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah mebel yang dibeli
per tahun. Fhitung = JKR k-1
JKS n-1 Keterangan:
JKR = jumlah
kuadrat regresi
32
JKS = jumlah kuadrat sisa
k = jumlah
variabel n
= jumlah sampel Kriteria Uji
¾ F
hitung
F
tabel
, maka tolak H0 yang berarti parameter yang diuji berpengaruh nyata terhadap parameter tidak bebas.
¾ F
hitung
≤ F
tabel
, maka terima H0 yang berarti parameter yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tidak bebas.
3.5.2. Analisis SWOT Analisis SWOT dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi Kotler 1997 yang dapat dilihat pada Tabel 3.
• Analisis IFE Internal Factor Evaluation Cara analisis faktor strategi internal IFAS ialah:
1. Menyusun 5-10 faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 1 yang ditentukan
oleh peneliti berdasarkan hasil observasi lapang. 2.
Memberi bobot pada masing-masing faktor pada kolom 2 yang dilakukan oleh responden, mulai dari 1,00 sangat penting sampai dengan 0,0 tidak
penting. Berdasarkan pengaruh faktor-faktor terhadap posisi strategi perusahaan semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,00 3.
Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor yang memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor.
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk
kategori kekuatan diberi nilai mulai dari +1 poor sampai dengan +4
33
outstanding dengan membandingkan dengan rata-rata industri dengan pesaing utama. Namun untuk variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
Contohnya jika kelemahan perusahaan yang besar dibandingkan dengan rata- rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di
bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor.
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentarcatatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 6.
Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. Tabel 1 IFAS
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL
Bobot Rating Nilai Pengaruh
Bobot × Rating Kekuatan
• Kelemahan
•
• Analisi EFE External Factor Evaluatian Cara analisis factor strategi internal EFAS ialah:
1. Menyusun 5-10 faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 1 yang ditentukan
oleh peneliti berdasarkan hasil observasi lapang
34
2. Memberi bobot pada masing-masing faktor pada kolom 2 yang diisi oleh
responden, mulai dari 1,00 sangat penting sampai dengan 0,0 tidak penting. Berdasarkan pengaruh faktor-faktor terhadap posisi strategi
perusahaan semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00
3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor yang
memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor. berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari +1 poor sampai dengan +4
outstanding dengan membandingkan dengan rata-rata industri dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
Contohnya jika kelemahan perusahaan yang besar dibandingkan dengan rata- rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di
bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. 4.
Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor.
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentarcatatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 6.
Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
35
Tabel 2 EFAS
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL
Bobot Rating Nilai Pengaruh
Bobot × Rating Peluang
• Ancaman
•
36
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN