Hutan Hasil Hutan Kayu Definisi Industri Kecil dan Menengah

13

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pedagang yang bergerak di bidang perkayuan terutama pada bidang mebel dalam pengambilan keputusan pemasaran dan diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengembangkan pemasaran produk. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan dan dapat dijadikan bahan acuan maupun bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan

Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak 14 dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

2.2. Hasil Hutan Kayu

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus yang tidak dapat ditiru oleh bahan- bahan lain, yaitu bersifat renewable. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut. Setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk tujuan penggunaan, baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industry, maupun kayu bakar Dumanauw 1982 Kayu adalah suatu bahan hasil proses metabolisme organisme hidup tumbuhan berkayu berupa pohon. Batang pohon bertambah tinggi tumbuh vertical disebabkan karena adanya jaringan meristem di pucuk epical growing points. Disamping itu batang pohon juga diameternya bertambah besar tumbuh horizontal disebabkan karena adanya jaringan kambium lateral yang terletak diantara xylem dan phloem Panshin dan Zeeuw 1980.

2.3. Definisi Industri Kecil dan Menengah

Usaha kecil dan menengah saat ini merupakan usaha yang masih dapat dipertahankan di tengah badai krisis moneter yang berkepanjangan. Untuk itu, pemerintah berupaya dengan keras untuk membina dan membangun usaha kecil dan menengah, guna menjadikan usaha ini penyumbang devisa bagi negara. Pengertian industri kecil dan menengah sangat beragam tergantung dari instansi ataupun organisasi yang berhubungan langsung dengan industri kecil dan menengah. Untuk dapat memberikan gambaran tentang usaha kecil dan menengah, akan dijelaskan terlebih dahulu definisi usaha kecil dan menengah. Menurut Rachmat 2005, definisi usaha kecil dapat ditinjau dari beberapa peraturan, yaitu antara lain sebagai berikut: 15 2. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagai berikut: a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 c Milik warga negara Indonesia. d Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 3. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perseorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset setingginya Rp 600.000.000 di luar tanah dan bangunan yang ditempati terdiri dari: a Badan usaha Fa, CV, PT, dan koperasi; b Perorangan perajinindustri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang pedagang barang dan jasa, dan sebagainya. 4. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 304KepDir. Tanggal 4 April 1997 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil, usaha kecil didefinisikan sebagai usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 c Milik Warga Negara Indonesia. 16 d Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang badan hukum termasuk koperasi. Usaha kecil dan menengah dapat pula dibedakan berdasarkan batasan jumlah tenaga kerja yang direkrut. Usaha kecil didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik jika jumlah tenaga kerja yang dimiliki antara 5 hingga 19 orang, sedangkan usaha menengah berkisar antara 20-99 orang, lebih dari 100 orang dikategorikan sebagai usaha besar. Menurut Parmono dan Soejoedono 2004 usaha kecil dan menengah menjadi pusat perhatian karena tingkat perekonomian dan pengetahuan yang kurang maju dalam berbisnis. UKM menghadapi kendala-kendala dalam mempertahankan atau mengembangkan usaha bisnis antara lain kurang pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal, dan lemah di bidang pemasaran. Banyak definisi usaha mikro kecil dan menengah yang dipahami baik dari lembaga lokal maupun asing. Namun demikian, perbankan Indonesia menggunakan definisi UMKM sesuai kesepakatan Menko Kesra dengan Bank Indonesia. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan tahunan bisnis tersebut paling banyak Rp 100.000.000 dan milik warga negara Indonesia. Menurut Iqbal dan Simanjutak 2004, UKM harus memiliki harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan analisis persaingan kompetisi. Oleh karena itu, UKM harus mengetahui siapa pesaingnya, pelanggan, dan juga tentang usahanya sendiri sehingga UKM dapat merencanakan strategi binis yang tepat untuk usahanya tersebut.

2.4. Definisi Pemasaran