29
Berdasarkan kelima kriteria yang tersebut di atas dipilih para narasumber yang terdiri dari pelaku budaya, pelaku ritual, tokoh masyarakat baik formal maupun
non formal.
1.6.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data menggunakan
: 1
Observasi, 2 Wawancara, 3 Kajian dokumen. Observasi dan studi dokumen
pembahasannya untuk mengungkap segala peristiwa dan bentuk-bentuk visual dan verbal serta aspek-aspek struktur artefak objek utama penelitian. Dalam hal ini
Upacara Ritual Kirab Pusaka dipandang sebagai sebuah bentuk budaya cultural form yakni artefak berisikan wacana representasi diri secara tersembunyi bagi
pencipta, pelaku dan penikmat yang dikerangkai budaya yang melahirkannya. Wawancara dilakukan tak terstruktur tetapi terfokus pada masalah yang dikaji,
dan diupayakan agar tercipta rapport dalam mengorek data di lapangan. Instrumen dalam pengumpulan data disusun dalam bentuk pedoman observasi, pedoman
wawancara dan studi dokumentasi, seperti berikut ini.
1.6.2.2.1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengungkap bentuk-bentuk visual rangkaian Jathilan dalam Upacara Ritual Kirab Pusaka di Kampung Tidar Warung,
Kelurahan Tidar, Magelang, faktor pendukung, sarana, dan prasarana, medium, sesaji, teknik pelaksanaan upacara ritual, warna, tempat pelaksanaan dan
instrumen musik. Secara khusus observasi diarahkan pada: 1. Bentuk visual
30
Jathilan dalam Upacara Ritual Kirab Pusaka yang meliputi persiapan, pelaksanaan pembukaan, penjamasan pusaka, Kirab Pusaka keliling Kampung Tidar Warung,
dilanjutkan dengan makan bersama, dan ditutup dengan pertunjukan Jathilan, 2. Setting, yang mencakup lingkungan fisik Kampung Tidar warung, Kelurahan
Tidar, Magelang. Pengamatan observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung
perilaku atau tingkah laku masyarakat, terutama yang berkait dengan kegiatan Upacara Ritual, dan segala sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung.
Observasi dilakukan untuk melengkapi data yang belum diperoleh dari data-data yang tertulis.
Berdasarkan observasi ini didapatkan data mengenai latar belakang kehidupan masyarakat Kampung Tidar Warung, Kelurahan Tidar, Magelang
sesungguhnya dan mengkaitkan dengan perilaku budaya masyarakat terhadap Upacara Ritual Kirab Pusaka. Tempat dan waktu, akan berisi catatan kapan dan
dimana data observasi diperoleh. Kegiatan pengamatan ini dilakukan sebagai langkah penginvetarisasian dan pengidentifikasian objek dalam kaitannya dengan
pokok masalah yang dikaji. Dalam penelitian sebagian besar pengamatan yang dilakukan adalah
pengamatan terlibat observasi partisipan, dengan penjelasan atau cara peneliti terlibat secara langsung di lingkungan kehidupan masyarakat Magelang
khususnya di Kampung Tidar Warung. Walaupun sifatnya tidak rutinitas tinggal bersama masyarakat, diupayakan dapat mengetahui dialog-dialognya, memahami
apa yang menjadi pemikiran mereka tentang Upacara Ritual, hingga dalam batas-
31
batas tertentu peneliti memahami beberapa informasi yang dinyatakan penduduk yang terkait dengan suasana-suasana budaya tertentu yang hidup di lingkungan
masyarakat Kampung Tidar Warung baik yang telah menjadi satu kepercayaan dan atau yang masih diperdebatkan kronologisnya. Cara ini memungkinkan
peneliti memperoleh pemahaman yang wajar karena masyarakat kurang begitu memahami bahwa keberadaan mereka diteliti.
1.6.2.2.2. Wawancara