105
BAB IV FUNGSI JATHILAN DALAM UPACARA RITUAL KIRAB PUSAKA
4.1. Karakteristik Masyarakat Penikmat Pertunjukan Jathilan dalam Kirab Pusaka
Kelurahan Tidar dalam melestarikan budaya tradisi yang dimilikinya, diwujudkan dengan rasa empatinya yang tinggi dalam memelihara kelangsungan
hidup budaya tradisi yang ada. Salah satu wujudnya adalah melestarikan Upacara Ritual Kirab Pusaka. Dalam hal ini masyarakat tidak mengenal adanya tingkatan
sosial, seperti masyarakat kalangan bawah, masyarakat menengah, dan masyarakat atas. Sehingga dapat mewujudkan rasa solidaritas yang tinggi antar
masyarakat. Selain melestarikan budaya tradisi yang ada, masyarakat Kelurahan
Tidar termasuk salah satu kelompok masyarakat pecinta seni, terutama seni pertunjukan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti berupa data sekunder
menunjukkan Kelurahan Tidar juga merupakan daeah seni, ditunjukkan adanya berbagai seni yang berkembang di daerah tersebut. Kesenian itu diantaranya :
Jatilan Cahyo Mudo Budoyo yang berada di daerah Sidosari, Kubrosiswo Sinar Muda di Trunan, Laras Madyo Pitutur di Tidar Warung, Campursari Sawung
Budoyo di Tidar, dan Campursari Branti Budoyo Laras yang juga berada di Tidar Budijono, 2003 : 15.
Sebagai masyarakat pecinta dan penikmat seni, masyarakat Kirab Pusaka, walaupun seni pertunjukan itu berupa Jathilan yang didatangkan
dari daerah lain. Mereka tidak merasa bosan atau enggan untuk melihatnya,
106
meskipun di daerah senidri memiliki seni pertunjukan yang sama yaitu Jathilan. Masyarakat terlihat sangat antusias untuk melihatnya baik mulai persiapan, pada
wakyu kirab, maupun saat pementasan Jathilan. Pada waktu persiapan Upacara Kirab Pusaka, kelompok Jathilan sudah banyak dikerumuni oleh para penonton
yang sebagian besar adalah anak-anak. Mereka merasa tertarik dengan kostum- kostum yang dipakai penarinya, karena sebagaian besar penari Jathilan
menggunakan kostum yang menyerupai hewan. Hal tersebut menumbuhkan daya tank tersendiri bagi anak-anak. Ketika prosesi kirabpun berlangsung masyarakat
sekitar Kampung Tidar Waning di sepanjang jalan yang dilalui untuk Kirab juga dipenuhi oleh penonton hingga berakhirnya perjalanan kirab. Setelah Jathilan
mengiringi arak-arakan atau kirab keliling Kampung Tidar Warung, dilanjutkan dengan pementasan Jathilan di lapangan yang berada di arena Padepokan
Makukuhan. Penonton dengan setia juga memadati arena tersebut hingga bwakhimya pementasan Jathi\an, mu\ai dari sekelompok anak-anak hingga orang
tua, maupun kelompok remaja. Mereka tidak memandang usia atau status sosial darimanapun, tetapi mereka terintegrasi satu dengan yang lainnya.
Melihat penyajian Jathilan dalam Upacara Ritual Kirab Pusaka yang terhitung singkat tetapi menarik, bagi masyarakat merasakan kerinduan tersendiri
untuk menikmatinya kembali. Penonton secara umum menilai bahwa pertunjukan Jathilan dalam Kirab Pusaka dilihat dari penyajian gerak dan kostumnya secara
keseluruhan sudah terolah dengan baik, bahkan ketika melihat salah satu tari yang ada di kelompok Jathilan, yaitu tari Brasak penonton merasa terbawa
dengan ritme gerakan yang serentak dan bunyi gongseng yang dikenakannya.
107
Karena berlandaskan kerukunan dan kerjasama yang baik, maka kelangsungan hidup pertunjukan Jathilan ini sangat baik bahkan sedikit demi
sedikit mengikuti perkembangan jaman. Lembaga pemerintah pun mulai manaruh perhatian kepada kelompok kesenian yang memiliki semangat untuk berkembang,
yaitu dengan mengadakan perlombaan atau festival-festival, selain itu juga memberikan bantuan untuk biaya pengembangan.
4.2. Fungsi Jathilan da I am Kirab Pusaka