18
Jathilan dipentaskan oleh dua penari atau lebih berpasangan, yang melakukan gerak seperti berperang. Di beberapa daerah, tari ini masih dianggap
keramat dan digelar dalam upacara yang bersifat mistis dan saat ini mengalami perkembangan menjadi bentuk hiburan, barongan, yang ditarikan oleh seniman
keliling. Tulisan-tulisan tentang Jathilan yang penulis dapatkan pada umumnya
masih merupakan informasi yang bersifat sekunder. Namun, informasi tersebut sangat mendukung dan dapat dijadikan sebagai sumber atau pijakan dalam
memahami dan mendiskripsikan fungsi pertunjukan Jathilan pada umumnya. Penulis selama ini belum menemukan karya ilmiah lain yang secara khusus
mengkaji tentang Jathilan dalam Upacara Ritual Kirab Pusaka pada masyarakat Kampung Tidar Warung, Kelurahan Tidar, Magelang. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa penelitian ini orsinal.
1.5.5. Model Kerangka Teoritis
Berdasarkan perumusan masalah, kerangka teori ini merupakan suatu upaya untuk mengidentifikasi, memahami, mengetahui dan menjelaskan tentang
sebuah pemikiran sehingga dapat dijadikan landasan dalam melaksanakan penelitian. Penelitian ini pendekatan teoritisnya bersifat interdisiplin, yaitu :
antropologi, kesenian, dan sosiologi. Pengkajian tentang fenomena manusia atau masyarakat, termasuk juga perilaku dan hasil perilakunya, memerlukan upaya
peninjauan dari berbagai segi, agar diperoleh amatan yang menyeluruh. Pengkajian humaniora semacam ini sesuai dengan konsep pendekatan sistem yang
19
memandang setiap unsur dalam satu peristiwa atau fenomena masyarakat berkait dan saling berhubungan.
Model kerangka teoretis dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Gambar : 1
Kerangka teoretis penelitian diadaptasi dari Rohidi, 2000
Berdasarkan konsep kebudayaan Geertz, masalah teoritis penelitian berjudul “Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Jathilan dalam Upacara Ritual Kirab
Kebudayaan
Pranata-pranata Sosial ekonomi, pendidikan,
teknologi, dsb Sumber Daya
Alam Fisik Sosial Budaya
Masyarakat Tidar Warung,
Magelang Kebutuhan Pribadi,
Sosial dan Integratif
Perilaku Manusia
Jathilan dalam Upacara Ritual Kirab Pusaka
Struktur Fungsi
Jathilan Bentuk
20
Pusaka pada masyarakat Kampung Tidar Warung, Kelurahan Tidar, Magelang”, ini pada dasarnya adalah perihal bentuk dan fungsi yang digunakan pada ritual
adat masyarakat Tidar Warung, Magelang, terutama yang berkait dengan bentuk pertunjukan Jathilan dalam Upacara Ritual Kirab Pusaka dan fungsinya yang
dikaji berdasarkan kerangka budayanya. Dalam hal ini, keberadaan Jathilan di Tidar Warung ditentukan oleh adanya hubungan erat antara kebudayaan sebagai
pola makna, fungsi sosial, sistem simbol dan strategi adaptif masyarakat pendukungnya. 1 Yang pada hakekatnya terbentuk karena tuntutan kebutuhan
hayati, sosial, dan budaya setempat, 2 Didukung sumber daya alam atau fisik, sosial dan budaya setempat, 3 Serta diwarnai oleh jaringan makna kontekstual
berupa kepercayaan, mitos, kosmologi, dsb.
1.6. Metode Penelitian