8
1. Bagi penulis secara langsung dapat melihat dan mengapresiasikan Kirab
Pusaka di Kampung Tidar Warung, Kelurahan Tidar, Magelang yang dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu pengetahuan tentang seni tari
khususnya Jathilan yang berada dalam Kirab Pusaka di Magelang. 2.
Bagi masyarakat secara umum, pentingnya dapat memberi pemahaman dan menunjukkan tentang khasanah ritual adat etnis, terutama pengetahuan
tentang rangkaian ritual adat budaya masyarakat. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara mendalam dan
memperkaya budaya etnis yang berada di Magelang terhadap Kirab Pusaka yang berkait dengan nilai-nilai ritual, kepercayaan, fungsi serta maknanya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
peneliti lanjutan berupa konsep dasar dan bentuk Kirab Pusaka sebagai ritual adat melalui analisis struktur dan fungsinya.
4. Bagi Departemen Pariwisata dan Dinas Pendidikan setempat, penelitian dapat
memberikan informasi dan dokumentasi bahwa Kirab Pusaka di Kampung Tidar Warung, Kelurahan Tidar, Magelang, merupakan adat budaya bangsa
yang perlu upaya pelestarian dalam rangka apresiasi seni budaya di Jawa Tengah adalah kekayaan, pluraritas, dan kekuatan etnisitas.
1.5. Kerangka Teoritis
1.5.1. Kesenian dalam Lingkup Kebudayaan
Kesenian merupakan salah satu unsur universal dari kebudayaan. Dalam pengaruh ini tersirat bahwa kesenian telah menyertai kehidupan manusia sejak ia
9
mengembangkan potensi kemanusiaannya. Kesenian menyertai di manapun dan kapanpun manusia itu berada. Betapapun sederhana dan terbatasnya kehidupan
manusia, ia senantiasa menyisihkan waktunya, untuk mengekspresikan dan menikmati keindahan. Berekspresi estetik merupakan salah satu kebutuhan
manusia yang tergolong ke dalam kebutuhan budaya. Kebudayaan ini muncul karena adanya dorongan dalam diri manusia
yang secara hakiki senantiasa ingin merefleksikan eksistensinya sebagai makhluk yang bermoral. Berakal pikiran dan bercita rasa. Pemenuhan kebutuhan estetik
tersebut dilakukan manusia melalui kebudayaannya, khususnya melalui keseniannya. Kesenian dalam hal ini merupakan unsur integratif yang mengikat
dan mempersatukan pedoman-pedoman bertindak yang berbeda-beda menjadi satu desain yang bulat, menyeluruh, dan operasional serta dapat diterima sebagai
alat yang refleksikan konfigurasi dari desain itu Rohidi, 2000 : 114. Kesenian ada, berkembang, dan dibakukan, di dalam atau dan melalui
tradisi-tradisi sosial suatu masyarakat. Seperti halnya dengan unsur-unsur kebudayaan lainnya, kesenian juga berfungsi untuk menopang dan
mempertahankan kolektivitas sosial. Kesenian adalah milik masyarakat, walaupun dalam kenyataannya yang menjadi pendukung kesenian itu adalah individu-
individu masyarakat, yang bersangkutan. Dengan memandang kesenian sebagai unsur dalam kebudayaan, atau subsistem dari kebudayaan, maka dengan jelas
dapat dilihat fungsinya dalam kehidupan manusia. Kesenian, sebagaimana juga kebudayaan, dilihat kesejajaran konsepnya adalah pedoman hidup bagi
masyarakat pendukungnya dalam mengadakan kegiatannya; yang di dalamnya
10
berisikan perangkat model kognisi, sistem simbolik, atau pemberian makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara
historis. Model kognisi atau sistem simbol ini digunakan secara selektif oleh masyarakat pendukungnya untuk berkomunikasi, melestarikan, menghubungkan
pengetahuan, dan bersikap serta bertindak untuk memenuhi kebutuhan integratifnya yang bertalian dengan pengungkapan atau penghayatan estetiknya.
Soedarsono 2001:53 mengungkapkan, bahwa di Indonesia seni pertunjukan sebagai suatu disiplin adalah termasuk relatif muda, karena itu dalam
kebutuhan penelitian masih memerlukan uluran tangan dari berbagai pendekatan atau disiplin lain, yang disebut dengan pendekatan multidisiplin. Senada dengan
ungkapan Soedarsono tersebut, Murgianto 1998:6-23 juga berpendapat bahwa kajian pertunjukan adalah sebuah disiplin baru, yaitu sebuah pendekatan
interdisiplin yang mempertemukan berbagai disiplin, teater, antropologi, antropologi tari, etnologi, psikologi, foklore, simiotik, sejarah, linguistik,
koreografi, dan kritik sastra. Selanjutnya dijelaskan pula, bahwa kajian pertunjukan tidak terbatas pada tontotan di atas panggung saja, tetapi juga yang
terjadi di luar panggung seperti olahraga, permainan, sirkus, karnaval, perjalanan ziarah, nyekar, dan ritual.
Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang senantiasa ada pada setiap kebudayaan. Hal itu erat hubungannya dengan kebutuhan manusia
yang mendasar yaitu untuk memenuhi kepuasannya akan keindahan.
11
1.5.2. Fungsi Seni Pertunjukan