Pola Pembinaan Anak Korban Kekerasan Anak dalam Keluarga

Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pengurus Panti Sosial Petirahan Anak PSPA ”Satria” untuk meningkatkan peranannya dalam menyelesaikan masalah sosial anak. Serta sebagai pertimbangan dan sumbangan dalam mengambil kebijakan yang digunakan untuk meningkatkan pola pembinaan korban kekerasan anak. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan pada masyarakat untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak dalam keluarga.

E. Batasan Istilah

Untuk mempertegas ruang lingkup permasalahan serta penelitian lebih terarah, maka istilah-istilah dalam judul penelitian perlu diberi batasan- batasan:

1. Pola Pembinaan Anak

Pola pembinaan anak adalah suatu sistem, cara, atau pola yang digunakan untuk diterapkan dalam kehidupan terhadap anak, meliputi cara mengasuh, membina, mengarahkan, membimbing dan memimpin anak yang dilakukan secara efesien dan efektif. Pola pembinaan dilakukan dengan memberikan bimbingan kepada anak yang menjadi korban kekerasan dalam keluarga. Pembinaan atau bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pola pembinaan yang dilakukan meliputi tiga bidang yaitu pembinaan mental, pembinaan sosial, dan pembinaan keterampilan.

2. Korban Kekerasan Anak dalam Keluarga

Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Dari segi hukum maupun sosiologis, kasus kekerasan merupakan perbuatan yang tercela dan tidak dibenarkan seperti kasus kekerasan terhadap anak. Tindakan kekerasan terhadap anak dapat terjadi kapan saja, dialami siapa saja, dan dilakukan oleh siapa saja. Kekerasan terhadap anak banyak dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak. Salah satu kekerasan anak yang terjadi yaitu berupa kekerasan fisik, sebagaimana dinyatakan oleh Suyanto. Kekerasan terhadap anak yaitu peristiwa pelukaan fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak yang mana itu semua diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak Suyanto, 2010: 28. Kekerasan terhadap anak biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat, salah satunya adalah keluarga. Ada beberapa faktor pendorong terjadinya kekerasan atau pelanggaran dalam keluarga yaitu faktor ekonomi, masalah keluarga, faktor perceraian, kelahiran anak diluar nikah, permasalahan jiwa atau psikologis, tidak dimilikinya pendidikan atau pengetahuan religi yang memadai. Kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak memiliki bentuk yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk kekerasan anak dalam keluarga terdiri dari kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi.

3. Panti Sosial Petirahan Anak PSPA “Satria” Baturaden