Perlindungan  Sosial  Anak  RPSA,  Taman  Balita  Sejahtera  TBS,  dan Pekerja Sosial Sekolah.
Korban  Kekerasaaan  anak  dalam  keluarga  mendapat  perlindungan melalui  layanan  Rumah  Perlindungan  Sosial  Anak  RPSA  yang  merupakan
salah  satu  dari  layanan  Panti  Sosial  Petirahan  Anak  PSPA  “Satria” Baturaden.  Program  pelayanan  Rumah  Perlindungan  Sosial  Anak  RPSA
dimulai  sejak  tahun  2007.  Adupun  fungsi  dari  Rumah  Perlindungan  Sosial Anak RPSA yaitu:
1. Pemberian  layanan  segera  bagi  anak  yang  mengalami  tindak  kekerasan
dan perlakuan salah Emergency Service. 2.
Perlindungan Protaction. Perlindungan bertujuan untuk mengusahakan pengamanan pengadaan dan
pemenuhan  kesejahteraan  rohaniah  dan  jasmaniah  anak  yang  sesuai dengan kepentingannya dan hak asasinya Gosita, 1989: 3.
3. Pengembalian  keberfungsian  sosial  anak  agar  dapat  melaksanakan
peranannya secara wajar Rehabilitation. 4.
Pemulihan kondisi mental anak akibat tekanan dan trauma Recovery. 5.
Pembelaaan hak-hak anak Advocation. 6.
Penyatuan  kembali  anak  pada  keluarga  asli,  keluarga  pengganti  atau lembaga lain Reunification.
E. KERANGKA BERPIKIR
Anak  merupakan    bagian  dari  keluarga  yang  secara  sosial  dan psikologis  tidak  terlepas  dari  pembinaan  pendidikan  orang  tua.  Peran  orang
tua sangat diperlukan karena masa anak-anak merupakan masa yang labil, naik turun  tidak  menentu  dan  mudah  berubah.  Oleh  karena  itu  orang  tua  wajib
untuk  memberikan  perlindungan,  kasih  sayang,  pendidikan,  dan  memberikan pembinaan kepribadian kepada seorang anak.
Pola pengasuhan atau pembinaan anak yang dilakukan oleh orang tua pada umumya terdiri dari pola pengasuhan otoriter, demokratis, dan permisif.
Dalam  pembinaan  kepribadian  terhadap  anak  setiap  orang  tua  memiliki  cara yang berbeda-beda. Banyak orang tua yang memberikan hukuman yang tidak
bersifat mendidik terhadap anaknya. Sehingga orang tua berbuat menyimpang dalam membina anaknya. Hal tersebut dapat menimbulkan kekerasan terhadap
anak.  Padahal  seorang  anak  ingin  dicintai,  dihargai,  dan  diakui  serta mendapatkan tempat dalam kelompoknya.
Anak  dapat  menjadi  korban  kekerasan  di  dalam  keluarga,  sehingga perlu  adanya  perlindungan  dari  berbagai  pihak,  diantaranya  pemerintah  dan
masyarakat. Salah satu lembaga perlindungan anak dari pemerintah yaitu Panti Sosial  yang  bertugas  melindungi  anak-anak  korban  kekerasan.  Panti  Sosial
memberikan  perlindungan  agar  anak  mendapatkan  kasih  sayang,  pendidikan, pembinaan.  Pembinaan  yang  dilakukan  oleh  Panti  Sosial  berupa  pembinaan
mental,  pembinaan  sosial,  dan  pembinaan  keterampilan  terhadap  anak  yang menjadi korban kekerasan.
Pola  pembinaan  mental,  pembinaan  sosial,  pembinaan  keterampilan yang  diberikan  oleh  Panti  Sosial  kepada  anak  korban  kekerasan  diharapkan
dapat  mengatasi  masalah  anak  misalnya  mengurangi  trauma  yang  dirasakan oleh anak. Serta dapat membentuk kepribadian anak menjadi anak yang baik.
Sehingga  anak  dapat  kembali  lagi  kepada  keluarganya  dan  hidup  dalam lingkungan keluarga.
Pola pembinaan terhadap korban kekerasan anak dalam keluarga ini terdapat  di  Panti  Sosial  Petirahan  Anak  PSPA  “Satria”  Baturaden  dengan
program layanan Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA.
Bagan Kerangka Berpikir
Keluarga
Otoriter Demokratis
Permisif
Anak Korban
Kekerasan
Panti Sosial Pembinaan
Mental Pembinaan
Sosial Pembinaan
Keterampilan Anak yang
baik
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Pada  penelitian  ini  peneliti  mengambil  suatu  lokasi  tertentu  yaitu pada  Panti  Sosial  Petirahan
Anak  PSPA  “Satria”  Baturaden,  yang beralamatkan di Jalan Raya Barat Baturaden.
B. Fokus Penelitian
Penentuan  fokus  suatu  penelitian  memiliki  dua  maksud  tertentu. Pertama,  penetapan  fokus  dapat  membatasi  studi.  Jadi  dalam  hal  ini  fokus
akan  membatasi  bidang  inkuiri.  Kedua,  penetapan  fokus  itu  berfungsi  untuk memenuhi  kriteria  inklusi-eksklusi  atau  kriteria  masuk-keluar  inclusion-
exlusion criteria suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan Moleong, 2007: 94.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah: 1.
Latar belakang pola asuh dalam keluarga anak korban kekerasan. 2.
Pola pembinaan yang terdiri dari pembinaan mental, pembinaan sosial, dan pembinaan keterampilan yang dilakukan terhadap korban kekerasaan anak
dalam keluarga di Panti Sosial Petirahan Anak PSPA “Satria” Baturaden. 3.
Hambatan-hambatan  yang  dihadapi  terkait  pola  pembinaan  mental, pembinaan  sosial,  dan  pembinaan  keterampilan  yang  dilakukan  terhadap
37