Hambatan dalam Pembinaan Program Layanan Rumah

kebersihan dan kerapihan asrama yang dilaksanakan pada hari selasa sampai hari sabtu pada pukul 06.30-08.00. Penerima manfaat dapat menyalurkan bakat atau hobi melalui kegiatan olahraga yang dilaksanakan di aula setiap hari minggu pada pukul 06.30-08.00. Seperti penerima manfaat yang berinisial INA, MJ, DS yang mempunyai hobi bermain badminton. Mereka melaksanakan olahraga dengan bermain badminton di aula. Selain badminton juga ada olahraga yang lain seperti SKJ. Bentuk kegiatan dalam pembinaan keterampilan bertujuan agar anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki serta bangkit dari ketidakberdayaannya sehingga dapat tumbuh sebagaimana mestinya.

5. Hambatan dalam Pembinaan Program Layanan Rumah

Perlindungan Sosial Anak di Panti Sosial Petirahan Anak PSPA “Satria” Baturaden Program pelayanan Rumah Perlindungan Sosial Ana k di PSPA “Satria” Baturaden dalam menjalankan tugas dan kewajibannya untuk melakukan pembinaan terhadap korban kekerasan anak dalam keluarga sudah hampir bagus, akan tetapi masih mengalami hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan yang dialami Rumah Perlindungan Sosial Anak di PSPA “Satria” Baturaden adalah sebagai berikut: a. Perkembangan anak yang berbeda Anak yang mengalami kekerasan dalam keluarga memiliki usia yang berbeda-beda. Selain itu setiap anak mempunyai kasus yang berbeda-beda sehingga trauma atau rasa takut yang dimiliki oleh anak juga berbeda. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ambar selaku psikososial sebagai berikut: “Yang mesti anaknya unik ya satu dengan yang lain berbeda, satu anak permasalahannya berbeda- beda”wawancara tanggal 12 Mei 2011. Rasa takut atau trauma yang dialami menyebabkan anak sulit untuk menerima materi pembinaan yang diberikan oleh pengurus. Selain itu, sifat anak yang masih labil juga menyebabkan anak sulit untuk menerima pembinaan. Bapak Taufik selaku Sakti Peksos mengungkapkan bahwa: “Karena sifat anak yang masih labil jadi kadang kita kasih tau anaknya susah, sama disini kan beda tingkatan usia juga”wawancara tanggal 11 Mei 2011. b. Kurangnya keterbukaan dalam diri anak Keterbukaan merupakan faktor penting dalam pembinaan terhadap anak sebab anak yang berada dalam Rumah Perlindungan Sosial Anak di PSPA”Satria” Baturaden merupakan anak yang mengalami permasalahan. Semua petugas pembinaan harus mengetahui setiap kasus yang dialami oleh anak agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak. Akan tetapi, tidak semua anak dapat bersikap terbuka terhadap pengurus Rumah Perlindungan Sosial Anak di PSPA”Satria” Baturaden. Hal ini dapat menghambat proses pelayanan atau pembinaan yang akan diberikan kepada anak. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Unik selaku pengasuh sebagai berikut: “Korban ada yang suka memendam masalahnya sendiri” wawancara tanggal 11 Mei 2011. c. Sarana dan prasarana yang kurang memadai Penyelenggaraan pembinaan tidak akan berlangsung dengan lancar jika tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pembinaan tersebut. Sarana prasarana tersebut berupa peralatan yang memadai yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan. Sarana dan prasarana dapat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembinaan. Berdasarkan observasi secara langsung Rumah Perlindungan Sosial Anak di PSPA “Satria” Baturaden, sarana dan prasarana pembinaan ada yang kurang memadai seperti komputer yang mengalami kerusakan sehingga untuk sementara tidak dapat digunakan oleh penerima manfaat. Ibu Fifi selaku pengasuh mengungkapkan bahwa: “Kalau komputer sebetulnya sih ada tapi lagi perbaikan, komputernya rusak diganti yang lain”wawancara tanggal 12 Mei 2011. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pelaksanan pembinaan kurang maksimal atau terhambat karena sarana dan prasarana pembinaan yang kurang memadai. observasi tanggal 09 Mei 2011.

6. Upaya dalam Mengatasi Hambatan Pembinaan Program Layanan