kemampuan yang terbatas. Bila senyawa atau ekstrak ini digunakan di alam biodegradable, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif
aman bagi manusia maupun ternak karena residunya mudah hilang. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan diduga berfungsi
sebagai insektisida diantaranya adalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, steroid, dan minyak atsiri Kardinan, 2000.
Insektisida ini apabila diaplikasikan akan membunuh organisme sasaran dan setelah itu residunya akan cepat hilang.
c. Insektisida Non Nabati Untuk pengendalian ini digunakan bahan kimia yang berkhasiat
membunuh serangga insektisida atau hanya untuk menghalau serangga saja repellent. Kebaikan cara pengendalian ini adalah dapat dilakukan
dengan segera dan meliputi daerah yang luas, sehingga dapat menekan populasi serangga dalam waktu yang singkat. Keburukannya karena cara
pengendalian ini hanya bersifat sementara, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, kemungkinan timbulnya resistensi serangga
terhadap insektisida dan mengakibatkan matinya beberapa pemangsa Gandahusada, 2006.
2.1.3.3 . Cara Kerja Insektisida Nabati
Cara kerja insektisida nabati dalam membunuh hama dapat dibedakan menjadi tiga golongan Sutanto, 2008 :
1. Racun Perut Insektisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai
untuk membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat, dan penggigit. Daya bunuhnya melalui perut. Insektisida masuk ke dalam
perut serangga melalui mulut, diabsorbsi ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan.
2. Racun Kontak Serangga yang mempunyai bagian mulut untuk menggigit dan
mengambil makanannya dari bawah pemukaan daun atau bagian tanaman lainnya dan tidak terkena racun yang disemprotkan atau
ditebarkan pada permukaannya, harus dihadapi dengan racun kontak. Insektisida jenis racun kontak, membunuh hewan sasaran dengan
masuk ke dalam tubuh melalui kulit, menembus saluran darah, atau dengan melalui saluran pernafasan. Racun jenis ini dapat digunakan
dalam bentuk cairan atau tepung. 3. Racun Gas
Jenis racun yang disebut juga fumigant ini digunakan terbatas pada ruangan-ruangan tertutup. Insektisida masuk melalui pernapasan
dan melalui permukaan badan serangga. Insektisida ini dapat diterapkan pada semua jenis serangga tanpa melihat jenis mulutnya.
2.1.3.4 . Teknik Menghasilkan Insektisida Nabati
Pembuatan insektisida alami dilakukan melalui beberapa proses penanganan bahan tumbuhan secara baik agar tidak kehilangan aktifitas
hayatinya. Teknik untuk menghasilkan insektisida nabati menurut Naria 2003 antara lain sebagai berikut :
1. Penggerusan, penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk
menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta. 2. Rendaman untuk produk ekstrak.
3. Ekstraksi dengan bahan kimia pelarut.
Ekstraksi adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan penyari simplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung BPOM RI, 2010. Menurut Darwis D. 2000 dalam Sofia Lenny 2006, ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu : 1 Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi dengan pelarut air pada suhu 100
C selama 3 jam. Pembuatan infusa merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan
herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. 2 Maserasi
Maserasi adalah
proses pengekstraksi
simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Secara teknologi termasuk
ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi berarti dilakukan pengadukan yang kontinu
terus-menerus. Remaserasi
berarti dilakukan
pengulangan
penambah pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.
3 Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut sampai sempurna
exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap
maserasi antara, dan tahap perkolasi sebenarnya penetasan atau penampungan ekstrak.
2.1.3.5 . Keunggulan Insektisida Nabati