Pengendalian Fisik . Pengendalian Kimiawi Pengendalian Biologis . Pengendalian Genetika

2.1.2.2 . Pengendalian

Pengendalian merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya kontak antara nyamuk dengan manusia. Pengendalian vektor bertujuan untuk mengurangi atau menekan populasi vektor serendah-rendahnya, sehingga tidak berarti lagi sebagai penular penyakit dan menghindarkan kontak antara vektor dan manusia. Menurut Sutanto 2008 pengendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

2.1.2.2.1. Pengendalian Fisik

Pada pengendalian fisik digunakan alat fisika untuk pemanasan, pembekuan, dan penggunan alat listrik untuk pengadaan angin, penyinaran yang dapat membunuh atau mengganggu kehidupan serangga. Suhu 60˚C dan suhu beku akan membunuh serangga, sedangkan pada suhu dingin akan menyebabkan serangga tidak melakukan aktivitasnya.

2.1.2.2.2 . Pengendalian Kimiawi

Penggunaan insektisida ditujukan untuk mengendalikan populasi vektor, sehingga diharapkan penularan penyakit dapat ditekan seminimal mungkin. Pengendalian kimia yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan penggunaan repellent, insektisida untuk penyemprotan spray, fogging untuk vektor dewasa, dan larvasida untuk pengendalian larva.

2.1.2.2.3. Pengendalian Biologis

Cara pengendalian secara biologi dengan menggunakan organisme yang pada umumnya bersifat predator. Beberapa parasit dari golongan nematoda, bakteri, protozoa, jamur, dan virus dapat dipakai sebagai pengendalian larva nyamuk. Arthropoda juga dapat sebagai pengendali nyamuk dewasa. Predator yang baik untuk pengendalian larva nyamuk terdiri dari beberapa jenis ikan, larva nyamuk yang berukuran lebih besar, larva, capung, dan Crustaceae.

2.1.2.2.4 . Pengendalian Genetika

Pengendalian genetika bertujuan mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan populasi baru yang tidak merugikan. Beberapa cara berdasarkan mengubah kemampuan reproduksi dengan jalan memandulkan serangga jantan. Pemandulan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti preparat TEPA atau dengan radiasi Cobalt 60, antimitotik, antimetabolit. Kemudian serangga ini diperbanyak dan dilepaskan di alam bebas, tempat populasi serangga berbahaya tadi. Zat kimia atau radiasi itu merusak DNA di dalam kromosom sperma tanpa mengganggu proses pematangan, ini disebut sterile male technic release Gandahusada, 2006. Mengawinkan antar strain nyamuk dapat menyebabkan sitoplasma telur tidak dapat tembus oleh sperma, sehingga sering terjadi pembuahan, disebut cytoplasmic incompatibility. Mengawinkan serangga antar spesies terdekat akan mendapatkan keturunan jantan yang steril disebut hybrid sterility Gandahusada, 2006.

2.1.2.2.5 . Pengendalian Terpadu