3.3.1.4 Instrumen Pedoman Wawancara
Penyusunan instrumen pedoman wawancara dilakukan dengan mengacu kepada tahap pemecahan masalah menurut Polya. Pertanyaan wawancara
bertujuan untuk mengetahui deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa.
3.3.2 Validasi
Validasi dilakukan terhadap instrumen-instrumen berikut: 1 angket gaya belajar siswa, 2 rencana pelaksanaan pembelajaran, 3 tes kemampuan
pemecahan masalah, dan 3 pedoman wawancara. Ada tiga macam validitas yang akan divalidasi pada penelitian ini, yaitu
validitas isi, konstruk, dan empirik internal. Validitas isi meninjau tentang ketepatan teori-teori yang digunakan sebagai bahan rujukan, ketepatan materi
yang digunakan untuk mengidentifikasi gaya belajar siswa, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, serta membuat pertanyaan wawancara kemampuan
pemecahan masalah. Validitas konstruk meninjau tentang ketepatan ataupun kelogisan dari item angket yang digunakan, rencana pelaksanaan pembelajaran
yang disusun, serta pertanyaan-pertanyaan pada wawancara kemampuan pemecahan masalah. Validitas isi dan konstruk akan dilakukan oleh para ahli yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup di bidangnya masing-masing. Validasi instrumen angket gaya belajar dilakukan oleh tiga validator yaitu
seorang dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Unnes, seorang dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes, dan seorang dosen Jurusan Psikologi Unnes.
Pemilihan tiga validator ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu: 1 instrumen angket gaya belajar yang digunakan merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris sehingga perlu ahli yang paham mengenai bahasa Inggris, 2 instrumen angket gaya belajar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan agar
dimengerti siswa sehingga perlu validator dari ahli yang paham mengenai bahasa Indonesia, dan 3 instrumen penelitian merupakan instrumen untuk mengetahui
gaya belajar siswa sehingga diperlukan validasi dari seorang ahli yang paham mengenai gaya belajar yaitu ahli dari bidang psikologi. Instrumen angket gaya
belajar siswa dikatakan valid apabila minimal dua validator menyatakan bahwa instrumen tersebut valid.
Validasi instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh dua validator yaitu seorang dosen Jurusan Matematika Unnes dan seorang guru
matematika MAN 2 Kudus. Pemilihan dua validator ini berdasarkan pertimbangan yaitu: 1 instrumen rencana pelaksanaan perlu divalidasi oleh ahli yang paham
dengan bidang pendidikan matematika, dan 2 instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran perlu divalidasi oleh seseorang yang paham mengenai kondisi siswa
pada kelas pembelajaran matematika yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen dikatakan valid apabila kedua validator menyatakan bahwa instrumen
tersebut valid. Validasi instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dan pedoman
wawancara dilakukan oleh dua validator yaitu dua orang dosen Jurusan Matematika Unnes. Pemilihan dua validator ini berdasarkan pertimbangan bahwa
instrumen tes kemampuan pemecahan masalah perlu divalidasi oleh ahli dalam bidang matematika dalam hal ini adalah dosen Jurusan Matematika. Instrumen
dikatakan valid jika kedua validator menyatakan bahwa instrumen pedoman wawancara tersebut valid.
Validitas empirik internal dikembangkan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang teramati, kesesuaian item pada angkat gaya belajar, kegiatan pada
rencana pelaksanaan pembelajaran, serta pertanyaan pada wawancara kemampuan pemecahan masalah. Validitas empirik pada penelitian ini ditunjukkan dengan
adanya bukti nyata bahwa terdapat siswa yang menempati masing-masing tipe gaya belajar dengan melalui kegiatan pra-penelitian angket gaya belajar siswa
menurut Kolb.
3.3.3 Pembelajaran Discovery Learning