19
b-3 adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat, konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan membahayakan kehidupan manusia Undang-Undang Republik Indonesia
No.23 th 1997. Pencemaran air banyak terjadi disebabkan oleh adanya pabrik dan
limbah industri domestik. Tidak dipungkiri lagi kalau limbah pabrik dan limbah industri domestik merupakan penyumbang terbesar dalam
peristiwa pencemaran air. Oleh karena itu ini akan dikemukakan kasus pencemaran yang terjadi di Kelurahan Krobokan Kota Semarang. Limbah
ini disebabkan oleh adanya pabrik tahu yang berdiri di tengah-tengah permukiman penduduk Kelurahan Krobokan.
1. Limbah Domestik
Buangan sisa atau kegiatan yang meliputi semua air dari toilet, dapur, restoran, hotel, rumah sakit, laundry, dan lain-lain yang di
buang ke sistem drainase atau ke sungai. Air buangan ini terutama terdiri dari bahan organik termasuk bakteri yang berbahaya, serta
deterjen. Bahan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Pembuangan bahan
organik ke badan air dapat meningkatkan populasi mikroorganisme sehingga tidak tertutup kemungkinan meningkatnya bakteri patogen.
Adanya bahan deterjen dan sejenis sabun, sampho dan bahan
20
pembersih lainnya yang berlebihan di dalam air di tandai dengan adanya buih-buih di permukaan air, sehingga akan menaikan pH air
yang menggangu kehidupan mikroorganisme air, mematikan kehidupan organisme air, merusak lingkungan sekitar Suripin,
1987:158.
2. Limbah Industri
Industrialisasi telah menyebabkan polusi air dan udara. Limbah industri sering mengandung bahan-bahan kimia yang berlebihan
seperti asam alkali, minyak, vaselin, phenol, dan mercury bahan radio aktif yang dapat masukdiserap ke dalam rantai makanan tumbuhan
dan hewan air dan dapat sampai ke tubuh manusia Suripin, 1987:158.
3. Limbah Pertanian
Aliran permukaan dari lahan pertanian dapat menyebabkan polusi air karena pemakaian pupuk, pestisida, dan herbisida pada tanaman
pertaniaan. Polusi dari kegiatan pertanian juga berupa kotoran hewan, dan sisa makanan ternak Suripin, 1987:159. Polusi ini terjadi karena
kotoran hewan yang tidak diolah menjadi pupuk kandang, sehingga kotoran hewan dibiarkan begitu saja sehingga menyebabkan polusi
udara karena bau kotoran hewan yang sangat menyengat.
21
4. Sedimen
Lumpur yang berasal dari erosi tanah yang terbawa aliran permukaan sampai ke saluransungai atau badan air lainnya dapat
menyebabkan polusi, kemurniaan air berkurang dan air menjadi keruh. Kekeruhan ini akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air
Suripin, 1987:159.
C. Pemanfaatan Air Sumur