dijual. Hewan hasil berburu bermacam-macam, seperti landak, kijang, ular dan babi. Harga penjualan hewan buruan juga bermacam-macam sesuai dengan jenis
hewan dan berat tirnbangannya.
Petani dan rombongan yang akan berburu berangkat ke hutan pagi hari sekitar pukul 06.00, biasanya anjing-anjing pelacak sudah disiapkan terlebih dahulu.
Menurut informasi yang didapat dari informan bahwa setiap pemburu yang akan berangkat berburu tidak boleh sarapan, kecuali hanya minum kopi hangat. Alasan
ini dikarenakan mereka akan selalu berlari bersama anjing-anjing pelacak, dengan demikian perut tidak akan terguncang dan mencegah timbulnya rasa sakit perut.
Salah satu pemburu menjelaskan bahwa, semakin hari semakin sulit berburu di hutan tersebut, karena banyaknya hutan yang sudah ditebangi sehingga hewan-
hewan buruan berkurang dan bahkan hampir punah. Hal tersebut membuat para pemburu harus mencari hutan lain untuk dijadikan objek buruan mereka. Berburu
merupakan salah satu jenis pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh beberapa petani.
4.10 Hewan Peliharaan Petani Desa Wonosari
Petani desa Wonosari banyak memiliki hewan peliharaan. Sistem peliharaan yang petani lakukan hanya memelihara ayam dalam jumlah yang sedikit, dalam satu
rumah hanya memelihara 2 atau 3 ayam saja. Salah satu informan penelitian ini sebelumnya memiliki beberapa peliharaan ayam dalam jumlah yang banyak + 20
ekor, namun kemudian satu persatu mati terkena penyakit flu burung, sehingga hanya tinggal beberapa ekor saja. Selain ayam ada juga yang memelihara entok,
hewan peliharaan ini mencari makan di sekitar rumah yaitu sisa nasi atau sayur
yang sudah basi. Makanan yang diberikan pemiliknya berupa rebusan singkong. Peliharaan entok bukan untuk dijual akan tetapi untuk disembelih dan elinrakan
dagingnya jika sewaktu-waktu berkeinginan makan dengan lauk daging. Daging entok juga dibuat lauk pokok ketika petani membuat suatu hajatan, karena daging
entok hampir sama rasanya dengan daging ayam. Hanya saja yang membedakan daging entok lebih padat dari pada daging ayam, sehingga pengelolaannya pun
berbeda, yaitu daging entok harus direbus lebih lama dari pada daging ayam.
Petani penggarap juga ada yang memelihara anjing di rumahnya, tujuannya untuk menjaga keamanan atau dipergunakan untuk berburu hewan di hutan. Anjing-
anjing itu dilepaskan dan berkeiiaran di halaman rumah dan terkadang memasuki rumah pemiliknya dan bahkan ada yang sengaja tidur diruang tamu pemiliknya.
Petani-petanitersebut tidak merasa jijik lagi dengan anjing, karena mereka sudah terbiasa. Sesekali anjing tersebut dielus-elus oleh beberapa anak petani, seolah-
olah sebagai teman bermainnya.
Sedikit sekali petani yang memelihara sapi dan kambing, yaitu hanya ada beberapa petani saja. Hal ini dikarenakan sulitnya mencari rumput untuk makanan
ternak tersebut. Ternak itu terkurung di kandang dan jarang sekali dilepas, karena pemilik ternak merasa khawatir kalau ternaknya akan merusak tanaman tetangga.
Sehingga pemilik ternak ini lebih senang memilih untuk dipelihara dalam kandang saja. Karena ternaknya di dalam kandang, maka pemilik harus mencarikan
makanan atau rumputnya. Kondisi sapi dan kambing yang hidup di dalam kandang itu tidak begitu gemuk karena mereka tidak bergerak bebas. Selain itu