Pasar Warung Kondisi Sarana dan Prasarana Desa Wonosari .1 Jalan dusun
untuk dapat di produksi getahnya dengan waktu yang lama tersebutlah yang menjadi alasan mereka untuk tidak menanami karet. Apalagi kebutuhan untuk
hidup diperlukan setiap hari.
Pada saat melakukan penelitian ini, lahan garapan di desa Wonosari sedang pada masa pemeliharaan, yaitu pembersihan rumput dan pemberian pupuk. Kondisi
tanam karet, tidak begitu subur karena tanahnya yang terlihat merah. Jadi dengan demikian sangat bergantung dengan pupuk untuk kesuburan tanahnya. Selain itu
menurut informan, tanah tidak subur karena sudah beberapa kali panen singkong sehingga tanahnya sudah terbalik-balik. Walaupun demikian petani disana tetap
menanami lahan mereka dengan tanaman singkong.
Walaupun tanaman karet adalah tanaman yang dominan, akan tetapi ada juga petani yang menanami lahannya dengan padi dan jagung serta kacang-kacangan,
karena pada saat musim penghujan cuaca cocok untuk ditanami jenis palawija. Hasil panen yang berupa padi,jagung dan kacang tanah serta sayuran hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri sub sistem dan bukan untuk dijual.
Pada bulan Februari 2007, PT. SIL sedang melakukan penebangan terhadap kayu- kayu AkasiaAlbasia yang telah cukup umur, dan kemudian lahan yang telah
kosong kemudian ditanam kembali dengan Akasia atau karet yang merupakan tanaman industri.. Sebagian hutan Akasia yang telah ditebangi, sudah mulai
ditanami karet dan sebagiannya ditanami Akasia kembali. Di hutan Akasia itu, masyarakat sekitar memanfaatkannya sebagai tempat berburu hewan, kemudian
hasilnya ada yang dibawa pulang untuk dikonsumsi sendiri dan ada juga yang
dijual. Hewan hasil berburu bermacam-macam, seperti landak, kijang, ular dan babi. Harga penjualan hewan buruan juga bermacam-macam sesuai dengan jenis
hewan dan berat tirnbangannya.
Petani dan rombongan yang akan berburu berangkat ke hutan pagi hari sekitar pukul 06.00, biasanya anjing-anjing pelacak sudah disiapkan terlebih dahulu.
Menurut informasi yang didapat dari informan bahwa setiap pemburu yang akan berangkat berburu tidak boleh sarapan, kecuali hanya minum kopi hangat. Alasan
ini dikarenakan mereka akan selalu berlari bersama anjing-anjing pelacak, dengan demikian perut tidak akan terguncang dan mencegah timbulnya rasa sakit perut.
Salah satu pemburu menjelaskan bahwa, semakin hari semakin sulit berburu di hutan tersebut, karena banyaknya hutan yang sudah ditebangi sehingga hewan-
hewan buruan berkurang dan bahkan hampir punah. Hal tersebut membuat para pemburu harus mencari hutan lain untuk dijadikan objek buruan mereka. Berburu
merupakan salah satu jenis pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh beberapa petani.