Pengertian Laporan Keuangan PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2014
sales on
margin Profit
penjualan pokok
Harga bersih
Penjualan margin
Profit −
=
Penjualan Total
Bersih Laba
margin profit
Net =
a. Profit margin profit margin on sales b. Return on Asset ROA
c. Return on equity ROE d. Laba per lembar saham.
1. Profit Margin profit margin on sales Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin laba atas penjualan
merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini dikenal juga dengan nama profit margin.
Terdapat dua rumusan untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut; a. Untuk margin laba kotor dengan rumus:
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relative terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara
untuk penetapan harga pokok penjualan. b. Untuk margin laba bersih dengan rumus:
Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini
menunjukkan pendapatan bersih perusahaan penjualan. Profit Margin on Sales maupun Net Profit Margin apabila rasionya tinggi ini menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sebaliknya kalau rasionya rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah
untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Rasio yang rendah bisa
menunjukkan ketidak efisienan manajemen. 2. Return on Asset ROA
Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih sebelum pajak terhadap jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa
besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi berarti menujukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manejemen.
Hanafi dan Halim 2003 menyatakan bahwa rasio Return on Asset ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
aset tertentu. Demikian juga Syamsudin 2004 mengatakan bahwa Return on Asset ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik
keadaan suatu perusahaan. Return on Asset mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba.
Menurut Prastowo 2008 rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana aktiva yang
dimilikinya. Menurut Robert 2007, menyebutkan bahwa : “ROA as the same income a
company generates during normal operation dividend by its total Asset. This calculation determines how well a company is using its Asset to generate
income.”