Penggunaan dan Debit Air Beban Pencemaran Limbah Domestik

jelasnya hasil pengamatan terhadap bau di Perumnas Bantar Kemang dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7. Pengukuran bau pada tiap stasiun Stasiun Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 saluran depan rumah 1 sabun sabun sabun 4 sabun sabun sabun saluran gabungan 2 sabun tidak sedap sabun 3 sabun tidak sedap sabun 5 sabun tidak sedap sabun 7 sabun sabun sabun outlet 6 tidak sedap tidak sedap tidak sedap sungai 8 tidak berbau tidak berbau tidak berbau Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian LPM-ITB 1994 dalam Kodoatie dan Sjarief 2005, yang menyatakan bahwa air limbah domestik segar memiliki bau sabun dan air limbah domestik yang tidak segar karena adanya dekomposisi akan berbau kurang sedap. Selanjutnya dikatakan bahwa kondisi bau tersebut akan berakibat pada menurunnya nilai estetika atau keindahan. Hasil pengamatan bau di saluran air pembuangan depan satu rumah stasiun 1, 4, saluran air pembuangan gabungan stasiun 2, 3, 5, 7 dan saluran outlet stasiun 6 sudah tidak sesuai dengan Kepgub Jawa Barat No. 381991 tentang peruntukan air dan baku mutu air pada sumber air di Jawa Barat, yang menyatakan air seharusnya tidak berbau.

4.3. Penggunaan dan Debit Air

Dari hasil pengamatan debit didapatkan hasil debit dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa saluran depan satu rumah dan outlet memiliki pola yang mirip, dengan konsumsi maksimum air pada pukul 08.00-10.00, dan konsumsi minimum air pada pukul 13.00-16.00. Penggunaan air yang maksimum tersebut diduga karena aktivitas mencuci dan memasak dilakukan pada pukul 08.00-10.00, sedangkan pada pukul 13.00-16.00, jarang dilakukan aktivitas yang berhubungan dengan air. Pada grafik pengukuran debit di sungai didapatkan hasil yang dapat dikatakan stabil. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Data debit air pada saluran air Perumnas Bantar Kemang, dapat digunakan untuk menduga penggunaan air yang dikonsumsi oleh masyarakat Perumnas Bantar Kemang. Pendugaan konsumsi air dilakukan dengan pendekatan pengukuran debit di depan satu rumah, dengan rata-rata penggunaan satu hari sebesar 0.000011 m 3 detik maka diduga konsumsi untuk masing-masing rumah, adalah 29.38 m 3 bulan. Untuk konsumsi air per orang, dengan asumsi, 1 rumah terdapat 6 orang, maka konsumsi air 163.23 literoranghari. Jumlah ini menurut PDAM Kota Bogor 2007 termasuk konsumsi air yang boros. PDAM Kota Bogor 2007 menyarankan maksimum konsumsi air yang tepat untuk kota sedang seperti Bogor sebesar 122 literoranghari.

4.4. Beban Pencemaran Limbah Domestik

Pada dasarnya limbah domestik cair yang dihasilkan dari perumahan dapat mengandung bermacam-macam bahan pencemar yang tidak terbatas pada parameter yang tercantum pada Kepmen LH Nomor 112 Tahun 2003 tentang limbah domestik seperti deterjen. Di lain pihak limbah tersebut akan membebani ekosistem perairan penerimanya, adapun besarnya beban pencemaran dari setiap parameter kualitas limbah domestik cair dari Perumnas Bantar Kemang setiap hari yang akan diterima oleh ekosistem perairan Sungai Ciliwung dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8 merupakan tabel pendugaan beban pencemaran dengan pendekatan beban yang dihasilkan per rumah, sedangkan Tabel 9 merupakan tabel pendekatan beban pencemaran dengan pendekatan beban pencemaran ditinjau dari saluran akhir Tabel 8. Beban pencemaran Perumnas Bantar Kemang dengan pendekatan per rumah Parameter beban kgrumahhari beban kghari TSS 70.19 81981.67 BOD 326.12 380908.37 Minyak Lemak 6.00 7008.48 Deterjen 2.49 2907.49 Beban dari 1168 rumah PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Tabel 9. Beban pencemaran Perumnas Bantar Kemang dengan pendekatan saluran akhir outlet Parameter konsentrasi rata-rata mgl debit rata-rata m3det beban kghari TSS 48.33 0.00117 4891.13 BOD 495.39 0.00117 50131.17 Minyak Lemak 7.39 0.00117 748.17 Deterjen 4.00 0.00117 404.78 Dari pendugaan beban pencemaran dari pendekatan per rumah dan saluran akhir outlet maka dapat diketahui jumlah beban yang dihasilkan sangat besar. Tetapi terdapat perbedaan pendugaan beban pencemaran yang dihasilkan antara pendekatan per rumah dengan pendekatan saluran akhir, hal ini diduga karena adanya kebocoran pada saluran sehingga air limbah terserap pada saluran drainase, penguapan, pengendapan pada saluran air, pengeluaran beban masing- masing rumah serta pada saat pengambilan sampel berbeda. Nilai perhitungan besar ini tergolong cukup besar bila dibandingkan dengan perhitungan beban standar dari penggunaan air oleh PDAM Kota Bogor Lampiran 3. Besarnya beban pencemaran akan memperburuk kondisi Sungai Ciliwung yang sebelum melalui Perumnas Bantar Kemang telah membawa beban yang besar pula Tabel 10. Tabel 10. Beban pencemaran yang dibawa Sungai Ciliwung sebelum saluran akhir Perumnas Bantar Kemang Parameter konsentrasi rata-rata mgl debit rata-rata m3det beban kghari TSS 17.33 2.63 3934258.77 BOD 230.95 2.63 52420744.85 Minyak Lemak 1.13 2.63 256937.36 Deterjen 0.43 2.63 98432.13 4.5. Kontribusi Beban Pencemaran Limbah Domestik yang Berasal dari Perumnas Bantar Kemang pada Badan Air Penerima Kontribusi beban pencemaran limbah domestik yang berasal dari Perumnas Bantar Kemang pada badan air penerima dapat dilihat pada Tabel 11, menggunakan konsep keseimbangan massa mass balance concept menurut Tebbut 1990. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Tabel 11. Kontribusi limbah domestik Sungai Ciliwung dari Perumnas Bantar Kemang Parameter Outlet Sungai Konsentrasi baru sungai mgl Kontribusi mgl konsentrasi rata-rata mgl debit rata- rata literdet konsentrasi rata-rata mgl debit rata- rata literdet TSS 48.33 1.17 17.33 2627.04 17.35 0.02 BOD 495.39 1.17 230.95 2627.04 231.07 0.12 Minyak Lemak 7.39 1.17 1.132 2627.04 1.135 0.003 Deterjen 4.00 1.17 0.434 2627.04 0.435 0.002 Berdasarkan perhitungan konsentrasi air sungai baru setelah menerima limbah dari Perumnas Bantar Kemang menggunakan konsep kesetimbangan massa Lampiran 5, dapat disimpulkan bahwa air limbah domestik Perumnas Bantar Kemang masuk ke dalam Sungai Ciliwung, sehingga mengakibatkan beban pencemaran yang diterima Sungai Ciliwung semakin meningkat. Peningkatan beban tersebut tidak terlalu besar, karena besarnya debit sungai dan kecilnya debit air limbah yang berasal dari saluran akhir Perumnas Bantar Kemang. Berdasarkan analisa contoh air sungai setelah saluran akhir Perumnas Bantar Kemang Lampiran 9 didapatkan hasil yang lebih tinggi dari hasil perhitungan kontribusi. Hal ini diduga karena besarnya masukan bahan pencemar sejenis dari pemukiman sekitar Perumnas Bantar Kemang yang membuang air limbah domestik menuju Sungai Ciliwung. Alaert dan Santika 1984 menyatakan bisa terdapat penyimpangan dalam perhitungan kontribusi menurut konsep keseimbangan massa, karena konsep kesetimbangan massa hanya dapat memberi petunjuk kasar. Tetapi bila dikaji lebih lanjut, akan lebih baik bila Perumnas Bantar Kemang mengolah air limbah domestik, sehingga beban yang diterima Sungai Ciliwung lebih sedikit atau bahkan mengurangi beban yang sebelumnya telah diterima Sungai Ciliwung.

4.6. Penentuan Status Mutu Air