IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Prosedur Penelitian No.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai: A Identifikasi Variabel Penelitian, B Definisi Operasional, C Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel, D Metode Pengumpulan Data, E Validitas, Uji Daya Beda Aitem, dan Reliabilitas Alat Ukur, F Prosedur Pelaksanaan Penelitian, dan G Metode Analisa Data.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini : a. Variabel bebas : kontrol diri b. Variabel tergantung : kecanduan internet

B. DEFINISI OPERASIONAL

1. Kontrol Diri

Kontrol diri adalah kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif dan diterima oleh masyarakat. Kontrol diri pada penelitian ini diungkap melalui alat ukur berupa skala kontrol diri yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan aspek kontrol diri yang diungkapkan oleh Averill dalam Sarafino, 1994. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin tinggi kontrol diri yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah skor Universitas Sumatera Utara yang dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin rendah kontrol diri yang dimilikinya. Aspek yang digunakan untuk mengukur kontrol diri: a. Mengatur pelaksanaan adalah kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. b. Memodifikasi stimulus adalah bagaimana dan kapan individu menghadapi suatu stimulus yang tidak dikehendaki. c. Memperoleh informasi adalah individu menggunakan informasi mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dimiliki,sehingga dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. d. Melakukan penilaian adalah individu menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan memperhatikan segi-segi yang positif. e. Menentukan dan memilih berbagai tindakan adalah kemampuan individu untuk memilih hasil atau suatu tindakan yang tepat dan diterima secara sosial.

2. Kecanduan Internet

Kecanduan internet adalah tingkah laku dimana individu menghabiskan waktu yang banyak dalam bermain internet, kurang tertarik terhadap aktivitas- aktivitas yang lain, merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik dan meliputi symptom-symptom fisik dan mental ketika berusaha untuk menghentikan tingkah laku tersebut. Kecanduan internet pada penelitian ini Universitas Sumatera Utara diungkap melalui alat ukur berupa skala kecanduan internet yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan enam dimensi yang dicantumkan oleh Griffiths 1998. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala kecanduan internet yang diberikan, semakin tinggi kecanduan internet yang dialaminya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala kecanduan internet yang diberikan, maka semakin rendah kecanduan internet yang dialami. Dimensi kecanduan internet yaitu: a. Salience : Hal ini terjadi ketika pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu didominasi oleh internet. Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet. b. Mood modification : hal ini mengacu pada adanya perubahan mood yang dirasakan oleh individu setelah bermain internet. c. Tolerance : hal ini merupakan adanya peningkatan jumlah waktu bermain internet pada individu. d. Withdrawal symptom : adanya perasaan tidak menyenangkan ketika bermain internet ditunda atau dihentikan. e. Conflict : adanya konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya dan dirinya sendiri. f. R elapse : individu kembali bermain internet dalam waktu yang lama setelah adanya kontrol. Universitas Sumatera Utara

C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan penduduk atau individu yang dimaksudkan untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2000. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja pengguna Facebook. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti hanya meneliti sebahagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Karakteristik subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Termasuk dalam remaja pertengahan yaitu usia 15-18 tahun. Karakteristik ini dipilih berdasarkan artikel Gen 2009 yang menyatakan bahwa remaja adalah pengguna terbanyak Facebook, yaitu sebanyak 61,1 dan menurut Monks,dkk 2002, pada usia ini remaja masih memiliki kepribadian yang kenakanan namun sudah mampu untuk melakukan penilaian terhadap tingkah lakunya sendiri. b. Telah menggunakan Facebook minimal selama 6 bulan. Karakteristik ini dipilih berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Young dalam Essau, 2008, dimana individu yang mengalami kecanduan adalah individu yang telah menggunakan Facebook setidaknya selama 6 bulan. Universitas Sumatera Utara c. Menggunakan Facebook selama 5 jam atau lebih dalam sehari. Karakteristik ini dipilih berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Young dalam Essau, 2008, dimana individu yang mengalami kecanduan menghabiskan waktu 5 jam atau lebih ketika bermain internet.

2. Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel yang mewakili populasi Hadi, 2000. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling . Menurut Hadi 2000, nonprobability sampling adalah teknik sampling yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive sampling , yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Hadi, 2000. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi yang berbentuk skala likert dengan beberapa pilihan. Metode skala digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak Universitas Sumatera Utara langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan Azwar, 2002. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga subjek penelitian dapat mengisi dengan mudah Azwar, 2000. Hadi 2000 mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri pada laporan-laporan pribadi self report. Selain itu skala psikologis memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut : 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2. Bahwa apa yang dikatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud peneliti. Prosedur penskalaan model Likert ini didasari oleh dua asumsi Azwar, 2002. 1. Setiap pernyataan yang ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorable positif atau pernyataan yang unfavorable negatif. 2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kontrol diri dan skala kecanduan internet. Universitas Sumatera Utara

1. Skala kontrol diri

Skala kontrol diri dibuat dalam bentuk skala likert. Aitem-aitem dalam skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Averill dalam Sarafino, 1994. Metode skala yang digunakan, disajikan dalam bentuk pernyataan- pernyataan. Pernyataan dalam skala ini berbentuk skala jenjang yang mengungkap intensitas kejadian. Skala yang digunakan memiliki lima pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Netral N, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan bersifat favorabel pernyataan berbentuk positif dan tidak favorabel pernyataan bersifat negatif. Nilai setiap pilihan bergerak dari 0 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorabel adalah SS = 4, S = 3 ,N = 2, TS = 1 dan STS = 0. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak favorabel yaitu SS = 0, S = 1, N = 2, TS = 3 dan STS = 4. Tabel 1. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kontrol Diri No. Aspek Aitem Total Bobot Favorabel Unfavorabel 1. Kemampuan mengatur pelaksanaan. 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 69, 73 6, 16, 26, 36, 46, 56, 65, 71, 74 18 24.32 2. Memodifikasi stimulus 2, 12, 22, 32, 42, 52 7, 17, 27, 37, 47, 57 12 16.21 Universitas Sumatera Utara

2. Skala kecanduan internet

Skala kecanduan internet dibuat dalam bentuk skala likert. Aitem-aitem dalam skala ini disusun berdasarkan enam dimensi yang dinyatakan oleh Griffiths dalam Essau, 2008. Metode skala yang digunakan, disajikan dalam bentuk pernyataan- pernyataan. Pernyataan dalam skala ini berbentuk skala jenjang yang mengungkap intensitas kejadian. Skala yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Netral N, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan bersifat favorabel pernyataan berbentuk positif dan tidak favorabel pernyataan bersifat negatif. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorabel adalah SS = 4, S = 3 , N = 2, TS = 1 dan STS = 0. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak favorabel yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Tabel 2. Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Kecanduan Internet 3. Memperoleh informasi. 3, 13, 23, 33, 43, 53, 62 8, 18, 28, 38, 48, 58, 66 14 18.91 4. Melakukan penilaian 4, 14, 24, 34, 44, 54, 63, 70 9, 19, 29, 39, 49, 59, 67, 72 16 21.62 5. Menentukan dan memilih berbagai tindakan 5, 15, 25, 35, 45, 55, 64 10, 20, 20, 40, 50, 60, 68 14 18.91 74 100 Universitas Sumatera Utara

E. VALIDITAS, UJI DAYA BEDA AITEM DAN REALIBILITAS

ALAT UKUR Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial khususnya Psikologi adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi sangat penting, artinya kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada info yang juga dapat dipercaya Azwar, 2000. Dengan memperhatikan kondisi ini, tampak bahwa alat pengumpulan data memiliki peranan penting. Baik atau tidaknya suatu alat pengumpulan data dalam mengungkap kondisi yang ingin diukur tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan. No. Dimensi Aitem Total Bobot Favorabel Unfavorabel 1. Salience 1, 12, 24, 36, 48 6, 18, 30, 42, 53 10 15.15 2. Mood modification 2, 13, 25, 37, 49 7, 19, 31, 43, 54 10 15.15 3. Tolerance 3, 14, 26, 38, 50, 58 8, 20, 32, 44, 55, 60 12 18.18 4 Withdrawal symptom 4, 15, 27, 39, 51 9, 21, 33, 45, 56 10 15.15 5 Conflict 5, 16, 28, 40, 52, 59, 62, 64 10, 22, 34, 46, 57, 61, 63, 65 16 24.24 6 Relapse 17, 29, 41, 66 11, 23, 35, 47 8 12.12 Total 66 100 Universitas Sumatera Utara

1. Validitas Alat Ukur

Berdasarkan pernyataan Azwar 2000, untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Validitas alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi content validity yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana aitem dalam skala mencakup keseluruhan isi yang hendak diungkap oleh tes tersebut. Hal ini berarti isi alat ukur harus memuat isi yang relevan serta tidak keluar dari batasan alat ukur Azwar, 2000. Pengujian validitas isi menggunakan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan diukur ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun aitem- aitem yang mengacu pada blue print yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, peneliti meminta pertimbangan professional judgment sebelum aitem-aitem dijadikan alat ukur.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem digunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini Universitas Sumatera Utara adalah dengan memilih aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes Azwar, 2000. Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r it yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r it ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r it kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah Azwar, 2005. Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2000. Uji daya beda aitem ini akan digunakan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala kontrol diri dan skala kecanduan internet.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas ini ditunjukkan oleh konsistensi skor yang diperoleh subjek dengan memakai alat yang sama Suryabrata, 2000. Universitas Sumatera Utara Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal yaitu single trial administration dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2000. Formula statistika yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur adalah Alpha Cronbach dengan bantuan komputerisasi dari program SPSS versi 16.0 for Windows. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r xx’ yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

1. Skala Kontrol Diri

Uji coba skala kontrol diri dilakukan terhadap 70 remaja usia 15 sampai 18 tahun, bermain facebook selama 5 jam atau lebih dan telah menggunakan facebook minimal selama 6 bulan. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala kontrol diri akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 3 Distribusi Aitem-aitem Hasil Uji Coba Skala Kontrol Diri Universitas Sumatera Utara No. Aspek Aitem Total Total Favorabel Unfavorabel 1. Kemampuan mengatur pelaksanaan. 1, 11, 31, 41, 61, 73 56,74 8 20 2. Memodifikasi stimulus 2, 12, 22, 32, 42, 52 7, 47,57 9 22,5 3. Memperoleh informasi. 3, 13, 23, 33, 53, 62 58, 66 8 20 4. Melakukan penilaian 4, 14, 24, 34, 44, 54, 63, 70 19, 29, 59 11 27,5 5. Menentukan dan memilih berbagai tindakan 35, 55 , 64 50 4 10 TOTAL 40 100 Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 74 aitem skala kontrol diri diperoleh 40 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r it ≥ 0,3, akan tetapi diadakan lagi pemilihan aitem yang lebih mewakili setiap aspek. Hal ini dikarenakan pada masing-masing aspek tidak mempunyai tujuan ukur yang berbeda secara spesifik satu sama lain melainkan merupakan dimensi saja dari satu tujuan ukur yang lebih luas, maka aitem yang berdiskriminasi tinggi sebagai aitem final tanpa perlu risau mengenai komposisi jumlah aitem dalam setiap aspeknya Azwar, 2004. Jumlah aitem yang dijadikan alat ukur penelitian adalah sejumlah 40 aitem dengan koefisien alpha sebesar 0,953. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,363 hingga 0,839. Pada skala diatas akan dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem- aaitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur dan tidak terpilih, tidak Universitas Sumatera Utara diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem skala yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Distribusi aitem-aitem skala kontrol diri No. Aspek Aitem Total Total Favorabel Unfavorabel 1. Kemampuan mengatur pelaksanaan. 1, 11, 20, 27, 31, 35 6,16 8 20 2. Memodifikasi stimulus 2, 12, 21, 28, 32, 36 7, 17,25 9 22,5 3. Memperoleh informasi. 3, 13, 22, 29, 33, 37 8, 18 8 20 4. Melakukan penilaian 4, 14, 23, 30, 34, 38, 39, 40 9, 19, 26 11 27,5 5. Menentukan dan memilih berbagai tindakan 5, 15 , 24 10 4 10 TOTAL 40 100

2. Skala Kecanduan Internet

Uji coba skala kontrol diri dilakukan terhadap 70 remaja usia 15 sampai 18 tahun, bermain facebook selama 5 jam atau lebih dan telah menggunakan facebook minimal selama 6 bulan. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala kecanduan internet akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 5 Distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala kecanduan internet Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 66 aitem skala kecanduan internet diperoleh diperoleh 54 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r it ≥ 0,3, akan tetapi diadakan lagi pemilihan aitem yang lebih mewakili setiap aspek. Hal ini dikarenakan pada masing-masing aspek tidak mempunyai tujuan ukur yang berbeda secara spesifik satu sama lain melainkan merupakan dimensi saja dari satu tujuan ukur yang lebih luas, maka aitem yang berdiskriminasi tinggi sebagai aitem final tanpa perlu risau mengenai komposisi jumlah aitem dalam setiap aspeknya Azwar, 2004. Jumlah aitem yang dijadikan alat ukur penelitian adalah sejumlah 54 aitem dengan koefisien alpha sebesar 0,951. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,313 hingga 0,735. No. Dimensi Aitem Total Bobot Favorabel Unfavorabel 1. Salience 12, 36 6, 18, 30,42,53 7 13,20 2. Mood modification 2, 13,37 7,19,43,54 7 13,20 3. Tolerance 14,26,38,50 20,44,55,60 8 15,09 4 Withdrawal symptom 4,15,27,39,51 9,21,33,45,56 10 18,86 5 Conflict 5,28,52,59,62, 64 10,22,34,46,57 61,63,65 14 24,52 6 Relapse 17,29,41,66 11,23,35,47 8 15,09 Total 54 100 Universitas Sumatera Utara Pada skala diatas akan dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem- aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur dan tidak terpilih, tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem skala yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada berikut : Tabel 6 Distribusi aitem-aitem skala penelitian kecanduan internet

G. Prosedur Penelitian No.

Dimensi Aitem Total Bobot Favorabel Unfavorabel 1. Salience 1, 13 7, 19, 30,40,48 7 13,20 2. Mood modification 2, 14,25 8,20,31,41 7 13,20 3. Tolerance 3,15,26,36 9,21,32,42 8 15,09 4 Withdrawal symptom 4,16,27,37,46 10,22,33,43,49 10 18,86 5 Conflict 5,17,28,38,47, 51 11,23,34,44,50 52,53,54 14 24,52 6 Relapse 6,18,29,39 12,24,35,45 8 15,09 Total 54 100 Universitas Sumatera Utara Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa prosedur yaitu: 1. Persiapan Penelitian Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti mencakup : a. Pembuatan Alat Ukur Tahap persiapan penelitian diawali dengan menyusun alat ukur penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 skala yaitu skala kontrol diri dan kecanduan internet. Pembuatan alat ukur Skala kontrol diri dan kecanduan internet dimulai dengan mengkaji teori-teori maupun hasil penelitian yang berkaitan dan dilanjutkan dengan membuat aspek-aspek untuk memudahkan dalam penjabarannya. Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat blue print dan kemudian dioperasionalisasikan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan. Setelah aitem tersusun, peneliti meminta penilaian ahli yaitu pada dosen pembimbing dan dosen statistika untuk mendiskusikan apakah aitem yang telah dibuat dapat diterima oleh subjek penelitian secara umum. b. Uji Coba Alat Ukur Alat ukur penelitian terlebih dahulu diujicobakan. Alat ukur diberikan kepada 70 remaja pengguna facebook berusia 15 sampai 18 tahun. Uji coba dilakukan pada tanggal 11 Januari sampai 29 Januari 2011. c. Revisi Alat Ukur Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur, maka peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dengan bantuan aplikasi program SPSS 16.0 for windows . Setelah Universitas Sumatera Utara diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut menjadi alat ukur yang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian Azwar, 2004. 2. Pelaksanaan penelitian Pengambilan data dilakukan pada remaja yang memenuhi karakteristik populasi. Pengambilan data dilaksanakan dengan meminta para remaja untuk mengisi skala kontrol diri dan skala kecanduan internet yang telah disiapkan oleh peneliti. Skala akan disebar melalui internet dengan menggunakan Facebook. 3. Tahap Pengolahan Data Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 for windows.

H. METODE ANALISA DATA