17
2 Undang-undang perpajakan Perusahaan harus dapat menganalisis peraturan yang berlaku tentang
perpajakan, karena adanya kemungkinan kesempatan untuk memanfaatkan celah yang ada dalam peraturan pajak yang ada. Ini dikarenakan adanya
peraturan-peratuan lain yang sengaja dibuat untuk membantu pelaksanaan peraturan dasar perpajakan tetapi dalam praktiknya peraturan bantuan yang
dibuat bertentangan dengan peraturan dasar perpajakan. Adanya celah dari berbagai peraturan perpajakan yang ada harus dapat dimaksimalkan
perusahaan agar tercapai manajemen pajak yang baik. 3 Administrasi perpajakan
Perusahaan dalam melakukan manajemen pajak juga harus memperhatikan sisi administrasi dalam bidang perpajakan, agar dapat melaksanakan
kewajiban perpajakan dengan baik dan terhindar dari sanksi yang akan memberatkan perusahaan akibat dari pelanggaran peraturan perpajakan.
2.1.4. Tax Avoidance
Lim 2011 mendefinisikan tax avoidance sebagai penghematan pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan yang dilakukan secara
legal untuk meminimalkan kewajiban pajak. Selain itu definisi lain dari Tax avoidance adalah cara untuk menghindari pembayaran pajak secara legal yang
dilakukan oleh Wajib Pajak dengan cara mengurangi jumlah pajak terutangnya tanpa melanggar peraturan perpajakan atau dengan istilah lainnya mencari
kelemahan peraturan Hutagaol, 2007.
18
Tax Avoidance merupakan bagian dari tax planing yang memiliki tujuan meminimalkan jumlah pembayaran pajak namun tetap berpedoman terhadap
peraturan yang berlaku. Tax avoidance hanya melakukan pemanfaatan terhadap celah-celah yang terdapat dalam peraturan perpajakan atau undang-undang yang
terkait dengan perpajakan. Secara hukum melakukan tax avoidance tidak melanggar hukum, namun sering kali perusahaan yang melakukan tindakan ini
mendapat pandangan yang negatif dari pihak kantor pajak. Tax avoidance sangat berbeda dengan tax evasion, karena tax evasion merupakan tindakan
penghindaran pajak dengan cara melanggar undang-undang atau peraturan perpajakan. Jika suatu perusahaan terindikasi melakukan tax evasion maka
perusahaan tersebut dapat dikenakan sanksi perpajakan, yaitu sanksi administrasi maupun sanksi pidana.
Untuk menentukan penghindaran perpajakan, komite urusan fiskal Organization for Economic Cooperation and Development OECD menyebutkan
ada tiga karakter tax avoidance, yaitu.
1
Adanya unsur artifisial, dimana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.
2
Memanfatkan loopholes undang-undang untuk menerapkan ketentuan- ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya
dimaksudkan oleh pembuat undang-undang.
3
Kerahasiaan juga sebagai bentuk skema ini, dimana umumnya para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan tax avoidance dengan syarat
19
wajib pajak menjaga kerahasiaan. Council of Executive Secretaries of Tax Organization, 1991.
2.1.5. Karakteristik Perusahaan