Teori Kepatuhan compliance theory

12 Teori akuntansi positif menggunakan teori keagenan untuk menjelaskan dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer. Teori akuntansi positif yang diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman 1986 telah memprediksi tiga hipotesis yang mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen laba, yaitu: 1 The bonus plan hypothesis Manajer perusahaan yang memiliki program bonus yang terkait dengan angka- angka akuntansi cenderung untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser reported earnings dari future period ke current period menaikkan laba yang dilaporkan sekarang, ceteris paribus. 2 The debt covenant hypothesis Perusahaan yang semakin mendekati pelanggaran debt covenant perjanjian kontrak hutang cenderung untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser reported earnings dari future periods ke current period menaikkan laba yang dilaporkan sekarang, ceteris paribus. 3 The political cost hypothesis Semakin besar political cost yang dihadapi suatu perusahaan, maka manajer cenderung untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan reported earnings dari current ke future period menurunkan laba yang dilaporkan sekarang, ceteris paribus.

2.1.2. Teori Kepatuhan compliance theory

Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan 13 dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan. Peraturan yang berlaku dalam hal perpajakan adalah peraturan perpajakan dan undang-undang perpajakan. Hubungan teori kepatuhan dengan perpajakan adalah dalam pemungutan pajak semua wajib pajak harus patuh, taat, dan menuruti peraturan perpajakan yang berlaku. Menurut Norman D. Nowak Moh. Zain: 2004, Kepatuhan Wajib Pajak memiliki pengertian yaitu: Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana: 1 wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; 2 mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas; 3 menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar; 4 membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. Kepatuhan wajib pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan yang diharapkan di dalam pemenuhannya diberikan secara sukarela. Kepatuhan wajib pajak menjadi aspek penting mengingat sistem perpajakan Indonesia menganut sistem self asessment. Menurut Mardiasmo 2011, self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Pelaksanaan self assessment system secara mutlak memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar dan melapor 14 kewajibannya sendiri. Penerapan self assessment system diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajaknya. Penerapan self assessment system menyebabkan wajib pajak akan sangat terlibat dalam pemungutan pajak karena wajib pajak akan memiliki wewenang untuk melaporkan jumlah besarnya pajak yang terhutang, wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sedangkan fiskus hanya berperan untuk mengawasi.

2.1.3. Manajemen Pajak

Dokumen yang terkait

Pengaruh Derivatif Keuangan, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance): Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

8 44 106

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014)

0 5 110

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS, INTENSITAS ASET TETAP, INTENSITAS PERSEDIAAN DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

12 65 144

PENGARUH LIKUDITAS, LEVERAGE, CAPITAL INTENSITY DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PERUSAHAAN (PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI).

14 66 31

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bei Tahun 2012-2014).

1 6 27

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Capital Intensity, dan Leverage terhadap Tax Avoidance.

2 10 22

PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, CAPITAL INTENSITY RATIO, ACTIVITY RATIO DAN PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)

0 1 18

Pengaruh Capital Intensity Ratio, Inventory Intensity Ratio, Ownership Structure , dan Kompensasi Rugi Fiskal terhadap Effective Tax Rate (ETR) (Studi Empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014-2017)

0 0 16

PENGARUH KARAKTERISITIK PERUSAHAAN DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP TAX AVOIDANCE (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2017)

0 0 15