tindakan koreksi, khususnya analisis yang menunjukkan perbedaan tidak menguntungkan atau rugi antara anggaran dan realisasi.
2. Analisis laba kotor yang didasarkan pada anggaran dapat memberikan
gambaran titik–titik kelemahan dari kinerja periode tersebut. Sehingga manajemen akan mampu menguraikan tindakan-tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk mengoreksi. 3.
Laba kotor menjadi tanggung jawab bersama dari fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi pemasaran harus dapat menjelaskan
perubahan-perubahan yang terjadi pada harga jual perunit, pegeseran komposisi penjualan dan penurunan total unit yang dijual. Fungsi
produksi harus mempertanggung jawabkan terjadinya kenaikan harga pokok.
4. Untuk dapat menentukan selisih-selisih yang terdapat pada biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi perlu diteliti lebih
lanjut untuk menentukan penyebab adanya penyimpangan tersebut. Pada umumnya yang bertanggung jawab pada penyimpangan tersebut adalah
Supriyono, 2000 : 196-197 :
1. Selisih Harga jual
Penyimpangan ini disebabkan perusahaan telah menjual produk dengan harga jual yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini terletak pada pejabat perusahaan yang
memiliki wewenang untuk menentukan haga jual, biasanya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran.
Apabila harga jual telah ditentukan pemerintah, maka perusahaan harus mematuhi harga jual yang telah ditetapkan
pemerintah tersebut. Sehingga tanggung jawab selisih bukan tanggung jawab bagian pemasaran.
2. Selisih kuantitas atau volume penjualan
Selisih ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk dengan kuantitas lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan
yang dianggarkan. Tanggung jawab dari penyimpangan ini pada umumnya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran, karena
kuantitas yang dijual tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian pemasaran dalam menjual produk. Kedua faktor tersebut pada
umumnya masih dalam jangkauan pemasaran. Selisih kuantitas penjualan dapat bersifat diluar jangkauan pengendalian bagian
pemasaran, misalnya karena hambatan atau kemacetan dalam produksi yang mengakibatkan kuantitas yang dihasilkan menurun sehingga yang
dapat dijual juga menurun, apabila penyebab penyimpangan faktor tersebut, maka tanggung jawab selisih ini tidak berada pada bagian
pemasaran tetapi pada bagian produksi.
3. Selisih harga-harga pokok penjualan
Selisih ini disebabkan karena harga-harga pokok penjualan yang terjadi lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan yang
direncanakan. Selisih ini disebabkan karena kegiatan dalam berproduksi, dengan mengadakan investigasi terhadap selisih tersebut
akan dapat ditentukan apakah selisih yang timbul merupakan tanggung jawab kepala bagian pemasaran atau departemen produksi. Jadi selisih
harga harga pokok penjualan bukan tanggung jawab bagian pemasaran.
4. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan