Penelitian Sebelumnya Behavioral Intention to Use
24
menjelaskan bahwa kepercayaan terbentuk dari variabel ability, variabel benevolelnce, variabel integritas. Berikut merupakan model
penelitian Rofiq, Ainur 2007
Gambar 3: Model Penelitian Rofiq, Ainur 2007 Sumber : Data Sekunder
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kepercayaan Trust masing masing dipengaruhi oleh
variabel ability, benevolence, dan integrity secara positif dan signifikan. Sedangkan ability, integrity, dan benevolence masing
masing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap partisipasi pelanggan e-commerce.
Perbedaan dengan penelitian Rofiq, Ainur 2007 adalah dalam penelitian ini hanya mengambil variabel kepercayaan Trust
yang dihubungkan dengan behavioral intention to use ITU. Definisi variabel kepercayaan sama, yaitu kepercayaan terkait
25
dengan vendor. Pengubahan pengaruh dari partisipasi menjadi behavioral intention to use relevan, karena behavioral intention to
use ITU merupakan perdiksi yang baik untuk berperan dan berpartisipasi.
3. Candraditya dan Idris 2013 melakukan analisis terhadap
penggunaan kartu Flazz BCA tidak hanya sebagai kartu identitas tetapi juga sebagai alat pembayaran untuk transaksi ekonomi, model
penelitiannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4 : Model Penelitian Candraditya dan Idris 2013 Sumber : Data Sekunder
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa pengguna kartu Flazz BCA di lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro. Sampel yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel
dengan cara menyusun populasi berdasar strata atau kelompok dan kemudian sampel dipilih dari masing masing strata atau kelompok.
Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 125 responden dan diambil dengan metode purposive sampling. Instrument
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan diuji melalui uji
Pengetahuan Produk
Persepsi Manfaat
Kesesuaian Harga
Minat Menggunakan
26
reliabilitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, linear, analisis regresi, F-test, t-test, dan koefisien determinasi.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat menghasilkan hasil regresi positif dan signifikan dengan nilai yang
lebih kecil daripada variabel kesesuaian harga namun lebih besar dari variabel pengetahuan produk. Sehingga faktor persepsi manfaat
merupakan faktor yang menjadi perhatian kedua untuk membangkitkan minat menggunakan kartu Flazz BCA sebagai alat
pembayaran oleh responden. Semakin besar persepsi manfaat yang dimiliki mahasiswa terhadap produk terkait maka semakin besar
minat mahasiswa dalam menggunakannya. 4.
Meuthia 2011 melakukan penelitian keterkaitan antara kepercayaan dan kepuasan pengguna smart card, model penelitiannya adalah
sebagai berikut :
Kepercayaan
Risiko Persepsian
Kepuasan Pengguna
Partisipasi Pengguna
Gambar 5 : Model Penelitian Meuthia 2011 Sumber : Data Sekunder
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui online survey terhadap 117 responden yang menjadi pengguna kartu
Flazz BCA di Indonesia. Metode survey yang digunakan untuk
27
mengumpulkan data adalah memlui penyebaran kuesioner secara online melalui email survey dan menggunakan free online survey,
seperti kwiksurveys dan my3q. Pemilihan sampel dilakukan dengan metoda purposive sampling karena individu yang menjadi sampel
adalah hanya pengguna yang pernah menggunakan kartu Flazz BCA. Alat analisis yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah
Structural Equation Modelling SEM dengan Software Partial Least Square PLS. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kepercayaan
ternyata bukan menjadi perhatian utama dalam konteks smart card. Terdapat faktor lain yang menjadi stimulan bagi pemenuhan
kepuasan pengguna kartu Flazz BCA, yaitu yang berfokus pada kualitas informasi, kualitas sistem, dan partisipasi pengguna dengan
mempertimbangkan risiko persepsian. Risiko persepsian yang tinggi ketika diikuti oleh tingkat kepercayaan yang tinggi ternyata juga
menjadi stimulan tingginya tingkat partisipasi yang akhirnya meningkatkan kepuasan pengguna.
5. Baihaqi 2011 melakukan penelitian yang berkaitan dengan
pengguna T-cash terhadap sistem pembayaran elektronik. Dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan Technology
Acceptance Model TAM. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang diajukan kepada 100 responden pengguna
telkomsel cash. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampel Random Sistematik. Dari 100 responden yang diajukan,
28
kuesioner yang dikembalikan sebanyak 94 eksemplar. Dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Lease Square PLS.
Hasil dari penelitian ini adalah konstruk persepsi pengguna terhadap kemudahan PEOU dalam menggunakan layanan telkomsel cash
berpengaruh secara positif terhadap persepsi pengguna terhadap kegunaan PU telkomsel cash tersebut dan PEOU atas layanan
telkomsel cash memiliki pengaruh terhadap sikap pengguna ATU secara signifikan positif, namun PU atas layanan telkomsel cash
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap pengguna ATU atas layanan telkomsel cash. Konstruk persepsi pengguna terhadap
kegunaan PU berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan AEM atas layanan telkomsel cash sebagai alat pembayaran
sedangkan sikap pengguna telkomsel cash ATU terhadap penggunaan telkomsel cash mempengaruhi penerimaan pembayaran
secara elektronik.
29