Informan YYG :
“...dulu pas dipanggil ciripa itu kan mnurutku orangnya tuh.. pokoknyaa
tidak mencerminkan diriku gitu lho...kalo mencerminkan itu gak semua mencerminkan ...jadi gak seutuhnya gitu lho..jadi mungkin kesamaannya
Cuma satu dua aja, tapi gak semuanya..”
49-63
“..Yaa dihilangkan sih ya mau aja..ya julukannya kalo tidak sesuai yaa
mungkin bilang kan, tapi ya kalo mau ngilangin juga susah gitu lho..jadi julukan julukanku dan
udah banyak yang manggil cirip cirip...”
132- 140
“...Gak ada sih, ya aku tetep jadi diri sendiri aja entah apapun itu julukannya aku tetep jadi diriku sendiri aja...”
154-158
Makna dari responden tersebut didapatkan bahwa label tidak mempengaruhi perilaku, hal tersebut terjadi karena responden
memandang label yang diterima adalah hal yang nagatif, maka dari itu responden secara sadar tidak yakin terhadap label yang
diterima.
4. Informan 4
a. Deskripsi informan MF
Informan MF berprofesi sebagai mahasiswa yang berumur 21 tahun. MF tinggal di Yogyakarta dan mendapatkan label sejak
SMA. MF adalah orang asli Jawa yang tinggal di Jawa. Pada informan terakhir MF didapatkan data bahwa bahwa
sebuah label adalah penilaian dari lingkungan yang mana label adalah pedoman responden untuk berperilaku. Hal tersebut
diyakini informan bahwa sebuah label adalah hasil pengamatan masyarakat yang menggambarkan dirinya dan menjelaskan orang
seperti apakah responden. Oleh karena itu, responden justru mengamini label yang diterima dengan melakukan perubahan
sesuai dengan label yang diberikan masyarakat sesuai dengan keyakinan responden akan penilaian masyarakat tersebut.
Informan MF :
“....aku jadi ngrasa kalo lama lama kalo dipanggil simbah tuh jadi
berpengaruh di diriku sendiri terus kalo ke temen-temen jadinya harus kayak lebih bijaksana gituu, terlihat bijaksana.. terus lebih apa yaa ee
tidak pandang bulu lahh, tidak membeda-bedakan
...”
130-142
“...aku mengikuti ajalah apa yang orang pikirkan tentang aku, jadi kalo
mereka mau menggangap aku kayak gitu yaa berarti emang aku orangnya seperti itu, jadi kalo aku dipanggil simbah jadi memang
karakternya kayak simbah simbah, tapi maksudnya pikirannya, kayak
sikap sikapnya...”
162-175
“...Emm kalo dihilangkan kayaknya enggak yaa..itu
dari temen-temenku jadi mungkin gak akan sampai hilang mungkin kecuali kalo udah selsai
dari kuliah ini, gak tau yaa tapi tetep mungkin masih ada label itu, tapi mungkin kalo ditempat lain mungkin aku gak akan ada label itu..cuman
yaa kalo misalnya suatu saat kalo misalnya gak ada lagi orang yang
manggil aku simbah jadi kangen juga, kayak gitu mungkin
pikiranku...”
200-218
Makna dari responden terungkap bahwa label yang diterima adalah label yang dianggap sebagai hal yang positif sebagai
penilaian dan pandangan masyarakat, maka dari itu informan membuat label tersebut menjadi pedoman dalam berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari 4 informan ditemukan bahwa 3 informan yang menerima label negatif memaknai bahwa label yang diterima adalah gangguan dan
hal tersebut harus dengan terpaksa diterima. Wawaupun label yang diterima tidak mempengaruhi perilaku, namun ketiga informan berharap
agar dipanggil dengan nama asli dan menghilangkan label yang diterima dengan mancari lingkungan baru. Berbeda dengan salah satu informan
yang menerima label positif, informan justru merasa bahwa label yang diterima adalah pedoman untuk berperilaku, dimana label tersebut adalah
gambaran diri informan. Makna pengalaman tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan
dalam perubahan perilaku didasarkan atas keyakinan remaja terhadap sebuah julukan. Remaja yang yakin atas sebuah julukan akan berperilaku
sesuai dengan label yang diterimanya. Perubahan perilaku tersebut terjadi karena remaja merasa setuju atau tidak terhadap label yang diterima,
dimana yang terjadi adalah remaja yang berlabel positif lebih menunjukkan perubahan dalam berperilaku karena remaja tersebut
menjadikan label yang positif sebagai pedoman dan pandangan dalam berperilaku. Sedangakan remaja yang mendapatkan label negatif
cenderung merasakan ketidaksetujuan dan ketidakyakinan terhadap perilaku, maka dari itu remaja cenderung mengabaikan dan label yang
diterima hanya dianggap sebagai panggilan akrab yang tidak mempengaruhi remaja dalam berperilaku.
D. Pembahasan
Dari hasil penelitian dapat ditemukan pemaknaan label pada remaja. Remaja yang mendapatkan label negatif mempunyai perasaan
terganggu dengan label yang diterima, selain itu remaja juga mempunyai harapan untuk dipanggil dengan nama asli. Namun didalam kenyataan
terungkap bahwa seorang remaja tidak dapatsulit menghilangkan label yang diberikan lingkungan, hal tersebut dapat dijelaskan karena narasi diri
yang dibentuk dari kumpulan cerita kehidupan tentang diri sendiri yang menjadikan sebuah pandangan yang melekat, dimana definisi narasi yang
miliki seseorang tergantung pada pengakuan dari orang lain Gergen, 1987. Seorang remaja akan sulit menghilangkan label, karena harus
melewati waktu yang lama untuk membuktikan bahwa narasi dari orang lain adalah salah. Salah satu usaha yang dilakukan untuk menghilangkan
label negatif adalah dengan berusaha mencari lingkungan baru sehingga informan tidak menemui orang yang sudah mengenal label yang
dimilikinya dari lingkungan sebelumnya. Hal lain yang bisa terungkap adalah adanya perasaan tidak terima dengan label yang diberikan karena
label tersebut tidak menggambarkan dirinya, sehingga informan cenderung lebih nyaman untuk dipanggil dengan nama asli yang diberikan orang tua
dan mempunyai arti serta harapan yang baik. Label yang diterima seorang remaja berasal dari lingkungannya,
berdasar atas ciri fisik, perilaku dan sikap sebagai hasil proses indentifikasi di masa perkembangan Gunarsa, 1990. Label nagatif tidak
berpengaruh terhadap perilaku seorang remaja, hal ini dikarenakan remaja merasa tidak yakin dengan label yang diterima dan hampir semua remaja
akan lebih senang untuk mempunyai narasi yang positif sesuai dengan norma sosial Gergen, 1987. Remaja yang mempunyai keyakinan akan
label yang diterimanya akan berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut, karena pada masa ini remaja sedang dalam masa mencari
identitas diri dan mereka mulai meyakini nilai-nilai yang ada di lingkungan. Pada umumnya remaja akan menarik dari beragam pandangan
dan gambaran diri yang diterima dari masyarakat Feist Feist, 2010. Di dalam narasi diri ini dijelaskan juga bahwa seseorang lebih senang jika
diberikan narasi yang positif, dan akan mengabaikan narasi yang buruk, karena ingin membuktikan bahwa seseorang tersebut mempunyai narasi
yang positif. Seseorang yang memiliki narasi positif akan meningkatkan atau mengubah kualitas dalam tindakan yang diinginkan Gregen, 1983.
Hal tersebut menjelaskan tentang mengapa sebuah label diterima dan menjadi sebuah perilaku dan mengapa sebuah label diabaikan oleh
seseorang. Sesuai dengan hasil dimana informan yang memaknai label sebagai hal yang negatif akan mengabaikan, sedangkan informan yang
memaknai label sebagai hal yang positif akan menjadikan label tersebut sebagai sebuah pedoman berperilaku.
Remaja yang menerima label di lingkungannya memikirkan tentang alasan mengapa lingkungan memberikan label tersebut. Label
yang diterima tidak bisa dihilangkan begitu saja, dan pada akhirnya remaja
yang sudah
terbiasa menerima
label tersebut
tidak akan
mempermasalahkan label tersebut dan menganggap bahwa sebuah label adalah sebuah panggilan akrab dari lingkungan.
Remaja yang mendapatkan label positif justru memperlihatkan bahwa label yang diterima mempengaruhi perilaku, remaja yang diberi
label ini akan mengalami perubahan peranan dan cenderung akan berperilaku sesuai dengan label yang diberikan kepadanya Sujono,1994.
Dalam narasi diri dijelaskan bahwa seseorang akan lebih senang jika mempunyai narasi yang baik sesuai dengan norma sosial, seorang remaja
yang memiliki narasi yang baik akan terus mempertahankan narasi tersebut Gergen, 1987. Label positif yang diterima adalah pedoman
seorang remaja untuk bersikap agar sesuai dengan gambaran diri yang dipandang dari lingkungannya. Hal tersebut terjadi karena remaja
memandang bahwa label tersebut merupakan pandangan dan gambaran diri yang diterima dari masyarakat, sehingga label tersebut merupakan
identitas dirinya. Oleh karena itu tidak dipungkiri masyarakat memainkan peran penting dalam pembentukan identitas Erikson, 1982 dalam Feist
Feist, 2010. Seorang remaja yang menerima label positif juga menganggap bahwa label yang diterima akan melekat dalam dirinya tidak
dapat dihilangkan, hal ini sejalan dengan identitas yang dapat digambarkan menjadi positif atau negatif, tergantung pada apa yang mereka inginkan
dan mereka yakini Feist Feist, 2010. Gregen 1999 juga mengatakan bahwa bagaimana seseorang berpikir dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari akan ditentukan oleh bagaimana seseorang memahami sebuah realitas didalam hidupnya.
Hasil dari keseluruhan menunjukkan bahwa 3 informan tidak mengalami perubahan perilaku ketika mengalami pengalaman di beri label
dari masyarakat, hal ini didukung dari teori Gregen 1999 yang mengatakan bahwa proses yang berfungsi dalam diri manusia tidaklah
stabil, dimana proses tersebut merupakan suatu fenomena dan tidak universal, seperti yang tertulis sebelumnya didalam sebuah teori bahwa
label mempengaruhi perilaku. Hal ini dipandang sebagai proses yang dicapai secara terus menerus dan selalu bergerakberubah. Gergen 1987
juga menambahkan bahwa narasi akan bertahan jika seorang remaja mempunyai narasi yang sama dengan orang lain, dan bisa dikatakan narasi
diri dan narasi orang lain adalah hal yang mutual yang akan menentukan perilaku seseorang.
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pemaknaaan akan dapat terjabarkan melalui pengalaman remaja yang mendapatkan labeling
yang ditinjau dari bagaimana keyakinan, perasaan, perilaku, sikap keputusan dan harapan. Harapan serta perubahan perilaku dari sebuah
keputusan dalam menyikapi label yang mereka terima. Didapatkan gambaan lain dimana sebuah label akan bertahan dan akan mempengaruhi
seseorang, jika orang yang menerima label tersebut mempunyai narasi yang sama dengan orang lain. Seorang remaja yang tidak setuju akan
narasi orang lain akan mengabaikan narasi tersebut, sehingga sebuah label tidak lagi bisa mempengaruhi perilaku seorang remaja. Remaja yang
mempunyai label positif ditemukan bahwa label mempengaruhi perilaku, dengan jelas seorang remaja tersebut menyetujui pandangan positif dari
orang lain terhadap narasi yang dibuat. Remaja yang memandang negatif label yang diterima cenderung
tidak yakin dengan label tersebut. Mereka akan merasa terganggu dan mempunyai harapan untuk dipanggil dengan nama asli mereka. Hal ini
disebabkan karena merasa tidak senang dengan label yang diterima, sehingga muncul harapan untuk menghilangkan label tersebut, dengan
cara membuat narasi baru sesuai dengan apa yang remaja inginkan.