2. BAK
a. Pola BAK :Saat pengkajian pasien
menggunakan kateter
b. Karakter urine :Kuning sedikit keruh
c. Nyerirasa terbakarkesulitan :Pasien tidak mengalami
nyeri dalam berkemih
d. Riwayat penyakit ginjal :Pasien tidak menderita
penyakit perkemihan
e. Penggunaan diuretik :Pasien tidak menggunakan
diuretik
f.Upaya mengatasi masalah :Tidak terdapat masalah
dalam BAK
Universitas Sumatera Utara
2. ANALISA DATA
NO DATA
Etiologi MASALAH
KEPERAWATAN 1.
DS: Ny. S merasa sakitnya akan
bertambah jika melakukan gerakan
DO: 1.Ny. S terlihat meringis
kesakitan
2. Ny. S tampak lemas 3.Terdapat luka post SC
pada area abdomen tertutup verband dengan diameter ±
17-18 cm
4.Pasien mengalami kesulitan dalam bergerak
5.Ny. S membutuhkan bantuan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan dasar
6.Tanda-tanda vital : TD : 12080mmHg
HR : 78
x
RR : 20
i x
Temp. : 36,5
i
Skala nyeri : 6 C
Kelahiran SC
Terdapat luka post SC
Pasien meringis kesakitan
Pasien mengalami
kesulitan dalam bergerak
Skala nyeri : 6
Gangguan rasa nyaman
Nyeri Nyeri
2. DS:
1.Ny. S tidak mampu melakukan aktivitas mandiri
2.Ny. S tidak mampu beraktivitas disebabkan oleh
luka post SC DO:
1.Ny. S terbaring di atas tempat tidur
2.Terpasang kateter Post SC
Nyeri akibat post SC
Terbaring di tempat tidur
Kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan dasar Intoleransi Aktivitas
Universitas Sumatera Utara
3.Tingkat mobilitas Ny. S berada pada indikator 3
yaitu membutuhkan bantuan orang lain
4.Ny. S mengalami kesulitan dalam melakukan
gerakan 5.Tanda-tanda vital :
TD : 12080mmHg HR : 78
x
RR : 20
i x
Temp. : 36,5
i
C Membutuhkan
bantuuan orang lain dalam
pemenuhan kebutuhan dasar
Intoleransi Aktivitas
6. Rumusan Masalah 3.1
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Intoleransi aktivitas
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
a Nyeri berhubungan dengan kelahiran SC ditandai dengan terdapat luka post SC pada daerah abdomen, skala nyeri: 6
b Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baringimobilitas ditandai dengan terdapat luka post SC, terpasang kateter, pasien
tampak lemah.
Universitas Sumatera Utara
7. PERENCANAAN PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari tanggal
No. Dx Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria Hasil:
a. Pasien akan menunjukkan tekhnik relaksasi secara
individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan. b.
Pasien akan mempertahankan nyeri pada 4 atau kurang. c.
Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri.
d. Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia perawatan
kesehatan. Rencana Tindakan
Rasional Pengkajian:
1. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif
meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan
nyeri atau faktor presipitasinya.
Observasimonitoring: 2.
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan. Membantu dalam
mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan
kebutuhan untukkeefektifan Analgesik. Jumlah jaringan,
otot dan system limfatik diangkat dapat
mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami.
Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar dan
meningkatkan istirahat atau relaksasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Pantau tanda-tanda vital.
Mandiri: 4.
Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum
menjadi berat.
5. Berikan tindakan
kenyamanan dasar dan aktivitas terapeutik.
6. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi tindakan memenuhi kebtuhan rasa
nyaman yang telah berhasil dilakukannya seperti
distraksi, relaksasi, atau kompres hangat dingin.
7. Bantu pasien dalam
menemukan posisi yang nyaman.
Kolaborasi: 8.
Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau
jika keluhan saat ini Nyeri yang berlanjut akan
berdampak pada peningkatan tanda-tanda
vital.
Jika kondisi nyeri keluhan nyeri masih menunjukkan
tahap awal, baiknya berikan langsung therapy awal
pengendalian nyeri Mis. Napas dalam.
Dapat menurunkan ketidaknyamanan terhadap
luka operasi.
Akan mempermudah proses perawatan selanjutnya.
Membantu menurunkan ketidaknyamanan lebih
lanjut.
Mungkin diperlukan pemberian analgesic untuk
mendukung proses
Universitas Sumatera Utara
merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman
nyeri pasien di masa lalu. Pendidikan Kesehatan:
9. Berikan informasi tentang
nyeri, seperti penyebab nyeri, seberapa lama akan
berlangsung dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur.
10. Ajarkan penggunaan
tekhnik nonfarmakologi mis. Umpan balik
biologis, hypnosis, relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi musik, distraksi, kompres hangat
dingin, dan masase sebelum, setelah dan jika
memungkinkan, selama aktivitas yang
menyakitkan; sebelum nyeri terjadi atau
meningkat; dan selama penggunaan tindakan
pengurangan nyeri yang lain.
pengurangan nyeri.
Pasien yang mendapat penjelasan tentang nyeri,
akan lebih sedikit mengalami stress
dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan
penjelasan.
Penggunaan metode pereda nyeri nonfarmakologi dapat
meningkatkan efek terapeutik pada obat-obat
pereda nyeri.
Universitas Sumatera Utara
2.
Tujuan dan Kriteria Hasil: a.
Klien akan mengidentifikasi aktivitas danatau situasi yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi pada
intoleransi aktivitas. b.
Klien akan berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan yang memadai pada
denyut jantung, frekuensi respirasi, dan tekanan darah dan pola yang dipantau dalam batas normal.
c. Klien akan mengungkapkan secara verbal pemahaman
tentang kebutuhan oksigen, pengobatan, dan atau peralatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap
aktivitas. d.
Klien akan menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan beberapa bantuan.
e. Klien akan menampilkan pengelolaan pemeliharaan di
rumah dengan beberapa bantuan. Rencana Tindakan
Rasional Pengkajian:
1. Kaji respons emosi, sosial,
dan spiritual terhadap aktivitas.
2. Evaluasi dan motivasi keinginan pasien untuk
meningkatkan aktivitas.
Monitoring observasi: 3.
Tentukan penyebab keletihan.
Membantu dalam mengidentifikasi derajat
kemampuan kklien terhadap aktivitas.
Mampu memberi semangat pada klien agar bisa
melakukan aktivitas seperti dahulu.
Mampu mempermudah proses perawatan
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Pantau asupan nutrisi.
5. Pantaudokumentasikan
pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.
Mandiri: 6.
Bantu dengan aktivitas fisik teratur sesuai
kebutuhan misalnya ambulasi, berubah posisi.
7. Batasi rangsangan
lingkungan Seperti cahaya dan kebisingan.
Kolaborasi: 8.
Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas.
9. Rujuk pada pelayanan
kesehatan rumah untuk mendapatkan pelayanan
tentang bantuan perawatan rumah, sesuai dengan
kebutuhan.
Pendidikan Kesehatan: 10.
Intruksikan kepada klienkeluarga dalam
untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber
energi.
Mengidentifikasi penyebab terjadinya intoleransi
aktivitas.
Akan mempermudah klien dalam beraktivitas.
Untuk memfasilitasi relaksasi.
Pemberian anti nyeri akan memudahkan aktivitas
klien.
Dengan dilakukannya perawatan di rumah akan
mempercepat terjadinya proses penyembuhan.
Akan mempermudah penyembuhan dengan
dilakukannya relaksasi
Universitas Sumatera Utara
penggunaan tekhnik relaksasi selama aktivitas.
11. Ajarkan tentang
pengaturan pengaturan aktivitas dan tekhnik
manajemen waktu. terlebih dahulu.
Untuk mencegah terjadinya kelelahan, diperlukan
manajemen waktu dan pengaturan aktivitas.
8. Implementasi dan Evaluasi