35
Agama dan Perilaku Keagamaan
Adapun teori-teorinya antara lain sebagai berikut.
a. Teori Roh
Teori ini dikemukakan oleh E.B. Tylor. Menurut Tylor, asal mula religi adalah kesadaran manusia akan konsep roh. Hal itu terjadi
karena dua sebab. 1 Perbedaan yang tampak antara benda hidup dan benda yang
mati. Makhluk yang masih dapat bergerak disebut makhluk hidup, tetapi apabila tidak bergerak lagi, maka itu berarti
bahwa makhluk tersebut mati. Dengan demikian, manusia lama-kelamaan mulai menyadari bahwa gerak dalam alam
yaitu hidup disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di samping tubuh jasmaninya, yakni jiwa yang kemudian
lebih khusus disebut roh.
2 Pengalaman bermimpi. Dalam mimpinya manusia melihat dirinya berada di tempat-tempat lain selain tempat ia tertidur.
Maka ia mulai membedakan antara tubuh jasmaninya yang berada di tempat tidur, dan bagian lain dari dirinya, yaitu
jiwanya rohnya, yang pergi ke tempat lain.
b. Teori Batas Akal
Teori ini dikemukakan oleh J.G. Fraser. Dalam bukunya The Golden Bough jilid I seperti ditulis oleh Koentjaraningrat 2002:
196–197, ia mengatakan bahwa manusia memecahkan masalah- masalah hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi
akal dan sistem pengetahuan manusia terbatas. Makin maju kebudayaannya, makin luas batas akal itu. Dalam banyak
kebudayaan batas akal manusia masih sangat sempit. Soal-soal hidup yang tidak dapat mereka pecahkan dengan akal, dipecahkan
dengan magic, atau ilmu gaib.
Menurut Frazer, ketika religi belum hadir dalam kebudayaan manusia, manusia hanya menggunakan ilmu gaib untuk
memecahkan masalah-masaah hidup yang berada di luar jangkauan akal dan pengetahuannya. Ketika mereka menyadari
bahwa ilmu gaib tidak bermanfaat bagi mereka, mulailah timbul kepercayaan bahwa alam dihuni oleh makhluk-makhluk halus
yang lebih berkuasa, dengan siapa manusia kemudian mulai mencari hubungan, sehingga timbullah religi.
c. Teori Masa Krisis dalam Hidup Individu
Pandangan seperti ini dikemukakan oleh M. Crawley dalam bukunya Tree of Life 1905 dan A. van Gennep dalam bukunya
Rites de Passage 1909. Dalam buku yang ditulis oleh Koentjaraningrat 1002: 197, kedua pakar menyatakan bahwa
selama hidupnya manusia mengalami berbagai krisis yang sangat ditakuti oleh manusia, dan karena itu menjadi objek dari
perhatiannya. Terutama terhadap bencana sakit dan maut, segala kepandaian, kekuasaan, dan harta benda yang dimilikinya,
manusia tidak berdaya.
Bagi manusia, ada saat-saat ketika manusia mudah jatuh sakit atau tertimpa bencana. Misalnya masa kanak-kanak, atau saat ia
beralih dari usia pemuda ke usia dewasa, masa hamil, melahirkan, dan saat ia menghadapi sakratul maut. Pada saat-saat seperti itu
manusia merasa perlu melakukan sesuatu untuk memperteguh imannya, yang dilakukannya dengan upacara-upacara. Perbuatan-
perbuatan inilah yang merupakan pangkal dari religi dan merupakan bentuk-bentuk yang tertua.
Di unduh dari : Bukupaket.com
36
ANTROPOLOGI Kelas XII
d. Teori Kekuatan Luar Biasa