Pengukuran sinyal ternormalisir udara sinyal latar.

kamar. Pengukuran dilakukan rata-rata pada jam 8.00 hingga 12.00 setiap harinya. Pengukuran dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama adalah penentuan posisi steppermotor yang memiliki serapan yang tinggi untuk gas etilen dengan menscan udara yang dicampur dengan gas etilen 0,579 ppm. Hasil scan dari tahap pertama juga digunakan sebagai kalibrasi dalam mengukur konsentrasi etilen produksi buah Apel. Tahap kedua yaitu penentuan sinyal latar dengan menscan udara yang dialirkan ke sel fotoakustik untuk melihat kemungkinan adanya gangguan dari gas lain maupun gas etilen yang terkandung pada udara. Berdasarkan tabel 4.2, tidak terdapat sinyal latar yang mungkin mengganggu hasil pengukuran, maka sinyal ternormalisir dari kalibrasi etilen 0,579 ppm dan pengukuran etilen dari buah Apel dapat langsung digunakan untuk mengukur konsentrasi gas etilen produksi buah Apel. Sebaliknya, jika terdapat sinyal latar dalam pengukuran maka sinyal ternormalisir kalibrasi dan sinyal ternormalisir dari pengukuran terlebih dulu harus dikurangi dengan sinyal latar. Tahap yang terakhir adalah dengan menscan udara yang membawa gas keluaran dari sampel buah Apel.

1. Kalibrasi

Pada gambar 4.1, ditunjukan bahwa pada garis laser di posisi steppermotor 8733 terdapat serapan energi laser oleh molekul gas etilen yang ditunjukkan oleh adanya sinyal ternormalisir pada posisi tersebut. Pada posisi steppermotor tersebut pengukuran konsentrasi gas etilen dari buah Apel dilakukan. Posisi tersebut dapat saja bergeser, namun pergeserannya tidak terlalu besar. Dari tabel 4.1, sinyal ternormalisir untuk gas etilen 0,579 ppm pada garis laser 8733 sebesar 0,21 au. Nilai sinyal ternormalisir inilah yang selanjutnya akan digunakan dalam pengukuran konsentrasi gas etilen produksi sampel.

2. Konsentrasi Etilen dari Apel

Pada hari pertama, scan dari sampel buah Apel Malang belum menunjukan adanya sinyal fotoakustik tabel 4.3. Hal ini dapat disebabkan oleh karena buah baru dikeluarkan dari kulkas beberapa jam sebelum dilakukan pengukuran, sehingga buah masih dalam keadaan dingin, belum berada pada suhu normal. Suhu buah yang dingin menghambat produksi gas etilen sehingga konsentrasi etilen terlalu kecil bahkan tidak ada untuk dideteksi oleh detektor. Buah Apel tersebut kemudian disimpan dalam suhu kamar untuk digunakan keesokan harinya. Pada hari kedua , hasil scan dari sampel menunjukan adanya sinyal fotoakustik tabel 4.3. Dari kalibrasi yang telah dilakukan, pengukuran konsentrasi gas etilen harus menggunakan posisi steppermotor yang memiliki serapan gas etilen, yaitu pada garis laser 8733. Dari tabel 4.3 pada hari kedua, sinyal ternormalisir etilen yang dihasilkan buah apel pada garis laser 8733 adalah 14,78 au dan dari tabel 4.1 sinyal ternormalisir untuk etilen 0.579 ppm pada garis laser yang sama 8733 adalah 0,21 au. Berdasarkan rumus 2.8 :