Teori Atom DASAR TEORI
pada model atom ini, harus meradiasikan energi elektromagnetik secara terus- menerus. Untuk mengatasi kesulitan ini, Bohr mengusulkan gagasan keadaan
“mantap stasioner” yaitu keadaan gerak tertentu dimana elektron tidak meradiasikan energi elektromagnetik. Bohr menyimpulkan bahwa dalam
keadaan berada di orbit, momentum sudut orbital elektron bernilai kelipatan bulat dari
ħ Krane, 1992. Elektron bergerak tidak pada sembarang orbit karena hanya orbit dengan
jari-jari tertentu sajalah yang diperkenankan dalam model atom Bohr. Jari-jari orbit yang diperkenankan mengikuti persamaan 2.1berikut:
= �
2
2.1 dengan
� = 0,0529 nm.
n = bilangan bulat 1, 2, 3, dan seterusnya Pada orbit yang diperkenankan, atom tidak memancarkan radiasi
elektromagnetik. Lintasan atau orbit tempat elektron bergerak disebut juga tingkat energi.
Masing-masing tingkat energi memiliki nilai tertentu yang memenuhi persamaan 2.2 berikut:
� =
−13,6
2
2.2 Elektron dapat berpindah dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi
yang lainnya dengan menyerap atau memancarkan energi seperti pada gambar 2.2 berikut:
a b
Gambar 2.2 a Eksitasi dan b Deeksitasi. Perpindahan elektron dari tingkat energi E
1
yang lebih rendah ke tingkat energi E
2
yang lebih tinggi disebut sebagai peristiwa eksitasi. Untuk melakukan eksitasi, elektron membutuhkan energi dari luar yang sesuai
dengan energi transisi dari kedua tingkat energi tersebut untuk berpindah dari tingkat energi E
1
yang lebih rendah ke tingkat energi E
2
yang lebih tinggi. Besar energi transisi mengikuti persamaan 2.3 berikut:
∆� = �
2
− �
1
2.3 dengan :
∆� = energi transisi untuk melakukan eksitasi eV �
2
= tingkat energi tinggi eV �
1
= tingkat energi rendah eV Perpindahan elektron dari tingkat energi E
2
yang lebih tinggi ke tingkat energi E
1
yang lebih rendah disebut sebagai peristiwa deeksitasi. Saat melakukan deeksitasi elektron melepaskan energi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Elektron yang berada pada tingkat energi E
2
kehilangan energinya dan berpindah ketingkat energi yang lebih rendah E
1
. Besar energi yang dilepaskan pada proses deeksitasi mengikuti persamaan 2.4 berikut:
ℎ = �
2
− �
1
2.4
dengan : ℎ = tetapan Planck yang besarnya 6,63.10
-34
J.s = frekuensi gelombang elektromagnetik Hz
�
2
= tingkat energi tinggi eV �
1
= tingkat energi rendah eV Adanya peristiwa eksitasi dan deeksitasi ini menjelaskan keadaan
spektrum diskrit dari atom, bahwa atom dapat memancarkan cahaya hanya pada gelombang tertentu saja, tidak kontinyu. Cahaya yang dipancarkan
hanya cahaya dengan frekuensi yang sesuai dengan selisih tingkat tenagaenergi transisi.