Pengukuran sinyal ternormalisir gas etilen kalibrasi 0,579 ppm
gelombang laser yang digunakan. Tidak semua panjang gelombang laser menghasilkan daya laser. Panjang gelombang yang menghasilkan daya
laser disebut garis laser. Pada hasil scan pertama yaitu gambar 4.1, terdapat 9 garis laser
yang ditunjukan oleh adanya puncak-puncak daya laser dengan nilai yang bervariasi. Sedangkan pada hasil scan kedua yaitu gambar 4.2, terdapat 8
garis laser saja, berkurang 1 garis laser yaitu garis laser ketujuh pada posisi steppermotor 9123. Hal ini menunjukan bahwa garis laser dapat
tidak stabil. Ketidakstabilan ini dapat juga terjadi pada nilai dari daya laser.
Contohnya daya laser pada garis laser kelima yaitu pada posisi steppermotor 8897 pada scan pertama gambar 4.1 bernilai 0,97 au
sedangkan pada scan kedua gambar 4.2 bernilai 0,61 au. Ketidakstabilan daya laser ini terjadi pada garis laser dengan daya laser
yang rendah sedangkan garis laser dengan daya yang cukup tinggi akan relatif stabil. Dari kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa posisi
steppermotor yang memiliki daya yang tinggi tidak mengalami perubahan yang signifikan seperti pada garis laser ketiga 8733 dan garis
laser keempat 8823. Adanya daya laser yang tidak stabil tersebut diakibatkan adanya
perubahan suhu yang mengakibatkan pemuaian pada alat. Pemuaian tersebut mengakibatkan panjang resonator laser berubah sehingga
mengkibatkan perubahan daya laser. Gangguan karena perubahan suhu
tidak dapat dihindari oleh peneliti, namun dapat diminimalisir dengan penggunaan dudukan dari batang invar untuk mengusahakan panjang
resonator tetap selama pengukuran. Pada gambar, satuan daya laser adalah arbitrary unit au. Au
merupakan satuan sembarang. Hal ini dikarenakan alat yang digunakan belum melalui proses kalibrasi. Sinyal ternormalisir juga bersatuan au
karena merupakan sinyal fotoakustik yang dibagi dengan daya laser yang bersatuan au. Namun hal ini tidak mengganggu pengukuran karena sesuai
persamaan 2.8, sinyal ternormalisir yang bersatuan au digunakan sebagai perbandingan dan habis terbagi untuk mencari konsentrasi.
Pada dasarnya pengukuran dapat dilakukan pada semua posisi steppermotor yang memiliki daya lasergaris laser. Namun dalam
melakukan pengukuran perlu diperhatikan daya laser pada garis laser yang akan digunakan. Garis laser yang baik untuk digunakan dalam
pengukuran adalah garis laser yang berdaya tinggi dan stabil. Selain memperhatikan daya laser pada posisi stepermotor juga
perlu diperhatikan sinyal fotoakustik yang dihasilkannya. Grafik sinyal fotoakustik terhadap posisi steppermotor untuk etilen 0,579 ppm
disajikan pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Grafik sinyal fotoakustik terhadap posisi steppermotor dari etilen 0,579 ppm hasil scan kedua.
Gambar 4.3 menunjukan bahwa setiap garis laser tidak selalu menghasilkan sinyal fotoakustik. Berdasarkan rumus 2.5, sinyal
fotoakustik pada satu garis laser tertentuposisi steppermotor tertentu dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu, daya laser pada garis laser yang sama,
konstanta sel fotoakustik yang dipakai, konsentrasi dari molekul gas yang ada di sel fotoakustik dan koefisien serapan gas pada posisi garis laser
tersebut. Koefisien serapan bervariasi tergantung jenis gas dan garis
laserposisi steppermotor. Artinya pada garis laser yang sama, koefisien serapan gas berbeda tergantung pada jenis gasnya, sedangkan untuk jenis
gas yang sama, koefisien gasnya berbeda untuk setiap garis laser. Perbedaan koefisien serapan gas ini disebabkan karena molekul gas
dalam sel fotoakustik hanya menyerap energi dari laser yang memiliki
-0.1 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6 0.7
8200 8400
8600 8800
9000 9200
9400 9600
S in
y al
Fo to
aku sti
k au
Posisi Steppermotor
energi yang sesuai dengan energi transisi dari molekul tersebut sehingga penyerapan hanya terjadi pada posisi tertentu untuk jenis gas tertentu.
Sinyal ternormalisir didapatkan dengan membagi sinyal fotoakustik dengan daya laser pada posisi steppermotor yang sama sesuai dengan
rumus 2.6. Sinyal ternormalisir untuk etilen 0,579 pmm disajikan pada gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Grafik sinyal ternormalisir terhadap posisi steppermotor dari etilen 0,579 ppm.
Sinyal ternormalisir pada setiap garis laser dipengaruhi oleh konsentrasi gas pada sel fotoakustik dan koefisien serapan gas seperti
pada rumus 2.6. Karena sel fotoakustik yang digunakan selama penelitian tetap, dan dalam sekali proses scan, konsentrasi gas penyerap dalam sel
fotoakustik adalah konstan, maka sinyal ternormalisir sebanding dengan koefisien serapan gas penyerapnya seperti pada rumus 4.1 berikut:
� �
≈ �
�
4.1
-0.05 0.05
0.1 0.15
0.2 0.25
8200 8400
8600 8800
9000 9200
9400 9600
Si n
yal Te
rn o
rm alisi
r au
Posisi Steppermotor
Berdasarkan rumus 4.1, semakin besar sinyal ternormalisirnya, menunjukan semakin besar koefisien serapan gasnya. Garis laser yang
baik digunakan untuk pengukuran konsentrasi gas selain memiliki daya laser yang cukup dan stabil juga harus memiliki koefisien serapan gas
yang tidak terlalu rendah. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua posisi steppermotor yang berdaya tinggi memiliki koefisien serapan yang
tinggi, begitu pula sebaliknya tidak semua posisi steppermotor yang memiliki koefisien serapan yang tinggi memiliki daya laser yang stabil.
Koefisien serapan gas yang tinggi pada posisi steppermotor dengan daya laser rendah dan tidak stabil dapat mengakibatkan energi laser habis
terserap. Jika energi laser habis terserap maka tidak ada energi yang dapat digunakan untuk membangkitkan sinyal fotoakustik, sehingga
pengukuran konsentrasi
gas tidak
dapat dilakukan.
Dengan memperhatikan hal tersebut peneliti memilih menggunakan garis laser
pada posisi steppermotor 8733 yang memiliki daya laser yang paling tinggi, stabil dan memiliki koefisien serapan yang baik. Garis laser 8733
ini selanjutnya akan digunakan dalam pengukuran konsentrasi. Data yang dihasilkan untuk etilen 0,579 ppm kalibrasi dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1. Tabel daya laser, sinyal fotoakustik, dan sinyal ternormalisir terhadap posisi steppermotor untuk udara yang dicampur dengan gas etilen 0,579 ppm
kalibrasi.
Scan Etilen
Daya Laser
Watt Sinyal
Fotoakustik Volt
Sinyal Ternormalisir
VoltWatt
Pertama 2,81
0,81 0,29
Kedua 2,93
0,61 0,21