Pendekatan sosiologis Perilaku Pemilih

28 sumbangan- sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon atau setiap tindakan yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil proses pemilihan”. 14 Jack C Plano mendefinisikan perilaku pemilih sebagai “suatu studi yang memusatkan diri pada bidang yang menggeluti kebiasaan atau kecenderungan pilihan rakyat dalam pemilihan umum, serta latar belakang mengapa mereka melakukan pemilihan itu”. 15 Dalam menganalisis perilaku pemilih dan untuk menjelaskan pertimbangan- pertimbangan yang digunakan sebagai alasan oleh para pemilih dalam menjatuhkan pilihannya, dikenal dua macam pendekatan yaitu, Mahzab “Columbia yang menggunakan pendekatan sosiologis dan Mahzab Michigan yang dikenal dengan pendekatan Psikologis”. 16 “Selain itu terdapat juga pendekatan pilihan rasional yang melihat perilaku seseorang melalui kalkulasi untung rugi yang didapat oleh individu tersebut”. 17 Pendekatan sosiologis sebenarnya berasal dari Eropa kemudian dikembangkan di Amerika Serikat oleh ilmuwan sosial yang memiliki latar belakang pendidikan Eropa. Pendekatan ini pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup

1.4.2.1 Pendekatan sosiologis

14 Samuel P. Hutington dan Joan Nelson. Partisipasi Politik di Negara Berkembang.Jakarta. Rineka Cipta. 1990. Hal 16 15 Jack C. Plano, Robert E. Ringgs dan Helenan S. Robin. Kamus Analisa Politik. Jakarta. C.V. Rajawali Press. 1985. Hal 280 16 Afan Gaffar. Javanese Voters: a Case Study of Election under a Hegemonic Party System.Yogyakarta. GajahMadaUniversity Press. 1992. Hal 4- 9 17 Ramlan Surbakti. Op. Cit. Hal 187 Universitas Sumatera Utara 29 signifikan dalam menentukan perilaku pemilih. Pengelompokan sosial seperti usia tua-muda, jenis kelamin laki-perempuan, agama, kelas sosial, organisasi agama, atau organisasi kemasyarakatan dan semacamnya dianggap memiliki peranan di dalam menentukan pilihan-pilihan politiknya. 18 Pendekatan psikologis merupakan fenomena Amerika Serikat karena dikembangkan sepenuhnya di Amerika Serikat melalui melalui Survey Research Center di Universitas Michigan. Munculnya pendekatan ini merupakan reaksi atas ketidakpuasan beberapa ilmuwan politik terhadap pendekatan sosiologis. Beberapa ilmuwan yang menganut pendekatan psikologis ini menganggap pendekatan sosiologis secara metodologis sulit dilaksanakan, terutama dalam aspek pengukurannya. Misalnya, bagaimana mengukur secara tepat sejumlah indikator kelas sosial, kelompok primer atau sekunder, kelompok agama, Untuk itu, pemahaman terhadap pengelompokan sosial baik secara formal, seperti organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, organisasi profesi maupun pengelompokan informal seperti keluarga, pertemanan, ataupun kelompok kecil lainnya akan sangat berguna bagi penjelasan perilaku pemilih seseorang. Pengelompokan ini memiliki peranan besar dalam membentuk sikap,persepsi,dan orientasi seseorang, yang nantinya sebagai dasar atau preferensi dalam menentukan pilihan politiknya.

1.4.2.2. Pendekatan Psikologis