Empat Wacana Kerangka Teoritis

26

3. Empat Wacana

Teori Empat Wacana adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh Lacan yang terdiri dari empat bentuk. Keseluruhan empat bentuk tersebut menggambarkan variasi hubungan antara elemen-elemen dengan simbol- simbolnya sebagai berikut Subyek , Penanda Utama Master Signifier S1, Pengetahuan Knowledge S2, dan Surplus Joissance a. Bentuk hubungan antara elemen-elemen tersebut berubah pada suatu mekanisme dasar dengan posisi-posisi sebagai berikut: Agent  Other Truth Product Elemen-elemen yang telah disebutkan tadi akan mengisi empat posisi yang masing-masing telah memiliki fungsinya yang tetap seperti Agent ,pada posisi kiri atas, yang bertugas sebagai pembicara, seperti yang dijelaskan Paul Verhaeghe 52 bahwa “ The first position is very logical : each discourse starts by somebody talking, called by Lacan the agent . 53 ” dan posisi berikutnya, di bagian kanan atas tempat yang dituju oleh tanda panah adalah apa atau siapa yang menjadi lawan bicara dari agen tersebut yaitu Other atau Liyan. Sedangkan pada posisi kanan bawah ditempati oleh Product, yang merupakan hasil dari pembicaraan agen pada liyan. Semua proses itu sebenarnya didalangi oleh posisi kiri bawah yang ditempati oleh truth. Peran dari posisi truth ini adalah sebagai “as motor and 52 Lihat, Verhaeghe,Paul. Lacan Theory on Four Disucourses.4. Merupakan tulisan yang d iterbitkan di The Letter. Lacanian Perspectives on Psychoanalysis, 3, Spring 1995.91-108. 53 Ibid 27 starting point of each discourse” 54 . Empat wacana itu masing-masing adalah Wacana Tuan, Wacana Universitas, Wacana Histeris, dan Wacana Analis. Wacana Tuan merupakan sebuah wacana yang dalam konteks sosial- masyarakat, dapat dipakai untuk menyusun sebuah tatanan di dalam masyarakat berdasarkan aturan-aturan simbolik yang ada 55 . Sehingga sifat dari wacana ini adalah dominasi. Berikut adalah gambar rumusan wacana tuan. S1 S2 a Pada wacana tuan, yang menjadi motor penggerak adalah subyek . Subyek mendorong agen, yang ditempati oleh S1, penanda utama, atau dapat disebut juga hukum sang Ayah. Pada bagian ini, agen menempati posisi sebagai pihak yang bicara dengan aturan dan bahasa-bahasa kebenaran . Hal yang penting untuk diperhatikan di dalam wacana ini adalah hubungan antara S1 dan S2 yang bersifat Hegelian. This implies that knowledge is also situated at the position of the other, which means that the other has to sustain the master in his illusion that he is at one with this knowledge. The pupils make the master or, in the Hegelian sense: it is the slave who confirms by his knowledge the position of the master. 56 S2 sebagai liyan berada pada posisi yang mengakui bahwa sang agen bahwa dia berada di dalam posisi yang berkuasa. Sedangkan pada posisi product yang ditempati oleh obyek a, kita menemukan bahwa tidak dapat atau tidak memiliki akses langsung menuju objek a, sebagai cause of desire, “this object a, cause of 54 Ibid.5. 55 Catatan dan diskusi Perkuliahan, “Psikoanalisa dalam Kritik Ideologi” Magister Ilmu Religi dan Budaya USD.2013. 56 Verhaeghe,Paul. 1995.Op.cit.,9. 28 desire, can never be brought into relation with the divided being of the ” 57 Maka subyek perlu memakai wacana yang lain bila ingin bertemu dengan hasratnya. Pada wacana histeris, posisi agent ditempati oleh subyek . Pada bagian ini subyek berbicara dengan cara yang khas, karena subyek dapat dikatakan juga sebagai tubuh yang tidak berbahasa maka yang menjadi bahasanya adalah energi libidinal 58 . Hubungan antara wacana tuan dan wacana histeris adalah perpindahan subyek ke posisi agen. Subyek yang di dalam wacana tuan diwakili oleh S1untuk berbicara, merasa tidak puas lalu berpindah untuk dapat berbicara atas namanya sendiri. S1 a S2 Wacana histeris adalah wacana orang yang sedang melakukan demonstrasi atau perombakan tatanan dalam masyarakat Hal ini akan semakin jelas terlihat apabila ada aksi kebertubuhan di dalam demonstrasi tersebut, seperti misalnya aksi menjahit mulut. Subyek berbicara kepada posisi liyan yang ditempati oleh S1, bentuk pembicaraannya ini adalah berupa protes dan gugatan. Wacana histeris harus dinilai bukan dari makna tetapi dari cara tubuh menunjukkan apa yang selama ini direpresi 59 . Apa yang dilakukan oleh subyek merupakan dorongan yang datang dari posisi truth, yaitu obyek a. Pada akhirnya hasil dari wacana ini, di posisi product, adalah S2 yang merupakan pengetahuan yang baru. 57 Ibid 58 Catatan dan Diskusi Perkuliahan Psikonanalisa dan Kritik Ideologi MagisterIRB-USD .2013. 59 Ibid 29 Wacana universitas, bila kita dibahas dalam konteks penatanan masyarakat, adalah wacana yang dipakai oleh masyarakat yang memilih pengetahuan, S2, untuk menempati posisi agen yang berbicara kepada obyek a di posisi liyan. Dalam wacana ini tujuan yang hendak dicapai adalah obyektifitas 60 . S2 a S1 Penanda penanda yang berada di dalam S2 selalu bersifat biner, sedangkan penanda yang berada di S1 bersifat tunggal. Maka kebenaran yang terletak pada wacana ini, yaitu S1, merupakan sesuatu yang perlu dipertanyakan obyektifitasnya 61 , karena wacana ini memberikan kesempatan kepada S1 untuk melanggengkan kekuasaannya. Setiap obyektifitas membutuhkan sebuah jaminan untuk kebenarannya, dan jaminan itu seringkali datang dari penanda utama, seperti misalnya yang terjadi pada Descartes yang masih membutuhkan Tuhan S1 untuk menjamin kebenaran ilmu pengetahuan ciptaannya S2 62 . Produk dari wacana ini adalah subyek ,subyek di sini adalah subyek yang terbelah karena, menurut Verhaeghe, “the more knowledge one uses to reach for the object, the more one becomes divide between signifiers, and the further one gets away from home, that is from the true cause of desire. 63 ” Semakin banyak orang menggunakan pengetahuan untuk mencapai sesuatu semakin mereka terbelah sehingga terpisah makin jauh dari hasrat mereka. 60 Ibid 61 Ibid 62 Verhaeghe,Paul. 1995.Op.cit.,.12 63 Ibid.13. 30 Puncak dari semua wacana tersebut adalah wacana analisis. Pada wacana ini yang duduk di posisi agen adalah seorang analis 64 , atau obyek a. Obyek a dikenal juga dengan nama surpluss joissance, reminder, dan residu. a S2 S1 Efek yang terjadi bila posisi agen ini diduduki oleh obyek a dan posisi liyan ditempati oleh subyek adalah, adanya keadaan dari untuk bertemu langsung dengan apa yang selama ini di “lack” olehnya. Bila menangkap obyek a maka akan terjadi transferensi yang tak terhindarkan dan harus ada. 65 Produk dari wacana ini adalah sebuah penanda utama, S1, yang baru, atau hukum yang baru. Dalam konteks penataan masyarakat, dapat dikatakan Saat masyarakat berhubungan dengan hal-hal yang menggiurkan dari masa lalu yang bukan untuk dihadirkan kembali tetapi untuk menciptakan sebuah hukum yang baru. 66

4. Memori Kolektif