32
Seorang individu berbagi sebuah ingatan yang sama dengan anggota lain dalam kelompoknya. Ingatan ini dapat dibentuk atau direalisasikan atau dapat
juga menuntut sang individu sendiri secara sadar maupun tak sadar untuk dinyatakan dalam bentuk-bentuk pemaknaan akan ingatan tersebut. Salah satu
bentuknya adalah melalui karya seni. Dari dasar pemahaman ini penulis memulai untuk memakai teori memori kolektif dalam penelitan ini, khususnya hubungan
antara memori kolektif dalam konteks masyarakat Timor Leste, yaitu sejarah konflik dan pembentukan identitas nasional kebangsaan dengan pemaknaannnya
lewat karya seni.
G. Metode Penelitian
Sumber data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah pelukis atau beberapa pelukis dari Arte Moris dan lukisan yang mereka hasilkan. Sampai
sejauh ini, penulis telah melakukan penelitian langsung di tempat tersebut yang beralamatkan di Rua dos Martires de Patria, Comoro, Dili, Timor Leste. Penelitian
berlangsung dalam waktu 2 minggu di pertengahan bulan Januari tahun 2012. Penulis mengumpulkan data-data penelitian dalam bentuk foto ; baik foto-foto
hasil karya maupun para penciptanya, adapula dokumentasi wawancara dalam bentuk video dan audio, serta hal-hal yang bisa ditangkap dan dicatat dalam masa-
masa yang penulis lewatkan bersama para seniman dan anggota dari lembaga yang menamai diri mereka sebagai Free Art School dan Cultural Center tersebut.
Pengumpulan data dari para pelukis yang berupa wawancara, analisa atas karya yang dibuat pelukis akan dipakai untuk penggambaran pemetaan tentang
Seni Rupa di Timor Leste, Hal ini akan dibantu dengan pembahasan tentang
33
kondisi kota Dili secara historis dan Geografis sebagai tempat berlangsungnya proses kebersenimanan ini. Dengan demikin metode life history dapat diterapkan
dalam penelitian ini. Dengan salah satu fokus yang dimiliki dari penelitian ini adalah pada lukisan-lukisan yang dihasilkan oleh para seniman tersebut maka
penulis akan menggunakan konsep penafsiran karya seni dalam penelitian ini. Penafsiran seni ini khususnnya tentang seni rupa.
H. Pengolahan Data
Data-data yang menjadi sumber utama dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu data karya, berupa lukisan-lukisan yang
dihasilkan oleh para seniman di Arte Moris dan data narasi yaitu berupa narasi- narasi yang melingkupi informasi tentang para pelukis atau pencipta karya
tersebut, proses berkarya, tempat atau komunitas dalam berkarya dan cerita-cerita lain yang dapat memberikan konteks-konteks tertentu pada karya. Data narasi
dapat berupa dokumentasi cetak-tulisan, audio, fotografis maupun video.
Data karya dalam penelitian ini akan dibahas, atau dianalisa menggunakan kerangka teori yang telah disiapkan. Pembahasan akan melihat karya-karya
tersebut sebagai sebuah karya seni lukis dengan fokus pada elemen-elemen visual di dalamnya yang telah diasumsikan bermuatkan ide-ide tertentu. Data narasi akan
mendukung pembahasan ini dengan memberikan ruang dan jaringan pemaknaan yang lebih luas serta kaya dan untuk selanjutnya dapat menambah kemungkinan-
kemungkinan bentuk pembahasan yang baru.
34
I. Sistematika Penulisan
Bentuk dari hasil penulisan penelitian ini terdiri dari empat bagian besar atau empat bab. Masing-masing dari bab tersebut terdapat bagian dengan fungsinya
yang berbeda-beda. Pada bab pertama, merupakan bagian pengantar, terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teoritis, kajian pustaka,
manfaat penelitian, metode penelitian, pengolahan data, dan sistematika penulisan. Berkaitan dengan inti penelitian, pada bagian ini akan ditunjukkan
obyek-obyek yang akan dikaji dalam penelitian, batasan pembahasannya,serta kerangka teori yang akan dipakai.
Pada bab kedua, terdapat pembahasan tentang seni rupa, khususnya seni lukis, di Timor Leste, uraian tentang sejarah Arte Moris dan ragam karya lukis yang
akan dibahas dalam penelitian ini. Bagian ketiga, yaitu bab tiga merupakan bagian di mana analisa akan dijalankan. Pada bagian ini kerangka teori akan
dikembangkan ke dalam poin-poin yang lebih terarah pada obyek kajian. Bab keempat merupakan bab terakhir yang akan bermuatkan kesimpulan dan juga
sebuah bentuk refleksi dari proses penelitian yang telah dilakukan.
35
BAB II ARTE MORIS DAN SENI VISUAL DI TIMOR LESTE
2.1. Selayang Pandang Seni Rupa di Timor Leste 2.1.1. Pra Arte Moris : Situs Lenehara, Timor Bonita, dan Seni Visual dalam
Pergerakan 2.1.1.a. Gambar di Gua Kapur
Pengetahuan, tulisan, dan data tentang senirupa di Timor Leste yang ditemukan penulis dalam penelitian ini, dalam penyusunannya secara umum,
memberikan perhatian yang mendasar dan cukup besar pada sisi kesejarahannya, baik sejarah kebudayaan Timor Leste secara umum maupun sejarah senirupanya
sendiri. Dalam hal kesejarahan itu, ada beberapa titik yang dijadikan sebagai bagian yang penting bila bebicara tentang senirupa di Timor Leste. Salah satu
sumber dari penelitian ini yang membahas tentang senirupa di Timor Leste adalah “A Contemporary Art Movement in Timor-Leste”, yang ditulis oleh Silva dan
Barkmann
68
. Tulisan ini merupakan sebuah pengantar pameran seni yang diikuti oleh pihak Arte Moris dan diadakan oleh kerjasama Museum and Art Gallery
Northern Teritory dan National Directorate of Culture Timor-Leste pada tahun
2008. Pengantar pameran ini memberikan sebuah gambaran umum yang singkat namun menghasilkan wacana senirupa kontemporer Timor
– Leste yang cukup lengkap.
Kedua penulis pengantar pameran tersebut adalah, Abilio da Conceciao Silva, yang merupakan direktur dari Heritage and Museum Departmen National
Directorate of Culture Timor-Leste , dan Joanna Barkmann, seorang kurator dari
68
Lihat, Silva, Abilio d. C.dan Barkmann.2008 :A Contemporary Art Movement in Timor Leste,an essay
.Museum and Art Gallery Northern Teritory in partnership with the Timor Leste National Directorate of culture.