30
Puncak dari semua wacana tersebut adalah wacana analisis. Pada wacana ini yang duduk di posisi agen adalah seorang analis
64
, atau obyek a. Obyek a dikenal juga dengan nama surpluss joissance, reminder, dan residu.
a S2 S1
Efek yang terjadi bila posisi agen ini diduduki oleh obyek a dan posisi liyan ditempati oleh subyek adalah, adanya keadaan dari untuk bertemu langsung
dengan apa yang selama ini di “lack” olehnya. Bila menangkap obyek a maka akan terjadi transferensi yang tak terhindarkan dan harus ada.
65
Produk dari wacana ini adalah sebuah penanda utama, S1, yang baru, atau hukum yang baru.
Dalam konteks penataan masyarakat, dapat dikatakan Saat masyarakat berhubungan dengan hal-hal yang menggiurkan dari masa lalu yang bukan untuk
dihadirkan kembali tetapi untuk menciptakan sebuah hukum yang baru.
66
4. Memori Kolektif
Teori tentang memori kolektif dipilih untuk dipakai dalam tesis ini karena para seniman dan karya mereka merupakan bagian dari sebuah masyarakat, dalam
hal ini masyarakat Timor Leste dengan Dili, ibu kota negara, sebagai kekhususannya. Aspek keruangan kota merupakan sumber dari penanda-penanda
yang menjadi acuan ingatan kolektif masyarakatnya. Para seniman adalah bagian dari masyarakat dan konstruksi memori kolektif yang mereka miliki tersusun dari
sebuah narasi waktu dan tempat yang sama. Dalam membahas teori ini penulis
64
Catatan perkuliahan psikoanalisa.2013.
65
Ibid
66
Ibid
31
akan mencoba memakai sebuah karya yang bertemakan hubungan dari sebuah kota dan memori masyarakat di dalamnya. Kota merupakan saksi dari sejarah
yang dilewati oleh masyarakat yang tinggal di dalamnya. Identitas masyarakat dapat dibentuk dari hal-hal yang ada di dalam sebuah kota. Pergulatan antara
kekusaan dan kepentingan memberi warna dan bentuk pada sebuah kota. Memori- memori kolektif pun ikut mengambil bagian dalam pembentukan ini dan tentu
saja akan mendapat bentuk sendiri dari pergulatan-pergulatan ini. Ide tentang ini
dapat ditemui di dalam buku karya Abidin Kusno, Ruang Publik,Identitas dan
memori kolektif : Jakarta Pasca-Suharto. Ruang publik merupakan bagian dari sebuah kota di mana kontak
antara pemerintah dan masyarakat terjadi. Pemerintah dengan daya kuasanya dan masyarakat dengan daya juangnya untuk kelangsungan
hidupnya. Ruang publik sendiri bukanlah sebuah ruang yang terbatas hanya dalam artian fisik semata. Dalam hubungannnya dengan
memori masyarakat, ruang ini memiliki peranan penting. Salah satu peranan penting ini adalah sebagai tepat untuk proses pemaknaan
oleh berbagai hal yang terdapat di dalamnya. Proses ini melingkupi tindakan yang melibatkan wacana pengingatan,pengabaian, dan
pelupaan. Memori kolektif terbentuk dari mekanisme wacana- wacana ini.
67
Memori kolektif yang terbentuk di dalam ruang publik, tidak pernah tetap. Pada dasarnya sifat dari memori kolektif adalah tidak seragam,tidak utuh dan
tidak pernah lengkap dalam dunia sosial. Peragaman dari memori kolektif ini bergantung pada penggunaannya, oleh siapa, untuk apa, dan dengan akibat apa.
Hal ini menjadikan memori kolktif menjadi suatu medan yang sarat sekaligus terbuka bagi aliran-aliran kekuasaan yang dapat menempatinya.
67
Kusno, A. dan Maneke Budiman.2009. Ruang Publik,Identitas dan Memori Kolektif : Jakarta Pasca-Suharto.
Tr.Lilawati Kurnia.Yogyakarta :Ombak.
32
Seorang individu berbagi sebuah ingatan yang sama dengan anggota lain dalam kelompoknya. Ingatan ini dapat dibentuk atau direalisasikan atau dapat
juga menuntut sang individu sendiri secara sadar maupun tak sadar untuk dinyatakan dalam bentuk-bentuk pemaknaan akan ingatan tersebut. Salah satu
bentuknya adalah melalui karya seni. Dari dasar pemahaman ini penulis memulai untuk memakai teori memori kolektif dalam penelitan ini, khususnya hubungan
antara memori kolektif dalam konteks masyarakat Timor Leste, yaitu sejarah konflik dan pembentukan identitas nasional kebangsaan dengan pemaknaannnya
lewat karya seni.
G. Metode Penelitian