2
1. PENDAHULUAN
Asupan gizi maternal yang rendah selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi maternal serta bayi, salah satunya berat bayi lahir rendah BBLR
Pantiawati, 2010. Kriteria BBLR menurut World Health Organization WHO yaitu berat bayi lahir kurang dari 2500 gram terlepas dari usia kehamilan bayi, dan dari kriteria tersebut
WHO menyatakan bahwa 15-20 bayi di seluruh dunia masuk dalam kriteria BBLR. Bayi BBLR memiliki risiko kematian 22 lebih tinggi dibandingkan dengan bayi lahir dengan
berat badan normal atau lebih Matthews dan MacDorman, 2013; WHO, 2013. Angka kejadian BBLR di Indonesia tahun 2013 sebesar 10,2 mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 11,2. Namun angka tersebut masih cukup tinggi, sehingga dibutuhkan perhatian intensif Riskesdas, 2013. Profil Kesehatan Provinsi DI
Yogyakarta melaporkan bahwa kasus kematian neonatal di Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2011 sebanyak 311 kasus meningkat dibandingkan tahun 2010 sebanyak 241 kasus
dengan BBLR sebagai penyebab terbesar Dinkes Provinsi DI Yogyakarta, 2012. Program yang dibuat WHO pada tahun 2012, World Health Assembly Resolution,
menyatakan bahwa diperlukan nutrisi selama perawatan antenatal untuk menurunkan angka kejadian BBLR, salah satunya suplemen kalsium. Kebutuhan kalsium akan meningkat
selama kehamilan, khususnya pada trimester akhir untuk proses pembentukkan skeleton WHO, 2014; Paul et al., 2015. Penggunaan suplemen kalsium terbukti dapat menurunkan
risiko BBLR Roudbari et al., 2007. Kalsium pada janin sangat dibutuhkan untuk pembentukkan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium selama kehamilan menyebabkan janin
akan megambil kalsium dari tulang ibu, sehingga tidak hanya memberi dampak buruk pada bayi, namun juga memberi dampak buruk pada ibu yakni risiko osteoporosis di kemudian
hari Paul et al., 2015. Namun, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi BBLR selain suplemen kalsium, antara lain usia maternal, antenatal care selama kehamilan, riwayat
abortus dan paritas Chaman et al., 2013; Kanjanasingh et al., 2013; Brown et al., 2008. Provinsi DI Yogyakarta merupakan provinsi terbaik dalam pelayanan antenatal dengan
presentase pasien yang melakukan 4 kali kontrol selama kehamilan sebesar 85 Riskesdas, 2013. Penelitian ini dilakukan di RS Panti Rapih Yogyakarta karena terdapat studi
pendahuluan yang menunjukkan bahwa kebanyakan pasien maternal melakukan kontrol kehamilan serta melahirkan di rumah sakit yang sama. Hasil tersebut menunjukkan return
rate yang cukup tinggi, sehingga efektivitas pengambilan data akan tercapai.
3
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien maternal, mengetahui hubungan usia, jumlah antenatal care, riwayat abortus dan
paritas pada pasien maternal selama kehamilan terhadap berat bayi lahir rendah serta mengetahui hubungan suplementasi kalsium pada pasien maternal selama kehamilan
terhadap berat bayi lahir rendah di RS Panti Rapih Yogyakarta. Belum banyaknya penelitian di Indonesia mengenai hal tersebut juga merupakan latar belakang pentingnya penelitian ini
dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi kepada pemerintah mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi maternal, kepada rumah
sakit terkait efektivitas suplementasi kalsium pada maternal serta kepada pasien maternal terkait pentingnya pengaruh suplementasi kalsium dan faktor lain terhadap berat badan bayi
lahir.
2. METODE PENELITIAN