c. Ketidakseimbangan hormon Mekanisme terjadinya dismenore yaitu korpus luteum berumur hanya 8 hari
“korpus luteum menstruasionis” dan sejak umur 4 hari telah menurun pengeluaran estrogen dan progesteron disertai perbandingan yang tidak seimbang.
Penurunan dan ketidakseimbangan estrogen dan progesteron E2P = 0.01 menjadi pemicu pengeluaran dari :
1 Enzim lipogenase dan siklosigenase. 2 Kerusakan membran sel sehingga dapat dikeluarkannya :
a Asam fosfolipase. b Asam fosfatase.
c Mengeluarkan ion Ca. 3 Pembentukan prostaglandin dari asam arakidonik Manuaba :2001
3. Macam- Macam Dismenore
Berdasarkan penyebabnya, dismenore di kelompokkan menjadi dua yaitu dismenore primer esensial, intrinsik, idiopatik, tidak terdapat hubungan dengan
kelainan ginekologik dan dismenore sekunder ekstrinsik, yang di peroleh, aquired di sebabkan oleh kelainan salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri,
stenosis serivisis uteri, dan lain- lain Prawiroharjo,1999.
a. Dismenore Primer
1 Pengertian
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di jumpai kelainan pada alat- alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah
menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus- siklus haid pada bulan- bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak
disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-
Universitas Sumatera Utara
sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang
berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat
dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya.
2 Faktor- faktor Penyebab
Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain :
a. Faktor kejiwaan
Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.
b. Faktor konstitusi
Faktor ini erat hubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.Faktor- faktor seperti anemia, penyakit menahun dan
sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. c.
Faktor obstruksi kanalis servikalis Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis
kanalis servikalis, tetapi ini tidak di anggap sebagai faktor penting penyebab dismenore.
d. Faktor endokrin
Pada umumnya da anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer di sebabakan oleh kontraksi uterus yang berlebihanan.Faktor endokrin mempunyai
hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynoldss yang melakukan penelitian pada uterus kelinci
berkesimpulan bahwa hormon esterogen merangsang kontraktilitas uterus, sedang
Universitas Sumatera Utara
hormon progesteron menghambat atau mencegahnya.Tetapi, teori ini tidak dapat menerengkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional
anovulator. e.
Faktor alergi Teori ini di kemukakan setelah memperhatiakn adanya asosiasi antara dismenore
dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid. Penyelidikan dalam tahun- tahun terakhir menunjukan bahwa
peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer Prawiroharjo, 1999.
b. Dismenore Sekunder