Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Kerangka Konsep Hipotesa Penelitian Definisi Operasional

sangat penting karena dikhawatirkan bisa saja dismenore tersebut terjadi karena adanya kelainan-kelainan pada alat reproduksinya. Motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktifitas; dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh Sanjaya, 2011. Masalah kesehatan yang memperberat masalah kesuburan pada wanita adalah ketidakteraturan periode menstruasi, nyeri yang berat saat menstruasi, endometriosis, penyakit inflamasi pelviks dan lebih dari satu kali riwayat keguguran Kusmiran, 2011, hal. 119. Dari survei awal berupa wawancara yang telah dilakukan peneliti di SMA Dharma Pancasila pada tanggal 22 Desember 2012. Dari 7 responden yang peneliti wawancara maka terdapat 5 responden mengatakan mengalami dismenorhoe dan sati diantaranya mengatakan telah melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA Darma Pancasila Medan Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: ” Bagaimanakah hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan ?” Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid. b. Untuk mengetahui pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan c. Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Petugas Kesehatan Sebagai strategi bagi tenaga kesehatan yang berperan sebagai educator dalam menyalurkan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehataan tentang pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Memberi informasi dalam mengidentifikasi hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan. 3. Bagi Peneliti Universitas Sumatera Utara Dengan penelitian ini bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara langsung yang dapat digunakan untuk praktek di lapangan nantinya. 4. Bagi Remaja putri Sebagai sumber masukan bagi remaja putri tentang nyeri haid dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan dan mengetahui dampak dari nyeri haid terhadap kesehatan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003 pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial-budaya. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran telinga dan indera penglihatan mataNotoatmodjo, 2005.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2010 membagi 6 tingkat pengetahuan.Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : a. Tahu know Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Universitas Sumatera Utara b. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kamapuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. d. Analisa Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis Syntesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formula baru dari formulasi- formulasi yang ada. f. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

3. Cara Mengukur Pengetahun dan Hasil Pengukuran

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang di ukur dari subjek penelitian atau responden. Universitas Sumatera Utara Pendalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Menurut Sugiyono 2007 hasil pengukuran pengetahuan dengan menggunakan hasil rata- rata keseluruhan dan di implementasikan ke dalam 2 kategori, yaitu : a. Kategori pengetahuan baik, jika skor jawaban mean. b. Kategori pengetahuan kurang baik, jika skor jawaban mean.

B. Remaja 1. Pengertian Remaja

Remaja adolence menurut organisasi kesehatan dunia WHO adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, seberasal dari kata latin adolescere kata bendanya adolescentra yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence , seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Hurlock, 2000 Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang- orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama. Hurlock, 2000. Masa remaja adalah jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan anak dan dewasa, yang berawal pada usia 9 – 10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun, dan rentan dalam artian fisik, psikis, sosial dan gizi. Arisman, 2007, hal. 63

2. Batasan Usia Remaja

Awal masa remaja berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat.Hurlock, 2000 Universitas Sumatera Utara Pada masa adolesensi ini terjadi proses kematangan yang berlangsung secara lambat dan teratur. Masa ini merupakan kunci dari perkembangan anak. Menurut banyak ahli jiwa, batas waktu adolesensi itu ialah 17-19 tahun atau 117-21 tahun. Kartono, Kartini, 1992 : 65 Sedangkan menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa, atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua tidak mandiri, maka dimasukkan dalam kelompok remaja. http:smileboys.blogspot.com200806pengertian-remaja.html 3.Aspek-Aspek Perkembangan Pada Masa Remaja a. Perkembangan fisik Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik Papalia Olds, 2001. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001. b.. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget dalam Santrock, 2001, seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih Universitas Sumatera Utara penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.Piaget dalam Papalia Olds, 2001 mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal Papalia Olds, 2001. Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja Beyth-Marom, dkk., 1993.Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu. Beyth-Marom, dkk 1993 kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri self-destructive. Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth- Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama. Universitas Sumatera Utara c. Perkembangan kepribadian dan social Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain Papalia Olds, 2001. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup Erikson dalam Papalia Olds, 2001. Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua Conger, 1991; Papalia Olds, 2001. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman Conger, 1991; Papalia Olds, 2001. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya Conger, 1991. Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia Olds, 2001. Universitas Sumatera Utara C.Dismenore 1. Pengertian Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi Imew, 2007. Sedangkan menurut kamus kedokteran 2005 dismenore berarti nyeri sewaktu haid. Dismenore merupakan nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari- hari wanita dan mendorong penderita untuk melekukan pemeriksaan atau konsultasi ke dokter, puskesmas atau ke bidan Manuaba, 1998. Dismenore berarti kram, nyeri, ketidaknyamanan lainnya yang di hubungkan dengan menstruasi Saturned, 2008. Sedangkan menurut Prawiroharjo 1999 dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabakan wanita- wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. 2.Patofisiologi a. Hiperaktivitas uterus dan berkurangnya aliran darah uterus Penyelidikan yang menggunakan catatan tekanan intra uterus telah memperlihatkan hiperaktivitas uterus, yaitu kontraksi uterus yang lebih sering atau kontraksi- kontraksi yang lebih besar intensitasnya atau peningkatan tonus uterus yang mendasarinya, atau sejumlah kombinasi dari ketiga pengamatan ini pada hampir semua wanita yang mengeluh dismenore primer. b. Kelainan anatomi Faktor- faktor anatomi dapat juga menyokong dismenore. Stenosi servik pernah di pikirkan sebagai penyebab umum dismenore Ginekologi Greenhill:110. Universitas Sumatera Utara c. Ketidakseimbangan hormon Mekanisme terjadinya dismenore yaitu korpus luteum berumur hanya 8 hari “korpus luteum menstruasionis” dan sejak umur 4 hari telah menurun pengeluaran estrogen dan progesteron disertai perbandingan yang tidak seimbang. Penurunan dan ketidakseimbangan estrogen dan progesteron E2P = 0.01 menjadi pemicu pengeluaran dari : 1 Enzim lipogenase dan siklosigenase. 2 Kerusakan membran sel sehingga dapat dikeluarkannya : a Asam fosfolipase. b Asam fosfatase. c Mengeluarkan ion Ca. 3 Pembentukan prostaglandin dari asam arakidonik Manuaba :2001

3. Macam- Macam Dismenore

Berdasarkan penyebabnya, dismenore di kelompokkan menjadi dua yaitu dismenore primer esensial, intrinsik, idiopatik, tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik dan dismenore sekunder ekstrinsik, yang di peroleh, aquired di sebabkan oleh kelainan salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis serivisis uteri, dan lain- lain Prawiroharjo,1999.

a. Dismenore Primer

1 Pengertian Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di jumpai kelainan pada alat- alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus- siklus haid pada bulan- bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama- Universitas Sumatera Utara sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya. 2 Faktor- faktor Penyebab Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain : a. Faktor kejiwaan Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore. b. Faktor konstitusi Faktor ini erat hubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.Faktor- faktor seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. c. Faktor obstruksi kanalis servikalis Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, tetapi ini tidak di anggap sebagai faktor penting penyebab dismenore. d. Faktor endokrin Pada umumnya da anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer di sebabakan oleh kontraksi uterus yang berlebihanan.Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynoldss yang melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon esterogen merangsang kontraktilitas uterus, sedang Universitas Sumatera Utara hormon progesteron menghambat atau mencegahnya.Tetapi, teori ini tidak dapat menerengkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulator. e. Faktor alergi Teori ini di kemukakan setelah memperhatiakn adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid. Penyelidikan dalam tahun- tahun terakhir menunjukan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer Prawiroharjo, 1999.

b. Dismenore Sekunder

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada keluhan yang menetap seperti infeksi rahim, kista, atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan sekitarnya www.compas.co.id. Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis Manuaba, 2001. Menurut Hacker 2001 tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis.Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada wanita yang lebih tua tiga puluhan atau empat puluhan tahun dan dapat disertai dengan gejala yang lain dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal. Dismenore sekunder dapat di sebabkan oleh : 1. Rahim yang terbalik, sehingga membuat darah haid tidak mudah di keluarkan. 2. Benjolan besar atau kecil didalam rahim. 3. Peradangan selaput lendir rahim. Universitas Sumatera Utara 4. Pemakaian spiral 5. Endometriosis 6. Fibroid atau tumor 7. Infeksi pelvis www.compas.co.id.

4. Gejala Klinis

Gejala- gejala klinis biasanya di mulai sehari sebelum haid, berlangsung selama hari pertama dan hari ke dua haid dan jarang terjadi setelah itu.Rasa nyeri biasanya merupakan nyeri di garis tengah perut di atas tulang kemaluan, nyeri terasa hilang timbul, tajam dan bergelombang.Biasanya mengikuti arah rahim dan dapat menjalar ke arah pinggang bagian belakang.Selain rasa nyeri dapat di sertai rasa mual, muntah, sakit kepala dan mudah tersinggung atau depresi www.compas.co.id. Dismenore primer terjadi bersamaan atau beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus – siklus haid pada bulan – bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama – sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan iritabilitas. Sedangkan tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada wanita yang lebih tua tiga puluhan atau empat puluhan Universitas Sumatera Utara tahun dan dapat disertai dengan gejala yang lain dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal.

5. Dampak Dismenore

Perlu waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim. Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya Sastrowardoyo, 2007. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu “hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA Dharma Pancasila Tahun2013”. Variabel Independen Variabel Dependen Skema1 : Kerangka konsep

B. Hipotesa Penelitian

Hipotesa yang digunakan dari penelitian ini yaitu : adanya hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA Dharma Pancasila Medan tahun 2013. Pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid Pelaksanaan periksa ke pelayanan kesehatan Universitas Sumatera Utara

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengetahuan remaja putri tentang Nyeri haid Kemampuan remaja putri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan tentang nyeri haid Kuesioner Pengetahuan remaja putri dapat digolongkan menjadi : a. Baik, bila benar menjawab 8- 10 pertanyaan b. Cukup, bila benar menjawab 6- 7 pertanyaan c. Kurang, bila benar menjawab 4- 5 pertanyaan Ordinal Pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan Dorongan atau kemauan remaja putri untuk melakukan pemeriksaan nyeri haid ke tenaga kesehatan Kuesioner Motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan digolongkan menjadi : a. Dilakukan, bila jawaban benar 5 b. Tidak dilakukan, bila jawaban benar 5 Nominal Universitas Sumatera Utara BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian