Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid dengan Pelaksanaan untuk Periksa ke Pelayanan Kesehatan di SMA Dharma Pancasila Tahun 2013

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NYERI HAID DENGAN PELAKSANAAN UNTUK PERIKSA

KE PELAYANAN KESEHATAN DI SMA PANCASILA MEDAN

TAHUN 2013

NURUL AZMI 125102151

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya serta kesempatan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Program D-IV Bidan Pendidik dengan judul “Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid dengan Pelaksanaan untuk Periksa ke Pelayanan Kesehatan di SMA Dharma Pancasila Tahun 2013”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti menemukan banyak sekali hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.kep selaku ketua ProgramD-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Hj. Juliani, SST, MARS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

4. Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku penguji I yang telah memberikan kritikan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah.


(5)

5. Ibu Idau Ginting, SST, M.Kes selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah.

6. Seluruh Staf Dosen pengajar & Pegawai ProgramD-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Kepala Sekolah SMA Dharma Pancasila Medan yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam mencari data serta melakukan penelitian.

8. Terkhusus untuk kedua orang tua saya tersayang yang telah memberikan motivasi dan senantiasa mendukung saya dalam mengerjakanKarya Tulis Ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya juga kepada keluarga yaitu kakak dan abang tersayang.

9. Sahabat-sahabat saya sesama mahasiswa D-IV Bidan Pendidik yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata peneliti harapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi profesi kebidanan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Medan, Juni 2013


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.1 B.Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 5

1.Pengertian Pengetahuan ... 5

2.Tingkat Pengetahuan ... 5

3.Cara Mengukur Pengetahuan dan Hasil Pengukuran ... 6

B. Remaja ... 7

1.Pengertian Remaja ... 7

2.Batasan Usia Remaja ... 7

3.Aspek – aspek Perkembangan Pada Masa Remaja ... 8

C. Dismenorhoe 1.Pengertian DismenorhoeError! Bookmark not defined.11 2.Patofisiologi ... Error! Bookmark not defined.11 3.Macam - Macam Dismenorhoe……...………...………12 4.Gejala Klinis... Error! Bookmark not defined.15 5.Dampak Dismenorhoe ... Error! Bookmark not defined.16


(7)

BABIII KERANGKAKONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A.Kerangka Konsep ... 18 B.Hipotesa. ... 18 C.Definisi Operasional ... 18 BAB IV METODELOGIPENELITIAN

A.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.20 B.Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.20 C.Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.20 D.Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.21 E.Etika Penelitian ... Error! Bookmark not defined.21 F.Alat Pengumpulan Data ... 22Error! Bookmark not defined. G.Uji Validitas dan Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.21 H.Prosedur Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.21 I.Rencana Analisis Data ... 22 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 32 B. Pembahasan ... 38 C. Keterbatasan Penelitian ... 45 BABVI KESIMPULANN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 47 B. Saran ... 49


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kerangka Konsep... 25 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Identitas Remaja Putri di SMA Dharma

Pancasila kelas XI Medan Tahun 2013...………..33 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Remaja Putri Berdasarkan Variabel

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid ...……...…33 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid Secara Keseluruhan ...………34 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Remaja Putri Berdasarkan variabel

pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan…………...34 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan

kesehatan secara keseluruhan...………36 Tabel 5.6 Hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan

pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA Dharma Pancasila Medan Tahun ...………...37


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permintaan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar kuesioner

Lampiran 4 : Master Data Penelitian Lampiran 5 : Hasil Output Data Penelitian Lampiran 6 : Conten Validity

Lampiran 7 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari SMA Dharma Pancasila Medan Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bulan secara periodik seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi. Peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri haid. Nyeri haid adalah nyeri yang bersifat

cramping (dipuntir - puntir) di bagian bawah perut, punggung bawah bahkan sampai

paha. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid. (Widjajanto, 2005).

Beberapa tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit psikosomatis. Dahulu, wanita yang menderita nyeri haid hanya bisa menyembunyikan rasa sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kemana ia harus mengadu. Bahkan orang menganggap bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Tetapi sekarang dokter mengetahui bahwa dismenorhea merupakan kondisi medis yang nyata.Banyak metode yang telah dikembangkan oleh ahli dibidangnya yangbertujuan mengatasi nyeri haid. (Syamsul, 2005).

Namun waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim). Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer.


(12)

saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya (Sastrowardoyo, 2007).

Angka kejadian Dismenore di dunia sangat besar rata-rata dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri haid. Sementara di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh rasa nyeri selama haid. (Anonim, 2008).

Di Amerika Serikat, nyeri haid didapatkan 30-50% wanita dalam usia reproduksi, serta 60-70% wanita dewasa yang tidak menikah dan berusia antara 30-40 tahun. Penelitian di Swedia menjumpai 30% wanita pekerja industri menurun penghasilannya karena rasa nyeri haid.Penelitian diIndonesia mengatakan 35% wanita subur mengalami nyeri haid, dan 10-15% membuktikan keluhan haid menurunkan kinerja produktif. (Harun,2002).

Dalam penelitian di Kanada menemukan 60% wanita mengalami dismenore primer dengan 51% melaporkan keterbatasan kegiatan sehari-hari, 17% melaporkan absensi dari kantor dan 36% mengadukan nyeri haid sedang atauberat (Burnett, 2005). Penelitian lain di India menemukan 55% wanita yangberusia 18 hingga 45 tahun mengalami dismenore dengan catatan terdapatnya18% mengalami dismenore berat (Patel, 2006). Sepuluh persen daripada wanitausia 24 tahun melaporkan nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari (French, 2005).

Angka kejadian Dismenore tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder sebanyak 45,11%. Dismenore menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan kesulitan berkonsentrasi, yang dapat membatasi wanita untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Nurmasitoh, 2008).

Hal tersebut diatas kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan siswi putri mengenai dismenoresehingga mereka tidak termotivasi untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan, padahal melakukan pemeriksaan ke pelayanan


(13)

sangat penting karena dikhawatirkan bisa saja dismenore tersebut terjadi karena adanya kelainan-kelainan pada alat reproduksinya.

Motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktifitas; dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh (Sanjaya, 2011).

Masalah kesehatan yang memperberat masalah kesuburan pada wanita adalah ketidakteraturan periode menstruasi, nyeri yang berat saat menstruasi, endometriosis, penyakit inflamasi pelviks dan lebih dari satu kali riwayat keguguran (Kusmiran, 2011, hal. 119).

Dari survei awal berupa wawancara yang telah dilakukan peneliti di SMA Dharma Pancasila pada tanggal 22 Desember 2012. Dari 7 responden yang peneliti wawancara maka terdapat 5 responden mengatakan mengalami dismenorhoe dan sati diantaranya mengatakan telah melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA Darma Pancasila Medan Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: ” Bagaimanakah hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan ?”


(14)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid. b. Untuk mengetahui pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan c. Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri

haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan. D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai strategi bagi tenaga kesehatan yang berperan sebagai educator dalam menyalurkan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehataan tentang pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Memberi informasi dalam mengidentifikasi hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan.


(15)

Dengan penelitian ini bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara langsung yang dapat digunakan untuk praktek di lapangan nantinya.

4. Bagi Remaja putri

Sebagai sumber masukan bagi remaja putri tentang nyeri haid dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan dan mengetahui dampak dari nyeri haid terhadap kesehatan.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial-budaya.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata)(Notoatmodjo, 2005).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) membagi 6 tingkat pengetahuan.Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.


(17)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kamapuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formula baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

3. Cara Mengukur Pengetahun dan Hasil Pengukuran

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang di ukur dari subjek penelitian atau responden.


(18)

Pendalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

Menurut Sugiyono (2007) hasil pengukuran pengetahuan dengan menggunakan hasil rata- rata keseluruhan dan di implementasikan ke dalam 2 kategori, yaitu :

a. Kategori pengetahuan baik, jika skor jawaban > mean.

b. Kategori pengetahuan kurang baik, jika skor jawaban < mean.

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja (adolence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, seberasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adolescentra yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence , seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. (Hurlock, 2000)

Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama. (Hurlock, 2000).

Masa remaja adalah jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan anak dan dewasa, yang berawal pada usia 9 – 10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun, dan rentan dalam artian fisik, psikis, sosial dan gizi. (Arisman, 2007, hal. 63)

2. Batasan Usia Remaja

Awal masa remaja berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat.(Hurlock, 2000)


(19)

Pada masa adolesensi ini terjadi proses kematangan yang berlangsung secara lambat dan teratur. Masa ini merupakan kunci dari perkembangan anak. Menurut banyak ahli jiwa, batas waktu adolesensi itu ialah 17-19 tahun atau 117-21 tahun. (Kartono, Kartini, 1992 : 65)

Sedangkan menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa, atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan dalam kelompok remaja

3.Aspek-Aspek Perkembangan Pada Masa Remaja a. Perkembangan fisik

Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

b.. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih


(20)

penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia & Olds, 2001).

Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993).Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.

Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.


(21)

c. Perkembangan kepribadian dan social

Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah,

ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.

Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).

Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001).


(22)

C.Dismenore

1. Pengertian

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Imew, 2007). Sedangkan menurut kamus kedokteran (2005) dismenore berarti nyeri sewaktu haid. Dismenore merupakan nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari- hari wanita dan mendorong penderita untuk melekukan pemeriksaan atau konsultasi ke dokter, puskesmas atau ke bidan (Manuaba, 1998).

Dismenore berarti kram, nyeri, ketidaknyamanan lainnya yang di hubungkan dengan menstruasi (Saturned, 2008). Sedangkan menurut Prawiroharjo (1999) dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabakan wanita- wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan.

2.Patofisiologi

a. Hiperaktivitas uterus dan berkurangnya aliran darah uterus

Penyelidikan yang menggunakan catatan tekanan intra uterus telah memperlihatkan hiperaktivitas uterus, yaitu kontraksi uterus yang lebih sering atau kontraksi- kontraksi yang lebih besar intensitasnya atau peningkatan tonus uterus yang mendasarinya, atau sejumlah kombinasi dari ketiga pengamatan ini pada hampir semua wanita yang mengeluh dismenore primer.

b. Kelainan anatomi

Faktor- faktor anatomi dapat juga menyokong dismenore. Stenosi servik pernah di pikirkan sebagai penyebab umum dismenore (Ginekologi Greenhill:110).


(23)

c. Ketidakseimbangan hormon

Mekanisme terjadinya dismenore yaitu korpus luteum berumur hanya 8 hari “korpus luteum menstruasionis” dan sejak umur 4 hari telah menurun pengeluaran estrogen dan progesteron disertai perbandingan yang tidak seimbang.

Penurunan dan ketidakseimbangan estrogen dan progesteron (E2/P) = 0.01 menjadi pemicu pengeluaran dari :

1) Enzim lipogenase dan siklosigenase.

2) Kerusakan membran sel sehingga dapat dikeluarkannya : a) Asam fosfolipase.

b) Asam fosfatase. c) Mengeluarkan ion Ca.

3) Pembentukan prostaglandin dari asam arakidonik (Manuaba :2001)

3. Macam- Macam Dismenore

Berdasarkan penyebabnya, dismenore di kelompokkan menjadi dua yaitu dismenore primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik dan dismenore sekunder (ekstrinsik, yang di peroleh, aquired) di sebabkan oleh kelainan (salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis serivisis uteri, dan lain- lain) (Prawiroharjo,1999).

a. Dismenore Primer

1) Pengertian

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di jumpai kelainan pada alat- alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus- siklus haid pada bulan- bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-


(24)

sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya.

2) Faktor- faktor Penyebab

Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain :

a). Faktor kejiwaan

Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore. b). Faktor konstitusi

Faktor ini erat hubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.Faktor- faktor seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore.

c). Faktor obstruksi kanalis servikalis

Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, tetapi ini tidak di anggap sebagai faktor penting penyebab dismenore.

d). Faktor endokrin

Pada umumnya da anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer di sebabakan oleh kontraksi uterus yang berlebihanan.Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus.

Novak dan Reynoldss yang melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon esterogen merangsang kontraktilitas uterus, sedang


(25)

hormon progesteron menghambat atau mencegahnya.Tetapi, teori ini tidak dapat menerengkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulator.

e). Faktor alergi

Teori ini di kemukakan setelah memperhatiakn adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid. Penyelidikan dalam tahun- tahun terakhir menunjukan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer (Prawiroharjo, 1999).

b. Dismenore Sekunder

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada keluhan yang menetap seperti infeksi rahim, kista, atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan sekitarny Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis (Manuaba, 2001).

Menurut Hacker (2001) tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis.Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada wanita yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal).

Dismenore sekunder dapat di sebabkan oleh :

1). Rahim yang terbalik, sehingga membuat darah haid tidak mudah di keluarkan.

2). Benjolan besar atau kecil didalam rahim.


(26)

4). Pemakaian spiral

5). Endometriosis

6). Fibroid atau tumor

7). Infeksi pelvis

4. Gejala Klinis

Gejala- gejala klinis biasanya di mulai sehari sebelum haid, berlangsung selama hari pertama dan hari ke dua haid dan jarang terjadi setelah itu.Rasa nyeri biasanya merupakan nyeri di garis tengah perut di atas tulang kemaluan, nyeri terasa hilang timbul, tajam dan bergelombang.Biasanya mengikuti arah rahim dan dapat menjalar ke arah pinggang bagian belakang.Selain rasa nyeri dapat di sertai rasa mual, muntah, sakit kepala dan mudah tersinggung atau depresi

Dismenore primer terjadi bersamaan atau beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus – siklus haid pada bulan – bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama – sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan iritabilitas.

Sedangkan tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada wanita yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan


(27)

tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal).

5. Dampak Dismenore

Perlu waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim). Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya (Sastrowardoyo, 2007).


(28)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu “hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA Dharma Pancasila Tahun2013”.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema1 : Kerangka konsep

B. Hipotesa Penelitian

Hipotesa yang digunakan dari penelitian ini yaitu : adanya hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA Dharma Pancasila Medan tahun 2013.

Pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid

Pelaksanaan periksa ke pelayanan kesehatan


(29)

C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pengetahuan

remaja putri tentang Nyeri haid Kemampuan remaja putri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan tentang nyeri haid

Kuesioner Pengetahuan remaja putri dapat digolongkan menjadi :

a. Baik, bila benar

menjawab 8-10

pertanyaan b. Cukup, bila

benar

menjawab 6-7 pertanyaan c. Kurang, bila

benar

menjawab 4-5 pertanyaan

Ordinal

Pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan Dorongan atau kemauan remaja putri untuk melakukan pemeriksaan

nyeri haid ke tenaga kesehatan

Kuesioner Motivasi untuk periksa ke pelayanan

kesehatan digolongkan menjadi : a. Dilakukan,

bila jawaban benar >5 b. Tidak

dilakukan, bila jawaban benar <5


(30)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif Korelasi. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan periksa ke pelayanan kesehatan. Studi korelasi ini merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek (Notoadmodjo, 2010, hal. 47).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suyanto & Salamah, 2009, hal. 40).Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi SMA Dharma Pancasila kelas XI yang mengalami nyeri haid

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek penelitian dan dianggap mewakili populasi (Suyanto & Salamah, 2009, hal. 40). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Dalam penelitian ini, semua siswi SMA Dharma Pancasila kelas XI yang mengalami nyeri haid.

C. Tempat Penelitian


(31)

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2013. E. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari kepala sekolah SMA Dharma Pancasila . Setelah mendapat persetujuan (informed consent) peneliti mulai menyebarkan

kuesioner ditempat penelitian dilakukan. Peneliti menjelaskan cara pengisian

kuesioner kepada responden, sebelumnya responden diminta untuk membaca lembar

persetujuan responden, apabila responden setuju lalu peneliti menyuruh responden untuk mengisi lembar kuesioner dengan tetap menjaga kerahasiaan data responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyan (Hidayat, 2007, hal. 98).

Kuesioner tersebut berisikan nomor responden, umur menarche, tingkat pengetahuan

yang dibagi 3 : tingkat pengetahuan baik, cukup, kurang. Pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan ada atau tidak. Skala pengukuran yang digunakan untuk tingkat pengetahuan digunakan skala ordinal yaitu skala berjenjang atau tingkatan. G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa 2 macam kuesioner. Kuesioner pertama berupa pertanyaan tentang tingkat Pengetahuan. Sedangkan kuesioner yang kedua berupa pertanyaan tentang motivasiremaja putri tentang nyeri haid untuk periksa kepelayanan kesehatan. Pada kuesioner tersebut juga berisi nama subjek, beberapa identitas lainnya dan juga berisikan nomor responden. Responden


(32)

diharapkan menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda silang ( X ) pada kuesioner pertama, yaitu pertanyaan tentang tingkat pengetahuan dan tanda silang (X) pada kuesioner kedua, yaitu pertanyaan tentang motivasi remaja putri tentang nyeri haid untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah peneliti mendapat surat izin dari instansi maka peneliti mulai menyebarkan lembar kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Dengan menjelaskan terlebih dahulu kepada responden apakah bersedia atau tidak, apabila bersedia maka responden mengisi lambar kuesioner. Setelah responden selesai mengisi kuesioner maka peneliti akan mengkategorikan sesuai dengan data yang akan diteliti, lalu dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan dari data yang akan diperoleh tersebut.

I. Analisa Data

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah melalui tahapan editing,coding dan

tabulating. Kemudian dideskripsikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi

dan dianalisis secara statistik melalui uji chi square yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dasar pengambilan keputusan dengan cara membandingkan nilai probabilitas (P) yang didapatkan dari perhitungan uji chi square dengan taraf nyata (α) sebesar 5

%. Adapun keputusan tersebut dapat dikriteriakan sebagai berikut :

1. Ho ditolak, jika p ≤ α (0,05) maka ada hubungan antara v ariabel bebas dengan variabel terikat.

2. Ho diterima, jika p > α (0,05) maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat


(33)

J. Pengolahan dan Rencana Analisis Data

Pengolahan data terkumpul dari hasil pengumpulan data dalam sebuah penelitian, maka dilakukan tahap pengelolaan yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut (Suyanto & Salamah, 2009, hal. 57) :

1. Cleaning

Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data kuesioner dari responden atau ketika memeriksa lembar observasi. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori.

3. Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode hasil observasi sehingga setiap hasil observasi dapat diberikan skor.

4. Entering

Memasukkan data yang telah diskor kedalam format kolom mengunakan cara manual atau kedalam komputer.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui proporsi atau gambaran dari variabel independen yaitu :

1. Tingkat pengetahuan remaja putri SMA Dharma Pancasila Medan tentang nyeri haid untuk periksa ke pelayanan kesehatan tahun 2013.


(34)

2. Pelaksanaan remaja putri SMA Dharma Pancasila Medan yang mengalami nyeri haid untuk periksa ke pelayanan kesehatan tahun 2013.

b. Analisis Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen dan veriabel independen. Peneliti ingin mengukur hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dalam hal ini adalah pengetahuan remaja putri tentang pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan dengan menggunakan uji Chi square. Cara penggunaan uji ini adalah :

1) Mencari nilai Chi square hitung dengan rumus : X² = Σ (fo - fe)²

fe Keterangan :

X² : Chi kuadrat (chi square) fe : Hasil yang diharapkan fo : Hasil observasi

2) Mencari nilai X² table dengan rumus : dk = (k-1)(b-1)

k : banyaknya kolom b : banyaknya baris

3) Membandingkan X² hitung dengan X² tabel :

Jika X² hitung ≥ X² tabel m aka Ho ditolak artinya signifikan. Jika X² hitung ≤ X² tabel maka Ho diterima artinya signifikan (Hidayat, 2007, hal.137).


(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid dengan Pelaksanaan untuk periksa ke Pelayanan Kesehatan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2013 di SMA Dharma Pancasila Medan dengan jumlah responden sebanyak 41 orang.

Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan di SMA, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi dua puluh pernyataan dan pengambilan data dilakukan dengan kuesioner yang tetap berpedoman pada kuesioner yang telah ditulis oleh peneliti. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden dan Hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan. 1. Analisis Univariat

Pada analisa univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun dependen. Selanjutnya hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-sub berikut :

Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan mayoritas usia remaja putri yaitu berusia 16 tahun sebanyak 29 remaja putri (70,7%), dilihat dari usia menarche remaja putri mayoritas remaja putri berusia menarche 13 tahun yaitu sebanyak 13 remaja (31,7%).


(36)

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi identitas remaja putri di SMA Dharma Pancasila kelas XI IPA Medan Tahun2013

No. Identitas Responden F %

1. Umur Responden a. 16 tahun b. 17 tahun c. 18 tahun

29 11 1 70,7 26,8 2,4

Jumlah 41 100

2. Umur Menarche

a. 11 tahun 6 14,6

b. 12 tahun c. 13 tahun d. 14 tahun e. 15 tahun

6 13 6 10 14,6 31,7 14,6 24,4

Jumlah 41 100

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menggambarkan remaja putri berkaitan dengan hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid, mayoritas remaja putri menjawab ya 68 remaja (81,0) dan remaja putri yang menjawab tidak 2 remaja (2,4).


(37)

Tabel 5.2.

Distribusi frekuensi jawaban remaja putri berdasarkan variabel pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid

No Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

F % F % F %

1. 2 3 4 5 6. 7. 8. 9. 10.

Apakah saudari merasakan nyeri, pada saat menstruasi ? Nyeri haid adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi ? Apakah nyeri pada bagian perut saat menstruasi merupakan suatu masalah dalam reproduksi wanita?

Berkurangnya aliran darah ke uterus (rahim) adalah salah satu penyebab terjadinya nyeri haid ?

Ketidakseimbangan hormon merupakan salah satu penyebab terjadinya nyeri haid ?

Tumor adalah penyebab dari nyeri haid primer ?

Apakah bersin – bersin merupakan penyebab dari nyeri haid ?

Dismenore (nyeri haid) terbagi 3 macam yaitu primer, sekunder dan tersier ?

Apakah prestasi anda menurun karena nyeri haid yang anda alami?

Apakah dismenore (nyeri haid) primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di jumpai kelainan pada alat- alat genital yang nyata ?

41 26 28 24 24 28 27 28 25 25 100 63,4 68,3 58,5 58,5 68,3 65,9 68,3 61 61 0 15 13 17 17 13 14 13 16 16 0 36,6 31,7 41,5 41,5 31,7 34,1 31,7 39 39 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100


(38)

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan tentang distribusi pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid secara keseluruhan, menunjukan sebagian besar remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang nyeri haid baik sebanyak 14 remaja (34,1), sedangkan remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang nyeri haid cukup sebanyak 18 remaja (43,9), dan remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang nyeri haid kurang sebanyak 9 remaja (21,9).

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid secara keseluruhan

Pengetahuan Responden F % Baik

Cukup Kurang

14 18 9

34,1 43,9 21,9

Jumlah 41 100

Hasil penelitian Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh data bahwa dilihat dari pengetahuan remaja putri, mayoritas remaja yang menjawab ya sebanyak 29 remaja (70,7) dan mayoritas remaja yang menjawab tidak sebanyak 24 remaja (58,5).


(39)

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi jawaban remaja putri berdasarkan variabel motivasi untuk periksa ke pelayanan

No Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

F % F % F %

1 Jika saudari merasakan nyeri haid, perlukah saudari pergi ke tenaga kesehatan ?

29 70,7 12 29,3 41 100

2 Apakah saudari takut dengan penyakit nyeri haid ?

23 56,1 18 43,9 41 100

3 Apakah keluarga atau teman - teman saudari memotivasi untuk melakukan pemeriksaan ketika saudari mengalami nyeri haid ?

28 68,3 13 31,7 41 100

4 Melakukan pemeriksaan nyeri haid tidak berguna untuk menjawab rasa penasaran terhadap kelainan organ reproduksi ?

17 41,5 24 58,5 41 100

5 Ketika saudari mengalami nyeri haid pernahkah saudari berkonsultasi kepada teman, saudara atau guru saudari ?

23 56,1 18 43,9 41 100

6 Salah satu alasan saudari melakukan pemeriksaan yaitu untuk mendeteksi penyakit yang mungkin timbul ?

24 58,5 17 41,5 41 100

7 Mengobati penyakit secara tepat dan cepat adalah salah satu tujuan dari pemeriksaan nyeri haid ?

25 61 16 39 41 100

8

9

10

Apakah saudari merasa tidak perlu melakukan pemeriksaan nyeri haid ke tenaga kesehatan ?

Saudari merasa bahwa nyeri haid merupakan penyakit yang wajar dialami semua wanita, sehingga saudari tidak perlu melakukan pemeriksaan ?

Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktifitas ? 20 21 24 48,8 51,2 58,5 21 20 17 51,2 48,8 41,5 41 41 41 100 100 100


(40)

Hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan tentang distribusi pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan secara keseluruhan, menunjukan sebagian besar remaja putri yang melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatansebanyak 28 remaja putri (68,3), sedangkan remaja putri yang tidak melalukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan sebanyak 13 remaja putri (31,7).

Tabel 5.5

distribusi frekuensi pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan secara keseluruhan

Pelaksanaan Responden F % Dilakukan

Tidak dilakukan

28 13

68,3 31,7

Jumlah 41 100

2. Analisa Bivariat

Analisis yang digunakan adalah uji alternative chi square untuk melihat hubungan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan dengan nilai signifikansi < 0,039.

Hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan mayoritas pengetahuan remaja putri cukup serta pelaksanaan untuk melakukan pemeriksaan adalah 14 responden (77,8) dan minoritas pengetahuan remaja putri kurang serta tidak melaksanakan pemeriksaan adalah 3 responden (33,3). Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,039 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk periksa ke pelayanan kesehatan yang signifikan pada responden. Dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini :


(41)

Tabel 5.6

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Nyeri Haid dengan Pelaksanaan untuk Periksa ke Pelayanan Kesehatan di SMA Dharma Pancasila

Medan Tahun 2013 Pengetahuan

remaja putri

Pelaksanaan untuk periksa Total Nilai P Tidak Dilakukan

Dilakukan

F % F % F % Baik

Cukup Kurang

3 21,4 4 22,2 6 66,7

11 14 3 78,6 77,8 33,3

14 100 18 100 9 100

0,039

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian ini dengan literature dan hasil penelitian lain.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Dari hasil penelitian di dapat mayoritas pengetahuan remaja putri cukup dan melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan sebanyak 14 responden (77,8). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh widyastuti (2011) kepada 82 orang sampel dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahuai hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan di Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan secara Cross Sectional.

Menurut Sastrowardoyo (2007) waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim). Dismenore dikelompokkan


(42)

sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya.

Menurut Anonim (2008) angka kejadian Dismenore di dunia sangat besar rata-rata dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri haid. Sementara di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh rasa nyeri selama haid.

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, hingga penyajian hasil. Hal ini disebabkan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain meliputi ; keterbatasan waktu dan penyebaran kuisioner ini dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi langsung ke sekolah responden, pada waktu pengisian kuesioner kemungkinan responden tidak mengisi kuesioner sesuai dengan pengetahuan dan keadaannya, bisa saja responden mengisi kuisioner asal saja agar mempercepat karena mungkin ada kesibukan dan keperluan lainnya, pengungkapan ide serta pendapat yang kurang tepat, penggunaan data, teknik pengolahan data, serta analisa data yang kurang sempurna.

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan kebidanan

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa Motivasi untuk memeriksakan diri sangatlah dipengaruhi oleh pengetahuan, banyak orang berpendapat bahwa orang yang mempunyai ilmu atau pendidikan tinggi lebih terlaksana untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Diharapkan bidan dapat memberikan informasi kepada remaja putri untuk selalu melakukan pemeriksaan nyeri haid ke pelayanan kesehatan sehingga dapat merasakan manfaat dari pemeriksaan yang salah satu manfaatnya


(43)

adalah untuk mengetahui keadaan sistem reproduksi sebagai upaya screening atau


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian “Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Nyeri Haid dengan Pelaksanaan untuk Periksake Pelayanan Kesehatan di SMA Dharma Pancasila Tahun 2013”., yang dilakukan terhadap 41 responden, maka dapat disimpulkan :

1. Mayoritas remaja putri SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI tahun 2013 memiliki pengetahuan cukup dan ikut melakukan pelaksanaan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan.

2. Mayoritas pengetahuan remaja putri cukup serta ikut pelaksanaan untuk melakukan pemeriksaan adalah 14 responden (77,8) dan minoritas pengetahuan remaja putri kurang serta tidak tidak ikut pelaksanaan untuk melakukan pemeriksaan adalah 3 responden (33,3)

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang nyeri haid dengan pelaksanaan untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanaan kesehatan di SMA Dharma Pancasila Tahun dengan nilai p = 0,039

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat disarankan penulis, yaitu :

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi pemberi pelayanan kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan nyeri haid pada pelayanan kesehatan.


(45)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan penambahan referensi di perpustakaaan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, untuk mengembangkan penelitian ini dengan metode yang berbeda.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta

Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC

Datta, Misha.2009. Rujukan Cepat Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik

Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika

Kusmiran, E. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, Jakarta: Salemba Medika

Llewellyn Derek, Jones. 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Publishing Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC

Notoadmodjo, Soekidjo. 2009. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta : Rineka Cipta

____________________ 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Rineka Cipta

Pieter Herri Zan, Lubis Numora Lumongga. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sastrowardoyo, 2007, Sulit Hamil Akibat Nyeri Haid Endometriosis Dapat Diobati, ONLINE http: Desember 2012

Suyanto & Salamah, Ummi. 2009. Riset Kebidanan, Yogyakarta: Mitra Cendekia

Syamsul, A. 2010. Nyeri Haid. ONLINE http:/ipin4u.esmartstudent.com/haid.html. diakses 7 Desember 2012

_________2001. Kapita Selekta PenatalaksanaanRutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC


(47)

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Saudari calon Responden Di SMA Dharma Pancasila

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saya akan melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid dengan Pelaksanaan untuk Periksa ke Pelayanan Kesehatan.

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid untuk Periksa ke Pelayanan Kesehatan.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang Nyeri Haid untuk periksa ke pelayanan kesehatan, untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/bersedia *) saudari untuk menjadi Responden dalam penelitian ini, selanjutnya kami mohon bersedia/tidak bersedia *) saudari untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara di jamin kerahasiaannya.

Demikian, lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terima kasih.

Medan 2013

Peneliti

(Nurul Azmi) Nim. 125102151


(48)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid dengan Pelaksanaan untuk Periksa ke Pelayanan Kesehatan di SMA Dharma Pancasila Tahun 2013”.. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013

Responden


(49)

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NYERI HAID DENGAN PELAKSANAAN UNTUK PERIKSA KE PELAYANAN KESEHATAN

DI SMA DHARMA PANCASILA TAHUN 2013 A. Identitas Responden

No. Responden :

Umur :

Umur Pertama Kali Menstruasi :

B. Petunjuk Umum, Berikan Tanda Silang pada Jawaban yang Anda Anggap Benar.

1. Apakah saudari merasakan nyeri, pada saat menstruasi ? PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NYERI HAID

a. Ya b. Tidak

2. Nyeri haid adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah nyeri pada bagian perut saat menstruasi merupakan suatu masalah dalam reproduksi wanita?

a. Ya

b. Tidak

4. Berkurangnya aliran darah ke uterus (rahim) adalah salah satu penyebab terjadinya nyeri haid ?

a. Ya b. Tidak

5. Ketidak seimbangan hormon merupakan salah satu penyebab terjadinya nyeri haid ?

a. Ya b. Tidak

6. Tumor adalah penyebab dari nyeri haid primer ? a. Ya

b. Tidak

7. Apakah bersin – bersin merupakan penyebab dari nyeri haid ? a. Ya


(50)

8. Dismenore (nyeri haid) terbagi 3 macam yaitu primer, sekunder dan tersier ? a. Ya

b. Tidak

9. Apakah prestasi anda menurun karena nyeri haid yang anda alami?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah dismenore (nyeri haid) primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di jumpai kelainan pada alat- alat genital yang nyata ?

a. Ya b. Tidak

11. Jika saudari merasakan nyeri haid, perlukah saudari pergi ke tenaga kesehatan ?

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KE TENAGA KESEHATAN

a. Ya b. Tidak

12. Apakah saudari takut dengan penyakit nyeri haid ? a. Ya

b. Tidak

13. Apakah keluarga atau teman - teman saudari memotivasi untuk melakukan pemeriksaan ketika saudari mengalami nyeri haid ?

a. Ya b. Tidak

14. Melakukan pemeriksaan nyeri haid tidak berguna untuk menjawab rasa penasaran terhadap kelainan organ reproduksi ?

a. Ya b. Tidak

15. Ketika saudari mengalami nyeri haid pernahkah saudari berkonsultasi kepada teman, saudara atau guru saudari ?

a. Ya b. Tidak

16. Salah satu alasan saudari melakukan pemeriksaan yaitu untuk mendeteksi penyakit yang mungkin timbul ?

a. Ya b. Tidak

17. Mengobati penyakit secara tepat dan cepat adalah salah satu tujuan dari pemeriksaan nyeri haid ?

a. Ya b. Tidak

18. Apakah saudari merasa tidak perlu melakukan pemeriksaan nyeri haid ke tenaga kesehatan ?

a. Ya b. Tidak


(51)

19. Saudari merasa bahwa nyeri haid merupakan penyakit yang wajar dialami semua wanita, sehingga saudari tidak perlu melakukan pemeriksaan ? a. Ya

b. Tidak

20. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktifitas ?

a. Ya b. Tidak


(52)

MASTER TABEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NYERI HAID DENGAN MOTIVASI PELAKSANAAN UNTUK PERIKSA KE PELAYANAN KESEHATAN Di SMA DHARMA PANCASILA

TAHUN 2013

No. Resp Umur Menarche Pertanyaan Pengetahuan Pertanyaan Motivasi Skor

pengetahuan

Skor motivasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2

0

1 16 th 12 th 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 7 6

2 17 th 15 th 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 8 4

3 16 th 13 th 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9 7

4 16 th 12 th 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 8 6

5 16 th 11 th 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 8 6

6 16 th 13 th 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 9 8

7 16 th 13 th 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 7

8 16 th 14 th 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6 3

9 16 th 14 th 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 8 6

10 16 th 13 th 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 8 3

11 16 th 13 th 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 7

12 16 th 14 th 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 2

13 16 th 15 th 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 4

14 17 th 15 th 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 7

15 16 th 11 th 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 7

16 16 th 11 th 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 4 2

17 17 th 13 th 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 7

18 18 th 13 th 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 9

19 17 th 15 th 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 6

20 16 th 12 th 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6 4

21 17 th 15 th 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 4 7


(53)

24 16 th 13 th 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 6

25 16 th 12 th 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 7 4

26 16 th 11 th 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 5 8

27 16 th 13 th 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 6 6

28 16 th 14 th 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 9 5

29 16 th 14 th 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 8

30 17 th 13 th 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 5 6

31 16 th 13 th 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 3

32 16 th 14 th 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 7 6

33 16 th 15 th 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 8 6

34 17 th 15 th 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 6 3

35 16 th 11 th 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 6

36 16 th 11 th 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 4

37 17 th 13 th 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 6

38 16 th 13 th 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4 3

39 17 th 15 th 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8 7

40 16 th 12 th 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 8


(54)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan remaja putri * motivasi untuk periksa

41 100.0% 0 .0% 41 100.0%

pengetahuan remaja putri * motivasi untuk periksa Crosstabulation

motivasi untuk periksa

Total tidak dilakukan dilakukan

pengetahuan remaja putri baik Count 3 11 14

Expected Count 4.4 9.6 14.0

cukup Count 4 14 18

Expected Count 5.7 12.3 18.0

kurang Count 6 3 9

Expected Count 2.9 6.1 9.0

Total Count 13 28 41

Expected Count 13.0 28.0 41.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 6.511a 2 .039 .047

Likelihood Ratio 6.146 2 .046 .075

Fisher's Exact Test 5.847 .069

Linear-by-Linear Association

4.231b 1 .040 .045 .033 .022

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,85.


(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

RIWAYAT HIDUP A. Identitas Pribadi

Nama : Nurul Azmi

Nim : 125102151

Tempat/Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 25 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jend. A. Yani, Kec. Tebing Tinggi Kota, Tebing Tinggi

B. Riwayat Keluarga

1. Nama Ayah : (Alm) Syahmadan Lubis 2. Pekerjaan : _

3. Nama Ibu : Hj. Ratna Willis Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Jend. A. Yani, Kec. Tebing Tinggi Kota, Tebing Tinggi

C. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996 – 1997 : TK Harapan Kota Tebing Tinggi

Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri No. 163099 Kota Tebing Tinggi 2. Tahun 2003 – 2005 : SMP Negeri 4 Kota Tebing Tinggi

3. Tahun 2005 – 2007 : SMA Negeri Kota Tebing Tinggi

4. Tahun 2007 – 2010 : Akademi Kebidanan PEMKO Kota Tebing Tinggi

5. Tahun 2012 – 2013 : D-IV Bidan Pendidik F. Kep Universitas Sumatera Utara


(64)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP A. Identitas Pribadi

Nama : Nurul Azmi

Nim : 125102151

Tempat/Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 25 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jend. A. Yani, Kec. Tebing Tinggi Kota, Tebing Tinggi

B. Riwayat Keluarga

1. Nama Ayah : (Alm) Syahmadan Lubis 2. Pekerjaan : _

3. Nama Ibu : Hj. Ratna Willis Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Jend. A. Yani, Kec. Tebing Tinggi Kota, Tebing Tinggi

C. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996 – 1997 : TK Harapan Kota Tebing Tinggi

Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri No. 163099 Kota Tebing Tinggi 2. Tahun 2003 – 2005 : SMP Negeri 4 Kota Tebing Tinggi

3. Tahun 2005 – 2007 : SMA Negeri Kota Tebing Tinggi

4. Tahun 2007 – 2010 : Akademi Kebidanan PEMKO Kota Tebing Tinggi

5. Tahun 2012 – 2013 : D-IV Bidan Pendidik F. Kep Universitas Sumatera Utara


(6)