Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan pemeriksaan payudara sendiri SADARI yaitu berjumlah 69 siswi 74,2. Pemeriksaan SADARI merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengenali benjolan pada payudara. Bila terdapat benjolan yang ditemukan dengan sadari secara teratur, benjolan tersebut berukuran 1,5-2 cm dan tergolong pada stadium 1 dan II Setiati, 2009. Dengan demikian dapat diobati dalam stadium dini dan kemungkinan sembuh juga lebih besar. Sebanyak 24 siswi 25,8 tidak melakukan SADARI. Sebagian responden menganggap bahwa pemeriksaan payudara sendiri merupakan hal yang tabu untuk dilakukan, sebagian responden mengatakan takut melakukan SADARI dikarenakan takut merusak syarafsel yang ada pada payudara. Menurut Suryaningsih 2009 disebutkan bahwa tingginya angka kematian karena kanker payudara disebabkan sebagian besar penderita datang setelah stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah penderita tidak tahu atau kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang memperhatikan payudara, rasa takut akan operasi, percaya dukun atau tradisional dan rasa malas serta malu memperlihatkan payudara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden melakukan pemeriksaan SADARI mayoritas 1 bulan sekali dengan jumlah 28 siswi 40,6. Pentingnya pemeriksaan SADARI setiap bulan untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat diketahui. Kebanyakan kanker Universitas Sumatera Utara payudara ditemukan oleh kaum wanita sendiri Suryaningsih, 2009. Responden melakukan SADARI mayoritas setelah mandi yaitu sebanyak 47 siswi 68,1 sedangkan yang melakukan saat menstruasi masih sangat sedikit yaitu 2 orang siswi 2,9. Menurut Andini 2013 waktu yang tepat untuk melakukan SADARI adalah setelah selesai menstruasi, karena payudara tidak dalam keadaan bengkak. Namun menurut Hediyani 2012 sebagian wanita merasakan lebih memijat saat kulit payudara dalam keadaan basah dan licin. Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas responden melakukan SADARI dengan cara memijat yaitu sebanyak 49 orang. Sedangkan yang melakukan SADARI dengan melihat, memijat dan meraba masih sangat sedikit yaitu hanya 18 orang. Dari 69 Responden yang melakukan SADARI, ada 4 responden 5,8 ketika melakukan SADARI menemukan bentuk dan ukuran payudaranya berbeda antara kanan dan kiri. Mayoritas responden yaitu 49 orang mengetahui SADARI dilakukan dengan memijat payudara sebagai langkah pemeriksaan payudara sendiri dan adanya benjolan sebagai interpretasi yang mungkin ditemukan saat pemeriksaan payudara sendiri. Padahal, langkah pemeriksaan payudara sendiri ada tiga, yaitu melihat, meraba, dan memijat payudara dan yang melakukannya hanya 18 orang. Kelainan yang mungkin ditemukan saat pemeriksaan pun tidak hanya benjolan seperti yang kita ketahui, kelainan lain yang mungkin ditemukan adalah ukuran dan bentuk payudara yang tidak simetris, perubahan arah puting, perlukaan pada kulit atau puting, perubahan warna kulit payudara, permukaan kulit yang tidak mulus, dan keluarnya cairan yang tidak normal dari puting susu Hediyani, 2012. Universitas Sumatera Utara

5.2 Pengetahuan tentang SADARI dan Kanker Payudara