14 gangguan pencernaan yang ditandai dengan peradangan usus terutama kolon disertai
nyeri perut dan buang air besar yang mengandung lendir dan darah Pelczar, et al., 1988.
Adapun sistematika dari bakteri Shigella dysenteriae adalah sebagai berikut:
Divisi : Schizophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Suku : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella dysenteriae Holt, et al., 1988.
2.5 Morfologi Bakteri
Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu bentuk basil, kokus dan spiral.
a. Bentuk basil
Basil adalah bakteri yang mempunyai bentuk batang atau silinder, membelah dalam satu bidang, berpasangan ataupun bentuk rantai pendek atau panjang.
Bakteri dengan bentuk basil dapat dibedakan atas: 1.
Monobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain dengan kedua ujung tumpul. 2.
Diplobasil yaitu basil yang bergandeng dua dan kedua ujungnya tumpul. 3.
Streptobasil yaitu basil yang bergandengan panjang dengan kedua ujung tajam. Adapun contoh bakteri-bakteri yang mempunyai bentuk basil yaitu Eschericia
coli, Bacillus anthracis, Salmonella typhimurium, Shigella dysentriae Pelczar, et al., 1988.
Universitas Sumatera Utara
15 b.
Bentuk kokus Kokus adalah bakteri yang bentuknya seperti bola-bola kecil, ada yang hidup
sendiri dan ada yang berpasang-pasangan. Bentuk kokus ini dapat dibedakan atas:
1. Diplokokus yaitu kokus yang bergandeng dua.
2. Tetrakokus yaitu kokus yang mengelompok empat.
3. Stafilokokus yaitu kokus yang mengelompok dan membentuk anggur.
4. Streptokokus yaitu kokus yang bergandengan panjang menyerupai rantai.
5. Sarsina yaitu kokus yang mengelompok seperti kubus.
Contoh bakteri dengan bentuk kokus yaitu Staphylococcus aureus, Sarcina luten, Diplococcus pneumoniae, Streptococcus lactis Volk dan Wheeler, 1989.
c. Bentuk spiral
Bakteri bentuk siral dapat dibedakan atas: 1.
Spiral yaitu menyerupai spiral atau lilitan. 2.
Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma. 3.
Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral, bedanya dengan spiral dalam kemampuannya melenturkan dan melengkukkan tubuhnya sambil bergerak.
Adapun contoh bakteri-bakteri dengan bentuk spiral yaitu Vibrio cholerae, Spirochaeta palida Volk dan Wheeler, 1989.
2.6 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu fase lag, fase log fase esksponensial, fase stasioner dan fase kematian.
Universitas Sumatera Utara
16 a.
Fase lag Fase lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada
suatu lingkungan baru. Waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selama 2 jam. Kuman belum berkembang biak dalam fase ini, tetapi aktivitas metabolismenya
sangat tinggi. Fase ini merupakan persiapan untuk fase berikutnya Staf Pengajar FK Universitas Indonesia, 1993.
b. Fase log fase esksponensial
Fase ini merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media, dan
kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan massa yang bertambah secara eksponensial. Hal yang dapat menghambat laju pertumbuhan
adalah bila satu atau lebih nutrisi dalam kultur habis, sehingga hasil metabolisme yang bersifat racun akan tertimbun dan menghambat pertumbuhan Pratiwi, 2008.
c. Fase stationer
Fase ini kuman mulai ada yang mati dan pembelahan pun terhambat seiring dengan meningkatnya jumlah kuman, meningkat juga jumlah hasil metabolisme yang
toksis. Pada suatu saat terjadi jumlah kuman yang hidup tetap sama Staf Pengajar FK Universitas Indonesia, 1993.
d. Fase kematian
Fase ini jumlah sel yang mati meningkat. Konsentrasi produk buangan yang bersifat toksis meningkat dan ketersediaan makanan untuk bakteri menurun. Jumlah
bakteri yang mati meningkat dengan cepat. Sebagian bakteri terlihat berbeda dari bakteri yang sehat pada fase log. Perubahan morfologi bakteri juga terlihat seperti
Universitas Sumatera Utara
17 bakteri semakin panjang, terlihat bercabang, filamennya juga berubah sehingga sulit
untuk diidentifikasi Engelkirk, 2010.
2.7 Pengukuran Aktivitas Antibakteri