29
3.8 Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 80. Cara kerja :
Sebanyak 250 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 75 bagian pelarut 1875 ml etanol 80, dimasukkan ke dalam bejana bertutup dan dibiarkan pada suhu
kamar selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, kemudian setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan diperas. Ampas ditambah dengan cairan penyari
etanol 80 hingga diperoleh 100 bagian 2,5 L maserat kemudian dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari dan dienaptuangkan. Seluruh
maserat digabungkan lalu diuapkan dengan alat rotary evaporator pada temperatur kurang lebih 40
o
C dan diperoleh ekstrak etanol kental kemudian dikeringkan dengan freeze dryer. Ditjen POM, 1979. Bagan pembuatan ekstrak etanol secara maserasi
dapat dilihat di Lampiran 5, halaman 52.
3.9 Pembuatan Fraksi n-Heksana dan Fraksi Etilasetat
Prosedur fraksinasi dilakukan menurut Harbone 1987: Pembuatan fraksi-fraksi dilakukan secara ekstraksi cair-cair ECC
menggunakan pelarut n-heksana dan etilasetat. Sebanyak 10 g ekstrak etanol ditambahkan 40 ml etanol dan 100 ml air suling dihomogenkan lalu dimasukkan ke
dalam corong pisah, kemudian diekstraksi dengan 50 ml n-heksana, dikocok, didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu fraksi n-heksana dan fraksi air. Fraksi n-
heksana dikumpulkan dan fraksinasi dilakukan sampai lapisan n-heksana jernih. Fraksi air kemudian diekstraksi dengan 50 ml etilasetat, dikocok, didiamkan sampai
terbentuk 2 lapisan yaitu fraksi etilasetat dan fraksi air. Fraksi etilasetat dikumpulkan
Universitas Sumatera Utara
30 dan fraksinasi dilakukan sampai lapisan etilasetat jernih. Fraksi n-heksana dan
etilasetat diuapkan dengan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental. Bagan pembuatan fraksi dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 53.
3.10 Pembuatan Larutan Uji Dengan Berbagai Konsentrasi
Ekstrak etanol herba sawi tanah ditimbang 1 g kemudian dilarutkan dengan pelarut DMSO hingga 2 ml maka konsentrasi ekstrak adalah 500 mgml. Larutan
tersebut diencerkan kembali dengan pelarut DMSO sehingga didapat konsentrasi 400 mgml; 300 mgml; 200 mgml; 100 mgml; 75 mg ml; 50 mgml; 25 mg ml; 12,5
mgml. Dilakukan prosedur yang sama dengan fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat.
3.11 Pembiakan Bakteri 3.11.1 Pembuatan Stok Kultur Bakteri
Satu koloni bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose steril. Koloni bakteri tersebut kemudian ditanamkan pada media nutrient agar miring dengan cara
menggores, setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 36 1
o
C selama 18 -
24 jam. 3.11.2 Penyiapan inokulum bakteri
Koloni bakteri diambil dari stok kultur bakteri yang telah tumbuh pada media nutrient agar miring diambil dengan menggunakan jarum ose steril. Koloni bakteri
tersebut kemudian disuspensikan ke dalam tabung yang berisi 10 ml larutan nutrient broth, kemudian diukur kekeruhan larutan menggunakan alat spektrofotometer
visible pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25 Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
31
3.12 Uji Aktivitas Antibakteri