17 bakteri semakin panjang, terlihat bercabang, filamennya juga berubah sehingga sulit
untuk diidentifikasi Engelkirk, 2010.
2.7 Pengukuran Aktivitas Antibakteri
Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap agen antibakteri tertentu dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok yaitu metode dilusi dan metode
difusi. a.
Metode dilusi Metode ini digunakan untuk mengukur kadar hambat minimum KHM dan
kadar bunuh minimum KBM. Cara yang dilakukan yaitu dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada media yang telah ditambahkan dengan mikroba
uji. Larutan uji agen antimkroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai
KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media yang tetap
terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM Pratiwi, 2008. b.
Metode difusi agar Metode yang paling sering digunakan dalam uji aktivitas antibakteri yaitu
metode difusi agar. Obat dengan jumlah tertentu ditempatkan pada permukaan media padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya dan
kemudian diinkubasi selama 18-24 jam. Diameter zona hambatan di sekitar pencadang kemudian diukur dan digunakan untuk mengukur kekuatan hambatan obat
terhadap mikroorganisme yang diuji.
Universitas Sumatera Utara
18 Metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor fisika dan kimia, misalnya sifat
medium, kemampuan difusi, ukuran molekular dan stabilitas obat. Meskipun demikian, standarisasi faktor-faktor tersebut memungkinkan melakukan uji kepekaan
dengan baik Jawetz, et al., 2001.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental parametrik. Parameter yang digunakan mengacu pada Materia Medika Indonesia. Uji
aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan pencadang kertas. Parameter yang diukur adalah besarnya zona hambat di sekitar pencadang
kertas. Tahapan-tahapan penelitian meliputi pengumpulan dan pengolahan sampel, skrining fitokimia, pemeriksaan karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol
sawi tanah dengan cara maserasi kemudian difraksinasi berturut-turut dengan pelarut n-heksana dan etilasetat. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU Medan dan
Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi USU Medan pada bulan September 2014 –
Desember 2014.
3.1 Alat- alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, aluminium foil, alat tanur, autoklaf Fisons, blender Philips, cakram kertas, cawan petri,
inkubator Fiber Scientific, jangka sorong, jarum ose, kaca objek, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF I200L, lampu bunsen, lemari pendingin Toshiba, lemari
pengering, mikro pipet Eppendorf, neraca analitik Mettler Toledo, neraca kasar Ohanus, oven Memmert, pinset, rotary evaporator Haake D dan
spektrofotometer visibel Dynamica Halo Vis-10.
Universitas Sumatera Utara