Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam berasuransi masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan kesadaran berasuransi. di
negara lain. Penilaian ini terutama jika dilihat dari sudut pandang tingkat penetrasi industri untuk pasar nasional nasabah individual.
Dari sekian banyak manfaat asuransi kesehatan tersebut, maka penyusun sangat tertarik menelitinya dari perspektif pengambilan keputusan beli oleh
masyarakat terhadap asuransi kesehatan. Sesungguhnya terdapat banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk membeli jasa asuransi
kesehatan diantaranya adalah faktor kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga, motivasi, sikap pembelajaran, kepribadian dan konsep diri, serta
persepsi. Namun dalam penelitian ini penulis akan menggunakan tiga faktor perilaku masyarakat yaitu motivasi, kelas sosial, dan konsep diri, karena ketiga
faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang sangat menarik untuk diteliti dan belum pernah ada penelitian hal tersebut sebelumnya.
Oleh sebab itu berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan lebih lanjut dengan mengangkat judul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Kota Medan dalam Memilih Asuransi Kesehatan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang merupakan pembahasan adalah
Universitas Sumatera Utara
a. Bagaimana terbentuknya asuransi di Indonesia khususnya Kota
Medan?
b. Apakah yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat
kota Medan dalam memilih asuransi?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui terbentuknya asuransi di Indonesia khususnya Kota
Medan
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat kota
Medan dalam memilih asuransi.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Perusahaan. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan yang
bermanfaat berupa sumbangan ide-ide bagi perusahaan dalam mengetahui faktor-faktor yang keputusan pembelian sehingga perusahaan dapat
mengambil kebijakan melalui kualitas produk, merek, harga jual, promosi yang dikeluarkan untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
2. Bagi Penulis
Universitas Sumatera Utara
Untuk menambah wawasan pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan kombinasi yang tepat antara keadaan teoritis dengan keadaan
yang sebenarnya, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mendapatkan pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan lainnya yang mungkin digunakan untuk
penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1 Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Pemasaran
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dengan sukses. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu upaya dan pemasaran
merupakan salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan pemasaran merupakan strategi yang berupaya untuk mendapatkan keuntungan
atau mencapai tujuan perusahaan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan konsumen.
Pemasaran merupakan salah satu strategi yang menghubungkan produsen dengan konsumen sehingga memudahkan produsen untuk mencapai tujuannya,
baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tujuan dari setiap perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa adalah menyampaikan hasil
produksinya pada waktu yang tepat. Hal ini bukanlah hal yang mudah mengingat semakin banyaknya pesaing yang memproduksi beranekaragam produk yang
dibutuhkan dan dinginkan oleh konsumen. Pemasaran merupakan salah satu strategi yang dapat membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan.
Kotler dan Keller 2008:5, pemasaran adalah “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan pihak lain”.
Universitas Sumatera Utara
Stanton yang dikutip dalam buku Swastha dan Irawan 2002:5, pemasaran adalah “suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial”. Dengan demikian pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan
untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran barang dan jasa.
2.1.2 Strategi Pemasaran
Pemasaran tidak terbatas pada proses penjualan barang, jasa atau ide saja. Tetapi pemasaran menggunakan berbagai strategi dalam menyampaikan nilai dan
kegunaan kepada konsumen. Menurut Tjiptono 2008:5, pemasaran bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh
karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangkan strategi. Assauri 2007:168 mengemukakan pendapat, strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing
tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
Strategi pemasaran memegang peranan penting dalam rencana pemasaran suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Dengan demikian,
strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
Universitas Sumatera Utara
peluang pada beberapa pasar sasaran. Dalam hal ini dibutuhkan dunia bagian yang sangat penting dan saling berkaitan, untuk mencapai keberhasilan kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu sasaran pasar yang dituju target market dan acuan pemasaran yang dijalankan marketing mix untuk
sasaran pasar tersebut. Dalam rencana strategi pemasaran perusahaan terdapat landasan strategi di
dalam pemasaran perusahaan, yang dikenal dengan strategi produk-pasar product-market strategy, yaitu produk yang akan dipasarkan perusahaan dan
pasar yang dilayani perusahaan Assauri 2007:187. Dari landasan strategi ini dapat ditetapkan alternatif strategi pemasaran, yaitu:
1. Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan posisi
perusahaan yang dihubungkan dengan produk dan pasar yang sedang dilayani perusahaan sekarang ini,
2. Strategi Pengembangan Produk. Strategi ini menekankan pada
peningkatan mutu dan lain-lain dari produk yang dipasarkan perusahaan pada saat ini dengan sasaran pasar yang dituju target market yang sama.
3. Strategi PerluasanPengembangan Pasar. Strategi ini ditujukan untuk
mendapatkan pasar atau kelompok konsumen yang baru melalui perbaikan produk yang ada.
4. Strategi Penggantian Produk. Strategi ini menekankan pada penggantian
produk yang ada dengan produk yang lebih baik secara terus-menerus.
Universitas Sumatera Utara
5. Strategi Segmentasi Pasar dengan Diferensiasi Produk. Strategi ini
ditujukan untuk menarik perhatian konsumen baru dengan memperbesar pilihan produk yang telah ada.
6. Strategi Perluasan Product-Line. Strategi ini digunakan untuk menghadapi
perkembangan teknologi dengan memperluas product-line yang dapat ditawarkan kepada konsumen.
7. Strategi Diversifikasi Produk. Strategi ini bertujuan untuk menarik
konsumen baru dengan menambah jenis-jenis produk baru baik yang berkaitan dengan teknologi dan cara pemasaran produk yang telah ada
maupun yang tidak berkaitan. 8.
Strategi Integrasi. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan rentabilitas profitability, efisiensi, dan pengendalian melalui penggabungan atau
integrasi dengan perusahaan yang ada hubungannya dengan proses produksi yang dijalankan selama ini.
2.1.3 Strategi Bauran pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Strategi Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan
dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Menurut Assauri
2007:198 Marketing Mix merupakan “kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen”.
Universitas Sumatera Utara
Bauran pemasaran merupakan salah satu sarana yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan
dari bauran pemasaran yaitu untuk menciptakan kesuksesan secara berurut-urut dan kegiatan yang berkesinambungan untuk mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Bagi pemasaran produk, manajemen pemasaran akan dipecah atas
kebijakan pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran marketing mix. Menurut Kotler dan Keller 2008:63 yaitu :
1. Produk Product, adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan
dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil
tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa. Mutu produk menunjukkan sebuah produk untuk menjalankan
fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing sedangkan desain dapat
menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. Jadi produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga
hendaknya berupa produk yang simpel, aman, tidak mahal, sederhana, dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.
2. Harga Price, adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan
menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran
ongkos angkut dan berbagai variabel bersangkutan. Harga adalah sejumlah
Universitas Sumatera Utara
nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual
melalui tawar menawar atau ditetapkan penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan persaingan harga telah
dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan. 3.
Distribusi Distribution. Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk, khususnya barang dengan
membangun suatu saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka dalam proses yang
memungkinkan suatu produk tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.
4. Promosi Promotion. Produk perlu dipromosikan kepada masyarakat agar
produk dikenal dan akhirnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran
promosi Promotion Mix yang terdiri dari empat komponen utama yaitu periklanan advertising, promosi penjualan sales promotion, hubungan
masyarakat public relation dan penjualan perseorangan personal selling.
Komponen marketing mix tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan yang dikombinasikan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Produk 2.1.4.1 Pengertian Produk
Suksesnya suatu perusahaan bergantung pada penilaian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Jika konsumen memberikan penilaian positif
terhadap produk tersebut, maka secara otomatis produk yang ditawarkan akan sukses di pasar, begitupun sebaliknya. Produsen harus memahami apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Konsumen kerapkali lebih menyukai produk yang berkualitas dan prestasi paling baik. Oleh karena itu, konsep produk
memusatkan perhatian pada usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan senatiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Kegiatan pemasaran mempunyai hubungan yang erat dengan produk dan kesediaannya menerima produk tersebut untuk konsumen. Menurut Kotler dan
Armstrong 2008 : 248, produk adalah “hal apapun yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan”. Seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ingin membeli produk tersebut, melainkan karena manfaat yang diberikan
oleh barang dan jasa tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan selera konsumen. Konsep produk tidak hanya terbatas pada benda fisik. Segala
sesuatu yang memberi jasa, yakni memenuhi kebutuhan bisa disebut sebuah produk. Produk mencakup pula orang, tempat, organisasi, kegiatan, gagasan,
disamping barang dan jasa.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.2 Tingkatan Produk
Kotler dan Keller 2008:4-5, dalam merencanakan tawaran pasarnya, pemasar perlu memikirkan secara mendalam lima tingkat produk yaitu :
1. Manfaat inti core product yaitu layanan atau manfaat mendasar yang
sesungguhnya dibeli pelanggan. Pemasar harus memandang dirinya sebagai penyedia manfaat.
2. Produk dasar basic product yaitu karakteristik yang dimiliki produk
tersebut, berupa mutunya, corak, atau ciri-ciri khasnya, mereknya dan kemasannya.
3. Produk yang diharapkan expected product yaitu beberapa atribut dan
kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.
4. Produk yang ditingkatkan augmented product yaitu menggambarkan
kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti yang melampaui harapan pelanggan.
5. Calon produk potential product yaitu meliputi segala kemungkinan
peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang.
2.1.4.3 Bauran Produk
Suatu produk merupakan hal paling penting dari perusahaan, produk dapat berupa barang atau jasa. Pemasar atau produsen harus lebih mengerti akan
keinginan dan kebutuhan konsumen. Produsen harus menyesuaikan keinginan dan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan konsumen dengan upaya tertentu dan salah satunya adalah dengan upaya bauran produk sebagai tindakannya.
Kotler dan Armstrong 2008:278, lini produk product line adalah “kelompok produk yang berhubungan erat karena kelompok produk tersebut
berfungsi dengan cara yang sama, dijual kepada pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau mempunyai kisaran harga yang sama”.
Kotler dan Keller 2008:15, bauran produk product mix atau product assortment adalah “kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan
penjual tertentu kepada pembeli, dimana bauran produk terdiri dari berbagai lini produk”.
Kotler dan Armstrong 2008:234 bauran produk terdiri atas keanekaragaman produk produk variety, kualitas produk quality, rancangan
produk design, ciri-ciri produk features, merek produk brand name, kemasan produk packaging, tingkat pelayanan service, garansi warranties, ukuran
produk size, dan pengembalian return. Berdasarkan penjelasan di atas, salah satu dimensi dari bauran produk
adalah keanekaragaman produk product variety. Kotler 2005:72 mendefenisikan variasi produk sebagai unit tersendiri dalam suatu merek atau lini
produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, atau suatu ciri lain. Variasi produk product variety membawa pengaruh baik karena dapat
meningkatkan pendapatan, tetapi memberi dampak buruk karena dapat meningkatkan biaya dan kompleksitas produksi. Oleh karena itu perusahaan harus
menawarkan tingkat variasi produk secara optimal yang dapat menyeimbangkan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh baik dan buruk tersebut. Mengingat pentingnya persoalan ini, maka manajemen perlu melakukan variasi produk yang baik sehingga dapat menjadi
sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Keanekaragaman produk dapat digunakan oleh perusahaan untuk
memengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembeliannya. Pengelolaan unsur keragaman produk dilakukan melalui perencanaan dan
pengembangan produkjasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produkjasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang
mempengaruhi bermacam-macam produkjasa tersebut Kotler dan Armstrong, 2008:71. Penambahan produkjasa baru untuk dipasarkan salah satu caranya
melalui diversifikasi produk.
2.1.4.4 Siklus Hidup Produk
Pada saat tertentu produk akan mengalami perubahan berupa siklus hidup produk. Perusahaan harus berubah karena produk, pasar dan pesaing mengalami
perubahan sepanjang waktu. Menurut Kotler dan Armstrong 2008:326, mendefenisikan “Siklus hidup produk adalah perjalanan dari penjualan dan
keuntungan produk selama hidupnya”. Berikut ini konsep siklus hidup produk dan perubahan-perubahan yang
lazim terjadi saat produk melalui masing-masing tahap siklus hidup. Sebuah produk memiliki siklus hidup yang menegaskan empat hal Kotler, 2005:361
yaitu : 1.
Produk memiliki umur yang terbatas
Universitas Sumatera Utara
2. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing
memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi penjual. 3.
Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
4. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian
dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tahap siklus hidupnya. Suatu gagasan produk baru akan menempuh tahap-tahap daur hidup
produk yang terdiri dari empat dimana masing-masing tahap memiliki karakteristik yang berbeda serta membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda
pula. Siklus hidup produk terdiri dari empat tahap Kotler, 2005 : 362-373
yaitu: 1.
Tahap Perkenalan Introduction Perkenalan merupakan periode pertumbuhan yang lambat saat produk itu
diperkenalkan ke pasar. Pada tahap itu tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk. Pengeluaran promosi berada
pada rasio tertinggi terhadap penjualan karena diperlukan usaha promosi yang gencar dan harga cukup tinggi karena pengaruh biaya.
2. Tahap Pertumbuhan Growth
Pertumbuhan merupakan periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar. Pada tahap pertumbuhan ini, ada peluang
bagi perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan produk agar tetap memuaskan kebutuhan konsumen. Beberapa strategi untuk
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara yaitu :
a. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan fitur
produk yang baru dan gaya yang lebih baik. b.
Perusahaan menambahkan model baru. c.
Perusahaan memasuki segmen baru. d.
Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi baru.
e. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif
terhadap harga. 3.
Tahap Kedewasaan Maturity Kedewasaan merupakan periode penurunan pertumbuhan penjualan karena
produk itu telah diterima oleh sebagian pembeli potensial. Laba stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat. Tahap ini biasanya
berlangsung lebih lama daripada tahap-tahap sebelumnya tetapi akan menjadi tantangan berat bagi manajemen pemasaran.
4. Tahap Penurunan Decline
Penurunan merupakan saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis. Penjualan merosot karena sejumlah alasan
termasuk kemajuan teknologi, pergeseran selera konsumen dan meningkatnya persaingan dalam negeri dan luar negeri. Saat penjualan dan
laba menurun, beberapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar. Yang bertahan mungkin mengurangi jumlah penawaran produk. Mereka
Universitas Sumatera Utara
mungkin mengundurkan diri dari segmen pasar yang lebih kecil dari jalur perdagangan yang lebih lemah dan mungkin memotong anggaran promosi
dan menurunkan harga.
2.1.5Keputusan Pembelian
Dalam membuat keputusan, konsumen harus memilih yang dianggap paling baik untuk dipilih di antara banyaknya pilihan yang dihadapkan kepadanya.
Oleh karena itu, pemasar harus mendalami berbagai pengaruh terhadap para pembeli dan mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya
para konsumen membuat keputusan pembelian. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan berbagai
merek dan bentuk pada setiap periode tertentu. Setiadi 2010:331 mendefinisikan suatu keputusan yaitu melibatkan
pilihan antara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku. Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda. Seorang
konsumen yang hendak melakukan pilihan, maka ia harus memilih pilihan alternatif. Jika konsumen tidak memilih pilihan alternatif, maka hal tersebut bukan
merupakan situasi konsumen melakukan keputusan. Proses kunci didalam pembuatan keputusan konsumen merupakan proses
integrasi dimana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif perilaku, kemudian memilih salah satu. Hasil dari proses integrasi
adalah pilihan, secara kognitif terwakili sebagai intensi perilaku. Intensi perilaku disebut rencana keputusan Supranto dan Limakrisna, 2007:211.
Universitas Sumatera Utara
Dalam model pengambilan keputusan, konsumen melibatkan semua aspek pengaruh dan kondisi dalam membuat keputusan pembelian, yakni pengetahuan,
arti, kepercayaan yang timbul dari ingatan, dan proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam penerjemahan informasi baru di lingkungan. Tetapi inti dari
pengambilan keputusan oleh konsumen sebenarnya adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu di antaranya, dimana hasil dari proses pengintegrasian inilah yang disebut sebagai pilihan choice yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginan berperilaku Setiadi, 2010:332. Model pengambilan keputusan dapat dilihat di bawah ini:
Sumber: Setiadi 2010 : 332 Gambar 2.1 Model Pengambilan Keputusan
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Setiadi 2010:10, keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor-faktor Kebudayaan
a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan
naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. b.
Sub-Budaya Setiap kebudayaan terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis. c.
Kelas Sosial Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relative homogen dan
bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
2. Faktor-faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang.
Universitas Sumatera Utara
b. Keluarga
Keluarga dapat dibedakan menjadi dua dalam kehidupan pembeli, yaitu keluarga orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi merupakan orang
tua seseorang. Sedangkan keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling
penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif. c.
Peran dan Status Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya,
keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.
3. Faktor Pribadi
a. Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
b. Pekerjaan
Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap
terhadap mengeluarkan lawan menabung.
Universitas Sumatera Utara
d. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara
keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.
Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.
4. Faktor-faktor Psikologis
a. Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan psikologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.
Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui,
kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. b.
Persepsi Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
Universitas Sumatera Utara
c. Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
2.1.6.2 Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan pembelian. Henry Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian
konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan antar merek yang dikutip dari Kotler 2005:220-221 sebagai berikut:
1. Perilaku Pembelian Yang Rumit
Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan besar antar merek.
Perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, berisiko dan sangat mengekspresikan diri, seperti mobil.
2. Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan
Dalam kasus ini konsumen akan berbelanja dengan berkeliling untuk mempelajari merek yang tersedia. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu
antar merek, mungkin mereka akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil, mereka mungkin akan membeli,
semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan. Setelah pembelian tersebut, konsumen mungkin mengalami ketidaknyamanan yang muncul karena adanya
Universitas Sumatera Utara
fitur yang tidak mengenakkan atau mendengar kabar yang menyenangkan tentang merek lain.
3. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
Banyak produk yang dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antarmerek yang signifikan. Fakta membuktikan
bahwa pada umumnya konsumen memiliki keterlibatan rendah dengan barang-barang yang murah dan sering dibelinya. Misalnya kebutuhan dapur
seperti garam, konsumen akan melakukan pembelian terus menerus bukan karena adanya kesetiaan merek, namun karena faktor kebiasaan saja. Para
konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi mengenai merek produk tersebut, mengevaluasi karakteristiknya, dan membuat keputusan penuh
pertimbangan mengenai merek tersebut. 4.
Perilaku Pembelian Yang Mencari Variasi Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah
tetapi perbedaan antarmerek yang signifikan. Dalam situasi ini, konsumen sering melakukan peralihan merek. Strategi pemasaran yang digunakan
pemimpin pasar dalam kategori ini adalah mendorong perilaku pembelian dengan mendominasi rak penjualan, menghindari kehabisan stok, dan
mensponsori iklan untuk mempromosikan mereknya. Kotler dan Keller 2008:178, titik tolak untuk memahami perilaku
pembeli adalah model rangsangan tanggapan-tanggapan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli dalam melakukan keputusan
Universitas Sumatera Utara
pembelian. Perilaku pembelian konsumen antara yang satu dengan yang lain tidak sama, tergantung pada tingkat kerumitan keputusan pembelian yang dialami.
2.1.6.3 Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Kotler dan Keller 2008:235, lima tahapan dalam proses pembelian konsumen yaitu:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal. 2.
Pencarian Informasi Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorongnya untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Tantangan bagi marketer adalah mengenali sumber informasi yang paling berpengaruh.
3. Evaluasi Alternatif
Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan utama tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan pengetahuan
tersebut untuk membuat keputusan. 4.
Keputusan Pembelian Calon pembeli menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan
dibeli. Marketer harus menyediakan jalan paling mudah bagi calon pembeli untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan. Misalnya : prosedur yang
tidak berbelit, kemudahan pembayaran dengan berbagai macam kartu kredit, kelengkapan produk yang dijual, kenyamanan tempat belanja, dan lain lain.
Universitas Sumatera Utara
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk, maka perilaku selanjutnya akan ditentukan dari kepuasan atau manfaat yang
diperoleh konsumen dari produk yang dikonsumsinya tersebut. Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli
terhadap suatu produk dengan manfaat aktual yang diberikan produk tersebut. Jika daya guna produk berada di bawah kepuasan konsumen, maka yang akan
timbul adalah kekecewaan konsumen. Jika produk tersebut memenuhi harapan konsumen, maka kepuasan akan timbul. Jika produk tersebut memberikan
manfaat yang lebih besar dari yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan merasa sangat puas. Jika konsumen merasa puas dengan suatu produk,
maka ia akan melakukan pembelian kembali, tetapi jika konsumen merasa tidak puas, maka ia dapat beralih ke merek yang lain.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat gambaran tahap proses pengambilan keputusan yaitu :
Sumber: Kotler dan Keller 2008:235
Gambar 2.2 Tahap Proses Pengambilan Keputusan
2.2. Penelitian Terdahulu Elvistron Juliwanto 2009 Factor-faktor yang mempengaruhi keputusan
memilih penolong persalinan pada ibu hamil di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
78,2 ibu bersalin memilih penolong persalinan pada bidan hanya 21,8 pada dukun bayi. Ada hubungan secara signifikan pendapatan keluarga p =
0.32;OR=3.966. pengetahuan p=0.020;OR+0.304, sikap p=0.002;OR=5.111 dan budaya p=0.000=OTR=24 dengan pemilihan penolong persalinan pada ibu
bersalin di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara. Ada pengaruh variable factor budaya p=0.000;B=3.195 terhadap pemilihan penolong
persalinan pada ibu bersalin di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara.
Triana Agus Gozali 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan beli jasa asuransi tafakul dana pendidikan FULNADI
Studi Kasus pada Nasabah PT. Asuransi Tafakul Keluarga Cabang Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ketiga factor yaitu motivasi,
kelas social dan pelayanan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan beli. Secara parsial variabel independen yang berpengaruh signifikan
terhadap keputusan beli adalah motivasi dan pelayanan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan secara parsial adalah kelas social.
2.3 Kerangka Konseptual
Dewasa ini industri tumbuh dan berkembang dengan cepat, yang membuat persaingan semakin pesat antara perusahaan di dalam industri yang sama dimana
menuntut perusahaan untuk bisa menciptakan inovasi, baik dalam hal inovasi produk maupun inovasi promosi guna meningkatkan keunggulan bersaing di pasar
yang kompetitif.
Universitas Sumatera Utara
Kotler dan Keller 2008:24, mengemukakan empat strategi bauran pemasaran, yaitu produk product, harga price, tempat place dan promosi
promotion. Produk merupakan bagian dari strategi pemasaran yang memegang peranan penting dalam pemasaran.
Produk mempunyai pengaruh yang penting terhadap pengambilan keputusan konsumen untuk membeli atau menggunakan produk tertentu.
Pengaruh tersebut ditimbulkan oleh adanya keragaman suatu produk yang dilakukan melalui penambahan produk baru yang ditawarkan kepada konsumen
untuk dinikmati. Banyaknya pilihan produk yang ditawarkan, konsumen dapat dengan leluasa memilih berbagai alternatif pilihan produk sehingga konsumen
tidak merasa bosan dan konsumen bisa lebih dekat mengetahui produk yang dia inginkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Pengambilan keputusan oleh konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu di antaranya, dimana hasil dari proses pengintegrasian inilah yang disebut sebagai pilihan choice yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginan berperilaku Setiadi, 2010:332. Kotler dan Keller 2008:184 konsumen akan melewati lima tahap proses
keputusan pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian yang melewati
beberapa pilihan. Keputusan pembelian serta penilaian yang baiklah yang diharapkan oleh sebuah perusahaan dari konsumennya dimana dari keputusan
Universitas Sumatera Utara
pembelian itulah diharapkan dapat tercipta sebuah loyalitas konsumen yang mendatangkan konsistensi bagi konsumen untuk melakukan pembelian kembali.
Untuk memperjelas hubungan antara variabel-variabel yang telah diuraikan dapat dilihat dalam rangka konseptual berikut :
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Faktor sosial ekonomi 1.
Pendidikan 2.
Pekerjaan 3.
Pendapatan Keputusan memilih
Pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian