19 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar, meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan itu tidak hanya
perubahan lahirnya saja tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah laku yang tampak tetapi juga perubahan lain yang tidak dapat diamati.
Oleh karena itu belajar dapat dikatakan sebagai syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal baik dalam bidang ilmu pengetahuan, keterampilan
maupun kecakapan.
2. Prestasi Belajar
Setiap peserta yang belajar pasti menginginkan pencapaian prestasi yang baik sebagai hasil dari usahanya selama belajar. Menurut Ahmadi dan Supriyono
2008: 138 Prestasi yang dicapai seseorang merupakan hasil dari interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal
maupun dari luar diri faktor eksternal individu.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne 1985: 40 menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima
aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Arikunto 1990: 110 bahwa hasil
belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. http:sunartombs.wordpress.com20090105pengertian-prestasi-belajar
20 Menurut pendapat Djamarah dan Zain 2010: 106 yang menjadi petunjuk
bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal- hal berikut: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaraninstruksional khusus
TIK telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai setiap materi pelajaran dan membuktikan dengan satu hasil
maksimal http:www.anneahira.comprestasi-belajar-adalah.htm.
Tu’u 2004: 75 menyimpulkan prestasi belajar sebagai berikut. “Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sedangkan
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Selanjutnya, berdasarkan hal di atas Tu’u 2004: 75 menyimpulkan definisi
prestasi belajar sebagai berikut. a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
21 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat
dilihat dari kemampuan kognitifnya yang ditunjukkan melalui nilai atau angka hasil ulangan yang diberikan oleh guru setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Definisi mengenai prestasi belajar belajar memang sangat beragam, terkait dengan tingkat dan macam keberhasilannya. Tetapi
setidaknya, ketika seseorang membicarakan masalah prestasi, maka yang dimaksudkan adalah keberhasilan yang diperoleh dalam sebuah kegiatan.
Selanjutnya Winkel 1996: 162 mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut Nasution 1996: 17 prestasi belajar adalah:
“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:
kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga
kriteria tersebut.” Belajar adalah sebuah proses mengubah kondisi atau kompetensi diri sehingga dari kondisi negatif dapat berubah menjadi kondisi
positif. Setiap perubahan yang dialami merupakan bukti prestasi yang didapatkan dari proses belajar http:www.anneahira.comprestasi-belajar-
adalah.htm. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan dari proses belajar dan seseorang dapat dikatakan memiliki prestasi jika ia mampu memenuhi tiga aspek yaitu kognitif,
22 afektif, dan psikomotor. Prestasi belajar dapat juga dijelaskan sebagai
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru yang bersangkutan.
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
http:sunartombs.wordpress.com20090105pengertian-prestasi-belajar
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan instrumen berupa tes yang relevan. Cara yang
paling umum untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan tes untuk menguji kemampuan siswa pada suatu mata pelajaran.
Dengan nilai tes tersebut guru akan menentukan sejauh mana kiranya anak didik itu maju ke arah tujuan yang harus dicapainya. Selanjutnya guru akan
dapat menentukan seorang peserta didik itu cukup memenuhi syarat-syarat sebagai siswa yang memiliki prestasi yang kurang, cukup, baik, atau mungkin
baik sekali.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2008: 163˗˗164 “bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya nilai sebuah prestasi belajar akan
meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar
23 yang melebihi prestasi belajar yang diketahui sebelumnya. Prestasi belajar
yang rendah menjadikan anak didik giat belajar untuk memperbaikinya. Sikap seperti itu bisa terjadi bila anak didik merasa rugi mendapat prestasi
belajar yang tidak sesuai dengan harapan”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya prestasi belajar dapat dijadikan sebagai alat motivasi bagi anak didik untuk
terus meningkatkan prestasinya sehingga mereka lebih giat untuk belajar. Jadi, dapat disimpulkan prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang
dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk
melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa.
Perubahan yang diharapkan sebagai hasil belajar itu antara lain meliputi perubahan-perubahan pada aspek kognitif yang meliputi perubahan dalam segi
penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilankemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, aspek afektif meliputi
perubahan-perubahan dari segi sikap manusia, perasaan dan kesadaran. Dan aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk tindakan
motorik. Berdasarkan kesimpulan pengertian prestasi dan pemahaman tentang belajar, maka pengertian prestasi belajar adalah segala sesuatu yang dicapai
dimana prestasi itu menunjang kecakapan seorang manusia. http:www.syafir.com20110212pengertian-prestasi-belajar.
24 Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikaji, maka setidaknya dapat
dikatakan bahwa prestasi belajar adalah: tingkatan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran dan membuktikan dengan suatu
hasil maksimal; keberhasilan yang diperoleh dalam sebuah kegiatan yaitu kegiatan pembelajaran; merupakan hasil belajar yang bersifat kognitif yang
ditentukan dengan pengukuran dan penilaian; merupakan penghargaan atas segala usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik; dan bukti kemampuan
seseorang dalam mewujudkan segala kemauan diri yang didukung oleh kemampuan yang sesuai dengan kompetensinya.
Setelah memahami definisi tentang prestasi belajar, kita perlu mengenal pula faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Pengenalan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Selanjutnya hal senada juga diungkapkan oleh Djaali 2008: 98 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya.
Djaali 2008: 99˗˗100 menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain sebagai berikut:
1. Faktor dari dalam diri a. Kesehatan
Apabila orang selalu sakit sakit kepala, pilek, demam mengakibatkan tidak bergairah belajar dan secara psikologis sering mengalami gangguan
pikiran dan perasaan kecewa karena konflik.
25 b. Intelegensi
Faktor intelegensi dan bakat sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
c. Minat dan motivasi Minat yang besar keinginan kuat terhadap sesuatu merupakan modal
besar untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan diri sendiri, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi juga
berasal dari luar dirinya yaitu dorongan dari lingkungan, misalnya guru dan orang tua.
d. Cara belajar Perlu diperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang
dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya.
2. Faktor dari luar a. Keluarga
Situasi keluarga ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta famili sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan
orang tua, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan bimbingan orang tua, mempengaruhi pencapaian
belajar anak. b. Sekolah
Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas 40-50 peserta
didik, mempengaruhi kegiatan belajar siswa. c. Masyarakat
Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang- orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah
tinggi dan moralnya, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. d. Lingkungan sekitar
Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaiknya tempat-tempat
dengan iklim yang sejuk, dapat menunjang proses belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam belajar ada banyak faktor yang akan mempengaruhinnya, baik dari dalam diri siswa maupun dari
luar diri siswa. Faktor-faktor tersebut akan saling mempengaruhi sehingga apabila faktor tersebut dapat tumbuh positif akan memberikan dampak yang
26 positif pula dalam proses belajar. Sedangkan bila faktor itu tidak dapat berjalan
dengan baik maka yang dampak yang diperoleh juga tidak baik.
Walgito 2010: 187 menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar. Masukan apabila dianalisis lebih lanjut, akan didapati beberapa
jenis masukan, yaitu masukan mentah raw input, masukan instrumen instrumental input, dan masukan lingkungan environmental input. Semua
ini berinteraksi dalam proses belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar. Apabila salah satu faktor terganggu, maka proses akan terganggu
dan hasil juga terganggu. Masing-masing faktor tersebut saling kait mengakit satu dengan yang lain, karenanya belajar merupakan suatu sistem.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar, faktor-faktor tersebut harus dapat saling
mendukung agar tercipta hasil belajar yang baik. Apabila salah satu faktor tidak berjalan dengan baik, maka hasil belajar tidak akan tercapai secara
maksimal.
Menurut Frandsen dalam Suryabrata 2007: 236˗˗237 mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut.
1. Adanya rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunis lebih luas. 2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju. 3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman. 4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi. 5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bisa menguasai
pelajaran.
27 6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang belajar itu memiliki dorongan yang kuat dari dalam diri yang berupa keinginan untuk
mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui, serta ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain baik orang tua, guru, maupun teman-temannya
bahwa ia menguasai suatu bidang.
Sedangkan Djamarah 2008: 241˗˗243 mengemukakan beberapa faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar anak didik sebagai berikut.
a. Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah, sehingga kebutuhan belajar yang diperlukan itu tidak ada, maka kegiatan belajar
anak pun terhenti beberapa waktu. b. Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua sehingga anak
harus ikut memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya sekolah hingga tamat.
c. Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di rumah. d. Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau tinggi yang membuat anak
berlebih-lebihan. e. Kesehatan keluarga yang kuarng baik.
f. Perhatian orang tua yang tidak memadai. Anak kecewa dan mungkin frustasi melihat orang tuanya yang tidak pernah memperhatikannya.
g. Kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang. h. Kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan. Orang tua pilih
kasih dalam mengayomi anak. i. Anak yang terlalu banyak membantu orang tua. Untuk keluarga tertentu
sering ditemukan anak yang terlibat langsung dalam pekerjaan orang tuanya seperti mencuci pakaian, memasak nasi di dapur, ke pasar, ikut
jualan, ikut mengasuh adiknya dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian orang tua
sangat penting untuk menghindari kesulitan belajar yang terjadi pada anak, perlu adanya pemahaman dari para orang tua mengenai kesulitan belajar yang
dialami anaknya agar orang tua dapat membantu dan memberikan pengertian
28 terhadap belajar anak. Keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, tidak hanya faktor dari dalam diri peserta didik saja tetapi faktor dari luar diri siswa yang turut mempengaruhi
prestasi belajar. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa, bakat pada bidang tertentu yang dimiliki oleh siswa, minat siswa untuk
belajar, ada dorongan dan motivasi yang tinggi, cara belajar yang baik dan teratur serta strategi pembelajaran yang variatif yang dikembangkan oleh guru,
suasana keluarga yang membuat anak tenang dalam belajar, perhatian dan dukungan orang tua yang baik.
3. Orientasi orang tua terhadap pendidikan