PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR

EKONOMI AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

MEITA SEKAR SARI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR

EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

MEITA SEKAR SARI

Hasil belajar adalah kemampuan anak yang diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan yang dinyatakan dalam bentuk data kualitatif maupun data kuantitatif.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi masih tergolong rendah, yaitu dari sebanyak 153 siswa, hanya 22 siswa atau 14,38% yang mendapatkan nilai lebih dari 70. Dengan kata lain, hanya 14,38% bahan pelajaran yang dikuasai oleh siswa atau masih dalam kriteria rendah. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar terbagi atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Diantara banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa, diduga faktor-faktor kemandirian belajar, aktivitas belajar dan budaya membaca memiliki peranan penting.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar, aktivitas belajar, dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi siswa kelas XI IPS semester genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 17. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan

regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple.


(3)

iii Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Ekonomi A kuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Kemandirian Belajar, Aktivitas Belajar, dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Ekonomi

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Aktivitas Belajar, Perhatian Orang Tua , dan


(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR GAMBAR………. Ix I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 14

1. Kemandirian Belajar ... 15

2. Aktivitas Belajar ... 19

3. Perhatian Orang Tua………...………….. 23

4. Hasil Belajar ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Pikir.. ... 36

D. Hipotesis ... 38

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 41

1. Populasi ... 41

2. Sampel... ... 42

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 43

C. Variabel Penelitian ... 44


(7)

Halaman

1. Definisi Konseptual Variabel ... 45

2. Definisi Operasional Variabel ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Kuisioner... ... 51

2. Observasi. ... 52

3. Dokumentasi ... 52

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 53

1. Uji Validitas ... 53

2. Uji Reliabilitas ... 56

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 58

1. Uji Normalitas ... 58

2. Uji Homogenitas ... 59

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 60

1. Uji Kelinieran Regresi ... 60

2. Uji Multikolinieritas ... 62

3. Uji Autokorelasi ... 63

4. Uji Heteroskedastisitas ... 64

I. Pengujian Hipotesis ... 65

1. Regresi Linier Sederhana ... 65

2. Regresi Linier Multiple ... 66

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 68

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA N 10 Bandar Lampung ... 69

2. Situasi dan Kondisi SMA N 10 Bandar Lampung ... 70

3. Visi dan Misi SMA Ne 10 Bandar Lampung ... 70

4. Proses Belajar Mengajar di SMA N 10 Bandar Lampung ... 71

5. Gambaran Umum Responden ... 72

6. Struktur Organisasi Sekolah... .. 72

B. Deskripsi Data ... 72

1. Data Kemandirian Belajar (X1) ... 74

2. Data Aktivitas Belajar (X2) ... 75

3. Data Perhatian Orang Tua (X3) ... 77

4. Data Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi (Y) ... 79

C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 81

1. Uji Normalitas Data ... 81

2. Uji Homegenitas ... 86

D. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 87

1. Uji Kelinieran Regresi ... 88

a. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X1 ... 88

b. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X2 ... 89

c. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X3 ... 90

2. Uji Multikolinieritas ... 92

3. Uji Autokorelasi ... 93

4. Uji Heterokedastisitas ... 94


(8)

Halaman

1. Regresi Linier Sederhana ... 97

1.1.Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XII IPS Semester Genap SMA Negeri 10Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012……….. 97

1.2.Pengaruh Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 100

1.3.Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA N 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012……… 102

2. Regresi Linier Multiple ... 104

2.1 Persamaan Regresi... 104

2.2Pengujian Hipotesis ... 106

F. Pembahasan... 108

1. Pengaruh Kemandirian Belajar (X1) terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi (Y) ... 108

2. Pengaruh Aktivitas Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi (Y)... 112

3. Pengaruh Perhatian Orang Tua (X3) terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi(Y)……… 114

4. Pengaruh Kemandirian Belajar, Aktivitas Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi……… 116

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... ... 123

B. Saran ... ... 124 DAFTAR PUSTAKA


(9)

1

I. PENDAHULUAN

Bab ini akan dibahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Hal lain yang perlu dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan. Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan dan memberikan ruang seluas luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Sehingga hasil yang akan didapat nantinya utuh sesuai dengan hakikat pendidikan itu sendiri, yakni berkembangnya potensi diri peserta didik dari segi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (perbuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu).


(10)

2 Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam usaha mengembangkan dan membina seoptimal mungkin potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi atau pembaharuan dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Untuk menilai kualitas sebuah sekolah dapat dilihat dari prestasi belajar peserta didik atau siswa serta mutu lulusan dari sekolah tersebut.

SMA Negeri 10 Bandar Lampung adalah salah satu sekolah menengah atas yang beralamat di Jalan Jend. Gatot Subroto No 81, Kecamatan Pahoman, Kota Bandar Lampung. Tujuan SMA Negeri 10 Bandar Lampung adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas, mampu menjadi generasi yang berkompeten dan mampu berkarya di luar pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama proses belajar mengajar di sekolah.

Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses pembelajaran siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

Keberhasilan pembelajaran siswa dapat dilihat dari nilai hasil belajar yang diperolehnya selama kurun waktu tertentu. Nilai tersebut merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah


(11)

3 dilakukan. Selain mengukur tingkat keberhasilan siswa nilai tersebut juga dapat digunakan sebagai parameter untuk menilai kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 dan keterangan dari guru bidang studi Ekonomi Akuntansi mengenai hasil ujian MID Semester yang diperoleh siswa kelas IX IPS SMA Negeri 10 Bandar Lampung umumnya kurang optimal. Sebagai bukti berikut disajikan hasil ujian MID Semester Siswa Kelas IX IPS SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas IX IPS Semester Genap di SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas

Nilai

Jumlah Siswa Keterangan

< 70 ≥ 70 XI IPS 1

XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4 XI IPS 5

28 32 27 17 27 5 0 0 13 4 33 32 27 30 31

Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 70

Jumlah 131 22 153

Persentase (%) 85,62 14,38 100 Sumber : Guru Bidang Studi ekonomi kelas IX

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil Mid semester siswa pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sebanyak 22 siswa dari 153 siswa atau sebanyak 14,38 % artinya hanya sebesar 14,38% siswa yang dapat mencapai daya serap materi. Sedangkan sebanyak 131 siswa dari 153 siswa atau sebanyak 85,62 % yang belum mencapai daya serap materi. Kenyataan


(12)

4 tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun 2011/2012 masih rendah.

Sementara menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%;

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%; 3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%; 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Menurut Djaali (2008: 98-100) rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa yang dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, kemandirian, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa metode mengajar guru, kurikulum, aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar, perhatian orang tua, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Namun, dari sekian banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, faktor kemandirian, aktivitas belajar dan perhatian orang tua memberikan sumbangsih yang besar terhadap rendahnya hasil belajar siswa.

Menurut Familia (2006:45) anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seseorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan.


(13)

5 Kemandirian menurut Havighurst (dalam Familia, 2006: 32) memiliki empat aspek, yaitu aspek intelektual (kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri), aspek sosial

(kemampuan untuk membina relasi secara aktif), aspek emosi (kemauan untuk mengelola emosinya sendiri), aspek ekonomi ( kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri).

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA N 10 Bandar Lampung beberapa dari siswa kelas XI IPS, mereka banyak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakannya seperti tidak aktif di kelas ketika guru mempersilahkan untuk bertanya, tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki akhirnya tidak mandiri dalam melakukan tugas yang di berikan oleh guru, kurangnya inisiatif dari siswa untuk mengerjakan ujian atau tugas dengan kemampuan sendiri (mencontek), ketika tidak ada guru mereka lebih memilih bermain dikelas daripada belajar sendiri, yang kesemuanya itu mencerminkan kurangnya kemandirian belajar mereka. Salah satu hal yang mendasari kemandirian belajar siswa adalah timbulnya kesadaran siswa untuk mau melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan kepercayaan diri, bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh.

Peneliti memilih kemandirian belajar sebagai faktor yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar karena kemandirian belajar merupakan faktor intern yang mendorong siswa untuk mengikuti program belajar mengajar dengan baik. Kemandirian belajar siswa yang baik atau dapat dikatakan tinggi akan dapat mendorong siswa meraih prestasi yang tinggi pula. Namun kenyataannya, tingkat kemandirian belajar siswa di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Dikarenakan adanya pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang berbeda-beda pula.


(14)

6 Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA N 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu aktivitas belajar siswa. Sadirman (2004:95) mengatakan bahwa tidak ada belajar jika tidak ada suatu aktivitas. Dalam hal kegiatan belajar ini, Rausseau dalam Sadirman (2004:96-97) menjelaskan bahwa segala pengetahuan itu harus

diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Untuk itu setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak akan mungkin terjadi yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi siswa. Sedangkan J.Piaget dalam Rohani (2004 : 6),

pakar psikologi keturunan Swiss berpendapat: “Seorang anak dapat berfikir sepanjang ia berbuat.

Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berfikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk

berbuat sendiri.”

Berdasarkan penelitan pendahuluan di SMA N 10 Bandar Lampung peneliti melihat kurang optimalnya suatu aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar mengajar guru tidak memberikan waktu ke siswa untuk siswa melakukan aktivitas yang aktif (bertanya) dengan demikian siswa pun tidak aktif, dan peneliti melihat cara guru menanggapi jawaban yang diberikan siswanya kurang bijak seperti menggunakan kata – kata tidak baik dengan begitu membuat siswa tidak berrminat ingin bertanya dan akhirnya aktivitas dalam proses belajar mengajar menjadi pasif dan hanya guru yang berkuasa, berperan penting di proses belajar tersebut. Seharusnya di dalam proses belajar mengajar guru hanya menjadi fasilitator dan guru harus mempunyai etika yang baik dengan begitu siswa menjadi berminat melakukan

aktivitas belajar yang seharusnya mereka lakukan seperti membaca, menulis, mendengarkan, menghitung, dan melihat. Jika aktivitas siswa dalam belajar rendah maka hasil belajar yang


(15)

7 didapat kurang optimal. Sebaliknya, jika aktivitas siswa dalam belajar tinggi maka hasil belajar yang didapat optimal.

Peneliti juga memilih perhatian orang tua sebagai faktor ekstern yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar. Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek atau perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan (Suryabrata dalam Supranoto, 2008:12). Bentuk perhatian orang tua terhadap

pendidikan anak dan pencapaian prestasi anak di sekolah adalah sangat besar, dimana perhatian yang dimaksud tidak hanya terbatas pada penyediaan sarana dan fasilitas pendidikan yang

diperlukan anak semata, melainkan keterlibatan langsung orang tua di dalam prosesnya. Motivasi orang tua harus dapat mencipatakan harmonis dalam proses pendidikan yang berlangsung

seumur hidup.

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter atau kepribadian seorang anak. Anak akan memiliki individu yang baik seperti sikap, tingkah laku, tata krama, sopan santun dan budi pekerti tergantung pada sifat-sifat yang tumbuh pada kehidupan keluarga di mana anak dibesarkan. Sehingga orang tua lah yang memiliki peranan besar dalam

membentuk watak dan kepribadian anak. Seperti dijelaskan oleh Hasbullah (2006: 88), sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut.

a. Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, seperti : cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh-sungguh membekas pada diri anak, karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi;

b. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak.

Dengan memberikan perhatian yang baik dan terus-menerus terhadap aktivitas yang dilakukan anak, maka orang tua sekaligus dapat mengetahui apa yang diperbuat anak. Sebaliknya


(16)

8 kurangnya perhatian orang tua dapat mempengaruhi kegiatan belajar anak menjadi kurang

optimal.

Berdasarkan penelitian pendahuluan di SMA N 10 Bandar Lampung, peneliti menduga banyak siswa yang kurang perhatian dari orang tuanya. Banyak siswa mempunyai orang tua yang sibuk berkerja dan akhirnya perhatian yang diberikan orang tua berkurang. Tidak sedikit dari siswa di SMA N 10 Bandar Lampung mendapatkan hasil belajar yang rendah. Dari hasil observasi

peneliti ketika pembagian rapot tidak sedikit orang tua dari siswa tidak hadir dalam pengambilan rapot. Seharusnya sesibuk apapun orang tua harus nya meluangkan waktu untuk memperhatikan pendidikan anaknya. Dengan begitu, terbentukanya kepribadaian anak yang tidak perduli dengan pendidkan nya. Bahkan karna sibuknya, orang tua tidak mengetahui jadwal kapan anaknya ujian sekolah dan akhirnya anak pun tidak belajar karna kurang perhatian orang tua.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu diadakan penelitian tentang kemandirian belajar, aktivitas belajar dan perhatian orang tua. Untuk menjawab persoalan di atas maka penulis perlu mengadakan penelitian dengan judul: ”Pengaruh Kemandirian Belajar, Aktivitas Belajar, dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah diatas, penulis memusatkan identifikasi masalah sebagai berikut.

a. Rendahnya hasil belajar Ekonomi Akuntasi siswa. Hal ini terlihat dari perolehan nilai siswa dibawah nilai KKM yaitu 70.


(17)

9 b. Kurangnya Kemandirian belajar siswa yang terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung

masih ada siswa yang kurang percaya diri dengan kemampuan sendiri ketika mengerjakan tugas dan ujian yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

c. Kurangnya Aktivitas Belajar di sekolah karena guru berkuasa dalam proses belajar mengajar dan tidak memberikan sikap yang bijak dalam menanggapi jawaban yang diberikan

siswanya sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

d. Sebagian besar orang tua siswa kurang memperhatikan perkembangan belajar anaknya dikarenakan sibuk bekerja sehingga mereka tidak mengetahui permasalahan belajar anaknya yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemandirian belajar (X1), aktivitas belajar (X2), perhatian orang tua (X3), dan hasil belajar (Y) pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi

Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?


(18)

10 b. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa

Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?

c. Apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?

d. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar, aktivitas belajar, dan perhatian orang tua terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Untuk menganalisis pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui menganalisis aktivitas belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Untuk menganalisis pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.


(19)

11 4. Untuk menganalisis pengaruh kemandirian belajar, aktivitas belajar, dan perhatian orang

tua terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.6 Kegunaan Penelitian

Setelah tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini dharapkan berguna untuk hal – hal sebagai berikut.

1.6.1 Kegunaan Teoritis

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga tercipta wahana ilmiah.

b. Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.

c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi Akuntansi yang belum dikaji dalam penelitian ini.

1.6.2 Kegunaan Praktis

Adapun manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut. a. Bagi Siswa

Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi Akuntansi dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang


(20)

12 mempengaruhi hasil belajar, sehingga siswa dapat memperbaiki metode belajarnya dan

berusaha untuk meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meminimalisir faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi, terutama yang disebabkan oleh faktor sekolah, yaitu guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meminimalisir faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi, yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar yang efektif.

d. Bagi Mahasiswa

Sebagai bekal dan tambahan untuk terjun mengajar serta menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh kemandirian, aktivitas belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar. e. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi dan masukan yang berguna untuk penelitian lebih lanjut sebagaimana dituntut dalam era di masa mendatang.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Objek Penelitian

Ruang lingkup yang akan diteliti adalah kemandirian belajar (X1), aktivitas belajar (X2), perhatian orang tua (X3) ), dan hasil belajar (Y).


(21)

13 1.7.2 Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS.

1.7.3 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 10 Bandar Lampung.

1.7.4 Waktu Penelitian


(22)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian bab II terdiri atas tinjauan pustaka, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel lainnya akan menghasilkan kerangka piker yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal, dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, semakin dapat dipertanggungjawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi.


(23)

15 2.1.1 Kemandirian Belajar

Seseorang dikatakan mandiri jika secara fisik dapat bekerja sendiri, mampu menggunakan fisiknya untuk melakukan segala aktifitas hidupnya; secara mental dapat berfikir sendiri, menggunakan kreativitasnya, mampu mengekspresikan gagasannya kepada orang lain; secara emosional mampu mengelola perasaannya; dan secara moral memiliki nilai-nilai yang mampu mengarahkan perilakunya.

Kemandirian merupakan salah satu unsur kepribadian penting, karena diperlukan manusia untuk menyesuaikan diri secara aktif dalam lingkungannya. Kemandirian merupakan kesanggupan untuk berdiri sendiri, tidak saja secara ekonomi sosial, tetapi terutama secara moral dalam artian bertanggungjawab atas keputusan-keputusannya dalam perkara yang bersifat rasional maupun emosional. Kemandirian menurut Havighurst (dalam Familia, 2006: 32) memiliki empat aspek, yaitu aspek intelektual (kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri), aspek sosial (kemampuan untuk membina relasi secara aktif), aspek emosi (kemauan untuk mengelola

emosinya sendiri), aspek ekonomi ( kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri).

Istilah kemandirian belajar berhubungan dengan beberapa istilah lain diantaranya self regulated learning, self regulated thinking, self directed learning, self efficacy, dan self –esteem.

Pengertian kelima istilah terakhir di atas tidak tepat sama, namun mereka memiliki beberapa kesamaan karakteristik (Sumarmo, 2004 : 1). memberikan tiga karakteristik kemandirian belajar, yaitu bahwa individu :

1. merancang belajar sendiri sesuai dengan tujuannya;


(24)

16 3. memantau kemajuan belajarnya, mengevaluasi hasilnya dan dibandingkan dengan standar

tertentu.

Menurut Familia (2006:45) anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seseorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan. Ciri khas anak mandiri antara lain mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-dikit bertanya dan meminta bantuan, dan

mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya. Kemandirian pada anak sangat penting karena merupakan salah satu life skill yang perlu dimiliki.

Keadaan mandiri akan muncul bila seseorang belajar, dan sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak mau belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang

cukup.(http://www.sma-dwiwarna.net/website/data/artikel/kemandirian-.htm).Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. ( http://-banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa/.htm

.

Sehingga seorang anak dikatakan mandiri apabila anak itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Dapat menemukan identitas dirinya.

2. Memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya.


(25)

17 4. Bertanggung jawab atas tindakannya.

5. Dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhanya sendiri.

.(http://-banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa/.htm

Dalam pembelajaran guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, yaitu guru hanya sebagai

pembimbing, misalnya membantu siswa untuk memecahkan sesuatu masalah bila siswa tersebut menemui kesulitan dalam belajar. Sesuai dengan pendapat Benson

(http://colaborative-learning.wordpress-.com/2008/09/10/ babii), bahwa kemandirian siswa dapat ditingkatkan dalam

beberapa prinsip yang mencakup beberapa hal berikut ini. 1. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. 2. Memberikan pilihan sumber pembelajaran.

3. Memberikan kesempatan untuk memilih dan memutuskan. 4. Memberikan semangat kepada siswa.

5. Mendorong siswa melakukan refleksi.

Burt Sisco ada 6 langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih mandiri dalam belajar, yaitu:

1. pre-planning (aktivitas sebelum proses pembelajaran); 2. menciptakan lingkungan belajar yang positif;

3. mengembangkan rencana pembelajaran;

4. mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai; 5. melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring; 6. mengevaluasi hasil pembelajaran individu.

Jadi kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.


(26)

18 Belajar mandiri memposisikan pelajar sebagai subjek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri kemampuan dalam mengendalikan atau

mengarahkan pembelajaran sendiri. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari keadaan tidak tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok.

Menurut pengertian psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar.

a. Slameto (2003:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”;

b. W.S Winkel yang dikutip oleh Max Darsono (2000:4) berpendapat “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap” Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas terkandung pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya;

c. Menurut Hamalik (2001: 36) menyatakan “belajar ialah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dalam


(27)

19 diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman.

Berdasarkan seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang (siswa) dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata tanpa bergantung dengan orang lain, dalam hal ini siswa mampu melakukan belajar sendiri, dapat menetukan belajar yang efektif , dan mampu melakukan aktifitas belajar secara mandiri.

2.1.2 Aktivitas Belajar

Pendidikan tradisional dengan “Sekolah Dengar”-nya tidak mengenal, bahkan sama sekali tidak menggunakan asas aktivitas dalam proses belajar mengajar. Para siswa hanya mendengarkan hal-hal yang dipompakan oleh guru. Pada waktu itu cara belajar yang popular adalah metode

imposisi. Para siswa menelan saja hal-hal yang direncanakan dan disampaikan oleh guru. Kegiatan mandiri tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.

Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beranekaragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu menuju ke tingkat perkembangan


(28)

20 yang di harapkan. Potensi yang hidup itu perlu mendapat kesempatan yang luas untuk

berkembang, tanpa pengarahan yang di khawatirkan terjadi penyimpangan perkembangan dari tujuan yang telah ditentukan. Jika terjadi penyimpangan maka berakibat terganggunya bahkan rusaknya perkembangan siswa. Dengan kata lain, para siswa tidak menjadi manusia sebagaimana dicita-citakan oleh masyarakat.

Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan,

termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan semakin luas. Dengan sendirinya perbuatan yang dilakukan semakin banyak dan beraneka ragam pula. Adanya berbagai temuan dan pendapat pada gilirannya menyebabkan pandangan anak (siswa) berubah. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar. Tanpa diimbangi dengan aktivitas belajar, kegiatan belajar tidak mungkin akan berhasil dengan semestinya, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas didalamnya. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar.


(29)

21 Sadirman (2004:95) mengatakan bahwa tidak ada belajar jika tidak ada suatu aktivitas. Dalam hal kegiatan belajar ini, Rausseau dalam Sadirman (2004:96-97) menjelaskan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Untuk itu setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak akan mungkin terjadi yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi siswa. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berfikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.”

Pada proses belajar dan pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Proses aktivitas siswa pada saat berbuat, siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru.bila siswa

berpartisipasi dengan aktif, maka ia memiliki pengetahuan itu dengan baik.

Menurut Paul D. Dieriech dalam Hamalik (2001 : 172), aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi delapan jenis.

1. Visual Activities, misalnya: membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan,

pekerjaan orang lain.

2. Oral Activities, masalnya: mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian,

mengajukan pertanyaan, mamberi saran, mengemukan pendapat.

3. Listening Activities, misalnya: mendengarkan penyajian bahan, percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing Activities, misalnya: menulis cerita, karangan, laporan dan angket.

5. Drawing Activities, antara lain: menggambar, membuat grafik, chart, peta, diagram.

6. Motor Activities, seperti: melakukan percoban, membuat kontruksi, model, mereparasi,


(30)

22

7. Mental Activities, seperti: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,

melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tenang, gugup.

Klasifikasi aktivitas seperti diatas, menunjukan bahwa aktivitas belajar itu cukup komplek dan bervariasi, semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, maka diharapkan siswa akan semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Menurut Hamalik (2004:25) penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pengajaran pada siswa, sebab.

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. 3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.

4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat dan orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realities dan konkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

Setelah mengikuti proses belajar mengajar, perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dialami siswa dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru. Bagi siswa penilaian dapat memberikan informasi tentang sejauh mana materi ekonomi akuntansi yang telah disajikan. Bagi guru, penilaian dapat dignakan sebagai petunjuk mengenai keadaan siswa, materi yang diajarkan, metode yang tepat dan umpan balik untuk proses belajar mengajar selanjutnya.

Berdasarkan kutipan-kutipan diatas dapat dinyatakan bahwa aktivitas sangat penting dalam proses belajar mengajar dan jenisnya cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas belajar adalah


(31)

23 kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud dalam hal ini adalah aktivitas dari siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan terciptalah suasana belajar yang aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan atara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Aktivitas lebih banyak dilakukan oleh siswa, walaupun demikian tidak berarti guru tinggal diam. Guru memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengarahkan, menguasai dan mengadakan evaluasi. Aktivitas belajar siswa yang baik dapat terjadi apabila guru

mengupayakan situasi dan kondisi pembelajaran yang mendukung. Ada beberapa prinsip belajar yang harus dilaksanakan siswa terkait dengan aktivitas belajarnya, diantaranya: persiapan

belajar, memotivasi diri agar aktivitas belajar siswa meningkat, berpartisipasi aktif, dan pengetahuan tentang hasil belajar.

2.1.3 Perhatian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan perhatian orang tua. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Unit yang paling kecil dalam mengembang tugas untuk membina kehidupan anak dalam pendidikan keluarga adalah orang tua, dan bertanggungjawab terhadap pendidikan anak dalam lingkungannya. Perhatian orang tua itu sanagt besar pengaruhnya terhadapa presatai anak nya.


(32)

24 Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek atau perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan (Suryabrata dalam Supranoto, 2008:12). Bentuk perhatian orang tua terhadap pendidikan anak dan pencapaian prestasi anak di sekolah adalah sangat besar, dimana perhatian yang dimaksud tidak hanya terbatas pada penyediaan sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan anak semata,

melainkan keterlibatan langsung orang tua di dalam prosesnya. Motivasi orang tua harus dapat mencipatakan harmonis dalam proses pendidikan yang berlangsung seumur hidup. Orang tua harus bersikap dan berperan sebagai motivator dalam membina kelangsungan hidup anak, agar memiliki keterampilan dan wawasan yang lebih luas. Orang tua sebagai motivator dalam membina kecakapan, harus dapat menumbuh kembangkan cara berfikir lebih luas dalam meningkatkan prestasi dalam sikap belajar anak. Apabila anak kurang perhatian orang tua akan terjadi brooken home, karena anak memerlukan perhatian dan kasih sayang orang tua.

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter atau kepribadian sorang anak. Anak akan memiliki individu yang baik seperti sikap, tingkah laku, tata krama, sopan santun dan budi pekerti tergantung pada sifat-sifat yang tumbuh pada kehidupan keluarga di mana anak dibesarkan. Sehingga orang tua lah yang memiliki peranan besar dalam

membentuk watak dan kepribadian anak. Seperti dijelaskan oleh Hasbullah (2006: 88), sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut.

a) Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, seperti : cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh-sungguh membekas pada diri anak, karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi.

b) Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak.


(33)

25 Perhatian orang tua merupakan faktor yang penting dalam usaha perkembangan pribadi seorang anak. Dengan memberikan perhatian yang baik dan terus-menerus terhadap aktivitas yang dilakukan anak, maka orang tua sekaligus dapat mengetahui apa yang diperbuat anak. Orang tua mempunyai peranan sebagi motivator, fasilitator, dan inisiator. Artinya segenap perilaku dan pikiran anak merujuk pada keinginan orang tua. Seperti pendapat Tirtahardja dalam Ramadhan Keluarga mempunyai pengaruh besar dalam proses pendidikan. Fungsi dan peranan orang tua tidak sebatas menyediakan dana pendidikan saja, tetapi ikut serta di dalam merencanakan program pendidikan, dan mengolah program pendidikan demi tercapainya mutu pendidikan. Perhatian orang tua diharapkan dapat menimbulkan semangat diri dalam anak sehingga anak akan bergairah dalam melakukan aktivitas belajar. Seperti pendapat Semiawan dalam Ramadhan ,orang tua memberikan dukungan dalam kegiatan belajar anaknya dengan cara.

1. Menanamkan kebiasaan belajar siswa.

2. Menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar pada siswa. 3. Menyediakan fasilitas belajar.

4. Membantu dan mebimbing siswa dalam menemukan kesulitan belajar.

Dwi (2008: 55), orang tua berperan dalam mengembangkan kreativitas anak dengan melakukan hal-hal berikut.

1. Menunjang dan mendorong kegiatan yang diminati anak. 2. Menikmati keberadaan bersama anak.

3. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak. 4. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.

5. Memberikan pujian yang sungguh-sungguh pada hasil karya anak.

6. Memberi kesempatan pada anak untuk berfikir, merenung dan berkhayal.

7. Merangsang daya pikir anak dengan cara mengajak berdikusi tentang hal yang mampu dipikirkan anak.

8. Memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat menentukan atau mengambil keputusan.


(34)

26 9. Membantu anak yang menemukan kesulitan dengan memberikan penjelasan yang

diterima akal anak.

10.Memberikan fasilitas yang cukup bagi anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi. 11.Memberi contoh membuat karya kreatif.

Pendidikan dalam keluarga yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang dan perhatian untuk merangsang dan membina kreativitas anak-anaknya dilingkungan keluarganya masing-masing. Oleh karena itu kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya merupakan kasih sayang yang sejati, ini berarti orang tua harus mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.

Oleh karena itu tugas dan tanggung jawab dipundak orang tua sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga sangatlah berat. Sebab, baik dan buruknya pendidikan orang tua terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak sikap anaknya dikemudian hari.

Kehadiran anak dalam lingkungan keluarga, secara alamiah akan memberikan tanggung jawab terhadap orang tua, tanggung jawab orang tua terhadap anaknya berdasarkan atas motivasi cinta kasih sayang dan perhatian. Pada hakekatnya cinta kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anaknya dapat menjiwai tanggung jawab citra dan moral dalam memberikan pendidikan.

Dengan demikian orang tua pasti harus terlibat pada masalah cinta kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anaknya. Oleh karena itu setiap orang tua harus memahami tentang yang dimaksud dengan perhatian.


(35)

27 2.1.4 Hasil Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranh psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Setiap proses belajar yang

dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Hasil belajar merupakan hal yang

berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Winkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).


(36)

28 Sudjana (2000: 5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikapdan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada individu belajar. Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Whittaker dalam Djamarah (2002: 12) merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Percival dan Ellington dalam Daryanto (2010: 59), mengungkapkan “Belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat kematangan fisik, mental dan tendensi yang belajar”. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Belajar bukan hanya sekedar pengalaman, belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan (Soemanto, 2006: 112).

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu memahami (Hamalik, 2001: 27). Suhaenah

(2001: 2), ”Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif


(37)

29 Menurut Hamalik (2004: 27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh, dengan sistematis,

mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indra, otak atau anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan sebagainya.

Disekolah belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam prosses pembelajaran.

Djamarah (2002: 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut. 1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.

Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berikut ini ciri-ciri perubahan tingkah laku menurut Slameto (2010: 2).

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam


(38)

30 perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Di dalam belajar terdapat prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.

1. Kematangan jasmani dan rohani

Salah satu prinsip utama belajara dalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar.

3. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat selesai dan berhasil

4. Memiliki kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

5. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil ahir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25). Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.


(39)

31 Hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Sedangkan Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55).

Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain. 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni: a) Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis

1) Intelegensi 2) Bakat 3) Motif

4) Kematangan. 5) Kesiapan c) Faktor kelelahan

1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelahan rohani


(40)

32 Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni:

a) Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik. 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah

1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah

6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah

8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung

10)Metode belajar 11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat

1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Mass media

3) Teman bergaul

4) Bentuk kehidupan masyarakat

Suparno dalam Sardiman (2004: 38) mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang

tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut.

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a) Kesehatan

b) Intelegensi

c) Minat dan motivasi d) Cara belajar

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a) Keluarga


(41)

33 c) Masyarakat

d) Lingkungan

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%. 3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%. (Djamarah, 2006: 107).

Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa,

sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya (Sardiman, 2008: 49).

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk yaitu peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan dan mereka mendapatkan bahwa prilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan yang diinginkan.

Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian


(42)

34 kenaikan kelas. Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan mental siswa. Hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapot, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 4).

2.1Hasil Penelitian yang Relevan Tabel 2 Penelitian yang relevan.

Tahun Nama Judul Hasil

2011 2010 Siti Rohana Gika Nugraha Pratama Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar Dalam Kaitannya Dengan Prestasi Belajar Ips Terpadu Siswa Kelas IX SMP N 4

Gedongtataan Tahun Pelajaran 201/2012 Pengaruh Disiplin

Belajar, Aktivitas Belajar Dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas IX Semester I SMP N 4 Gedongtataan tahun

pelajaran 2010/2011 yang dibuktikan dengan thitung > ttabel yaitu 5,873>1,985.

Menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh R2= 0,484 pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan analisis data diperoleh thitung sebesar


(43)

35 2009 Evi Yulianti Hubungan Antara

Konsep Diri Siswa dan Persepsi Siswa Tentang Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMAN YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2008/2009

Menyatakan bahwa ada hubungan persepsi siswa tentang perhatian orang tua dengan r = 0,549 dimana t hitung> t tabel yaitu 7,407 > 1,960.

2.2 Kerangka Pikir

Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan tergantung dari bagaimana pelaksanaan atau proses dari kegiatan tersebut. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar, tingkat keberhasilannya tergantung dari proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah.

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang menggambarkan mutu proses belajar pada lembaga pendidikan termasuk sekolah. Makin tinggi hasil yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar. Jika sebaliknya, hasil belajar siswa rendah menunjukkan rendah juga proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut, yaitu menilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi. Banyak faktor yang menyebabkan hasil yang diperoleh siswa tinggi atau rendah. Faktor tersebut dapat berupa faktor internal siswa dan dari eksternal siswa.

Kemandirian merupakan salah satu unsur kepribadian penting, karena diperlukan manusia untuk menyesuaikan diri secara aktif dalam lingkungannya. Corno dan Mandinach yang dikutip oleh


(44)

36 Kerlin menyatakan kemandirian belajar sebagai suatu kemampuan untuk mengolah dan

memanipulasi suatu pengetahuan dalam proses belajar dan untuk memonitor dalam rangka meningkatkan proses belajar.

Sadirman (2004:95) mengatakan bahwa tidak ada belajar jika tidak ada suatu aktivitas. Dalam hal kegiatan belajar ini, Rausseau dalam Sadirman (2004:96-97) menjelaskan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Untuk itu setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak akan mungkin terjadi yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi siswa. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berfikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.” Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar. Dengan aktivitas belajar siswa yang tinggi maka diharapkan siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula.

Begitupun dengan perhatian orang tua terhadap anaknya. Perhatian orang tua diharapkan dapat menimbulkan semangat diri dalam anak sehingga anak akan bergairah dalam melakukan aktivitas belajar. Seperti pendapat Semiawan dalam Ramadhan (www.wordpress.com), orang tua memberikan dukungan dalam kegiatan belajar anaknya dengan cara :

1. menanamkan kebiasaan belajar siswa;

2. menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar pada siswa; 3. menyediakan fasilitas belajar;


(45)

37 Perhatian yang cukup akan memotivasi seorang anak untuk lebih giat lagi belajar yang pada akhirnya hasil belajar atau prestasi belajarnya akan baik. Sebaliknya, perhatian yang kurang dari orang tua akan menimbulkan persepsi negatif terhadap orang tuanya maka anak tersebut akan malas belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Belajar dipengaruhi oleh berbagai variabel penyebab, diantaranya Kemandirian Belajar (X1) , Aktivitas Belajar (X2), dan Perhatian Orang Tua(X3). Dengan demikian kerangka fikir ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (Sugiyono, 2010)

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Ada pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. b. Ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI

IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Kemandirian Belajar

(X1)

Aktivitas Belajar (X2)

Perhatian Orang Tua (X3)


(46)

38 c. Ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI

IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

d. Ada pengaruh kemandirian belajar, aktivitas belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.


(47)

40

III. METODE PENELITIAN

Bab III ini membahas beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, devinisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, dan diakhiri teknik pengujian hipotesis. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

3.1 Metode Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.


(48)

41

Sedangkan verifikatif menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area penelitian yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh kemandirian belajar, aktivitas belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau memilih subjek penelitian

a. Populasi

Sugiyono, (2008: 80) berpendapat populasi adalah “ Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Farouk Muhammad, (2003: 39) yang dimaksud populasi adalah: “ Jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki


(49)

42

karakteristik atau ciri-cirinya”. Berdasarkan pendapat kedua diatas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud populasi adalah sejumlah individu yang menjadi subyek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Semester Genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 3. Data Jumlah Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Jumlah Siswa

(Populasi)

Laki-laki Perempuan

1 XI. IPS 1 33 16 17

2 XI. IPS 2 32 15 17

3 XI. IPS 3 27 13 14

4 XI. IPS 4 30 11 19

5 XI. IPS 5 30 13 17

Jumlah 152 68 84

Sumber : Tata usaha SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 152 siswa.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jika sebuah sampel yang besarnya n ditarik dari sebuah populasi finit/terbatas yang besarnya N sedemikian rupa, sehingga tiap unit dalam sample mampunyai peluang yang sama untuk dipilih, maka prosedur sampling


(50)

43

Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dalam Usman dan Abdi (2009 : 198).

Rumus sebagai berikut : n =

keterangan :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Nilai Presisi (ketelitian) sebesar 95%

Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung sebagai berikut : n =

n =

n =

n =

n = 110,14 dibulatkan menjadi 110

jadi banyak sampel dalam penelitian ini sebesar 110 orang siswa.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang menggunakan Simple Random Sampling dengan alokasi proporsional untuk tiap kelas. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil alokasi


(51)

44

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat dalam Silvia,2009: 26) hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas =

Xjumlah tiap kelas

Tabel 4. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 38).

Berdasarkan pengertian di atas, menunjukan bahwa variabel ini dapat diukur dan mempunyai nilai-nilai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel adalah sesuatu menjadi objek pengamatan yang unsur-unsurnya dapat diukur atau mempunyai nilai dalam penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

No Kelas Perhitungan Jumlah Siswa (Sampel)

1 XI IPS 1

24

2 XI IPS 2

23

3 XI IPS 3

19

4 XI IPS 4

22

5 XI IPS 5

22


(52)

45

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar (X1), aktivitas belajar (X2) dan perhatian orang tua (X3).

2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi akuntansi (Y).

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lainnya.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kemandirian Belajar (X1), Aktivitas Belajar (X2, dan Perhatian Orang Tua (X3).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu (Y).

1.5 Definisi Konseptual Dan Operasional Variabel 1.5.1 Definisi Konseptual Vriabel

a. Kemandirian belajar (X1)

Menurut Mujiman (2005:1) belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Kemandirian belajar adalah kemandirian siswa sebagai kemampuan untuk mengawasi


(53)

46

kesadaran siswa dalam memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.

b. Aktivitas belajar (X2)

Merupakan kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud dalam hal ini adalah aktivitas dari siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan terciptalah suasana belajar yang aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar aktif adalah suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan atara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

c. Perhatian orang tua (X3)

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek." (Bimo Walgito,1986:53). Sedangkan orang tua dalam pengertiannya adalah ayah, ibu kandung (orang tua), orang yang dianggap tua. (Depdiknas, 2001: 802).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan perhatian orang tua adalah pengamatan atau pengawasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap semua aktivitas yang dilakukan anaknya secara terus menerus agar apa yang diinginkannya dapat tercapai.


(54)

47

d. Hasil belajar Ekonomi Akuntansi (Y)

Sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. (Arikunto, 2001: 63)

1.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah pendefinisian secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau property yang ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang diamati dan dapat diukur.

1. Kemandirian belajar (X1)

Kemandirian belajar yaitu, sikap yang memiliki tanggung jawab untuk belajar secara mandiri, memiliki kemauan dan motivasi untuk belajar secara mandiri, meyiapkan sebuah planing sebelum proses pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang positif, dan mengevaluasi hasil belajar.

2. Aktivitas belajar (X2)

Aktivitas belajar meliputi sebagai berikut. 1. Visual Activities

a. Membaca b. Memperhatikan 2. Oral Activities


(55)

48

3. Listening Activities a. Mendengarkan 4. Writing Activities

a. Menulis 5. Drawing Activities

a. Menggambar, Membuat Peta, Grafik dan Diagram 6. Motor Activities

a. Memecahkan masalah b. Menganalisis

7. Emotional Activities a. Menaruh minat

b. Merasa bosan, gembira, berani, tenang dan gugup 3. Perhatian orang tua (X3)

Perhatian orang tua meliputi sebagai berikut. 1. Dukungan moril

a. Menanamkan kebiasaan belajar anak b. Memantau hasil belajar anak

c. Menegur anaknya jika melakukan kesalahan

d. Menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar pada anak

e. Membantu dan membimbing anak dalam menemukan kesulitan belajar f. Bekerjasama dengan pihak sekolah


(56)

49

2. Dukungan Materil

a. Menyediakan fasilitas belajar b. Memberikan uang SPP

c. Membelikan buku-buku yang dibutuhkan anak 4. Hasil belajar Ekonomi Akuntansi (Y)

Besarnya angka atau nilai Ekonomi Akuntansi yang diperoleh siswa pada saat Mid Semester.

Berdasarkan definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel

No Variabel Indikator Sub Indikator Skala Pengukuran

1 Kemandirian

Belajar (X1)

Tanggung Jawab -Kesadaran dalam mengikuti pelajaran dikelas

- Mengambil resiko atas aktivitas belajar

Interval dengan pendekatan

rating scale

Mampu mengatur jam belajar

- Adanya kemauan untuk melakukan proses pembelajaran sendiri - Membuat jadwal - Melaksanakan belajar - Tidak tergantung pada pengajar


(57)

50

Tabel 5. Lanjutan

No Variabel Indikator Sub Indikator Skala Pengukuran

2 Aktivitas Belajar (X2)

Visual Activities -Membaca -Memperhatikan

Interval dengan pendekatan

rating scale

Oral Activities -Berdiskusi, bertanya, mengeluarkan saran dan pendapat

Listening Activities - Mendengarkan Writing Activities -Menulis Drawing Activitie - Menggambar,

Membuat Grafik, Peta, Diagram

Motor Activities -Memecahkan Masalah -Menganalisis

Emosional Activities

- Menaruh Minat - Merasa bosan,

Gembira,Berani, Tenang dan Gugup

3 Perhatian Orang Tua (X3)

Dukungan Moril - Menanamkan kebiasaan belajar anak

- Memantau hasil belajar anak - Menegur anaknya jika

melakukan kesalahan - Menumbuhkan kedisiplinan

dalam belajar pada anak - Membantu dan

membimbing anak dalam menemukan kesulitan belajar

Interval dengan pendekatan


(1)

67

b1 =

 









2

2 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 3 X X X X X X X Y X X      

Y

b2 =

 





2

2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 X X X X X X Y X X X Y

  (Sugiyono,2009: 204)

Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda (uji F), dengan rumus:

JKreg dicari dengan rumus:

∑ ∑

Keterangan:

JKreg = Jumlah kuadrat regresi JKres = Jumlah kuadrat residu k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dan jika Ftabel > Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n – k –1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel..

  2 Yi Yi JKres ) 1 /( /    k n JK k JK F res reg


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika kemandirian belajar siswa tinggi, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika kemandirian belajar siswa rendah, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan aktivitas belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika aktivitas belajar siswa tepat, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika


(3)

124 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan perhatian orang tua terhadap hasil

belajar Ekonomi Akuntansi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika perhatian orang tua siswa optimal, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika perhatian orang tua siswa optimal, maka hasil belajar siswa pun akan rendah. 4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian belajar, aktivitas

belajar, dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Ekonomi Akuntansi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika kemandirian belajar tinggi, aktivitas belajar tepat, dan perhatian orang tua siswa optimal, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika kemandirian belajar rendah, aktivitas belajar tidak tepat, dan perhatian orang tua siswa optimal, maka hasil belajar yang

diperoleh siswa pun akan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Kemandirian Belajar, Aktivitas

Belajar, dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil di SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013., maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya menumbuhkan kemandirian belajar yang tinggi dalam dirinya. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki kemandirian belajar yang tinggi, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, kemandirian


(4)

125 belajar siswa rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang

maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.

2. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya memiliki aktivitas belajar yang tepat. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki aktivitas belajar yang tepat, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses

pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, aktivitas belajar siswa tidak tepat, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan

mendapatkan hasil belajar yag baik.

3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya mendapatkan perhatian dari orang tuanya dengan optimal. Hal itu dikarenakan, dengan mendapatkan perhatian orang tua yang optimal, maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa tidak

mendapatkan perhatian orang tua yang tidak optimal, maka siswa akan gagal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik.

4. Guru sebagai pengajar, hendaknya memperhatikan kemandirian belajar, aktivitas belajar, dan perhatian orang tua agar dalam proses pembelajaran siswa dapat lebih baik dan mendapatkan hasil belajar yang optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2001. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Banjarnegarams.2008.Kemandirian belajar.( http://-banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa/.htm.. diambil tanggal 23 Oktober 2012.

Basir, La Ode. 2008.Kemandirian Belajar atau Belajar Mandiri. (http://www.sma-dwiwarna.net/website/data/artikel/kemandirian-.htm). Diambil tanggal 23 Oktober 2012

Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

Jakarta

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Dwi. 2008. Lingkungan belajar.

(http://aflah.wordpress.com/2008/02/18/keluarga-bermain-dan-belajar/) Familia, Pustaka. 2006. Membuat Prioritas, Melatih Anak Mandiri. Penerbit

Kanisius. Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta ______________ 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.


(6)

Koestoro, Budi.2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.

Nugrahaha Pratama, Gika. 2011. Pengaruh Disiplin Belajar,Aktivitas Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Rahardi, Aristo.2008. kemandirian belajar pada siswa SMP Terbuka.

http://aristorahardi.blogspot.com/2008/03/3/kemandirianbelajarpada -siswa-smp-terbuka/. diambil tanggal 1 November 2011.

Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Perbuatan dan hasil belajar.

(www.wordpress.com)

Rohana, Siti. 2011. Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar Dalam Kaitannya Dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kela IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Pendidikan Ekonomi: Universitas Lampung.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Slameto. 201- Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005. Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Bandar Lampung: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru .Algensindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya IlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2010. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SARANA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI EKONOMI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 32 65

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 10 71

PENGARUH BUDAYA MEMBACA, CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 101

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 97

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010-2011

0 6 25

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 79

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/203

1 12 71

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 77

PENGARUH KEADAAN EKONOMI ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 PAGELARAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 83

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BATANGHARI NUBAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 79