44
1. Kognitif a. Pengetahuan terhadap produk BSM Implan
b. Pemahaman terhadap produk BSM Implan c. Sikap terhadap Produk BSM Implan
2. Afektif a. Penilaian terhadap produk BSM Implan, Pelayanan BSM
b. Partisipasi terhadap produk BSM Implan.
H. Metode Analisis
Analisis data merupakan salah satu langkah penting untuk memperoleh temuan-temuan hasil riset. Data menuntun pelaku riset ke arah temuan ilmiah,
bila dianalisis masih merupakan data mentah. Dalam kegiatan riset, data mentah akan memberi arti bila dianalisis, ditafsirkan dan dibahas sehingga diperoleh
makna dari setiap temuan yang diperoleh berdasarkan data yang dikumpulkan itu.
42
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur keabsahan atau
mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan
42
M ohamm ad Ali, M et odologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Jakart a: Pust aka Cendikia Ut am a, 2010, hlm. 321.
45
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
43
Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian, dapat menggunakan teknik
menghitung korelasi skor tiap butir pernyataan dan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi produk moment, yaitu:
44
r
xy
=
Keterangan: r = Koefisien korelasi
X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
n = Banyaknya respondensampel b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi. Pengujian reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat
ukur dalam penelitian. Suatu alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Artinya, jawaban
responden atas kuesioner tersebut akan cenderung stabil dan konsisten apabila diulang. Metode pengujian dilakukan dengan pengujian
Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai lebih dari 0,6 sedangkan nilai yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik.
43
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013. h. 45.
44
Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial, Malang: Bayumedia Publishing, 2004, h. 184.
46
45
Adapun rumus koefisien reliabilitas Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:
46
r =
Keterangan: r
= Koefisien reliabilitas k
= Jumlah butir pertanyaan
= Total varians butir
= Total varians
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk untuk memastikan bahwa alat
uji regresi dapat digunakan atau tidak. Bila uji asumsi klasik sudah terpenuhi, maka alat uji regresi dapat digunakan dalam penelitian.
a. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data penelitian ini berdistribusi normal atau
mendekati normal bisa dilakukan dengan menggunakan analisis grafik, yaitu dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram residualnya. Jika data menyebar disekitar garis
45
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS, Yogyakarta: Media Kom, 2011, h. 69.
46
V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik untuk Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 186.
47
diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya atau grafik histogramnya menunjukan distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
47
Gambar 3.2.1
Sumber : Data Sekunder yang diolah Berdasarkan gambar 3.2.1 diatas dapat disimpulkan bahwa data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Jadi, data menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi
asumsi normalitas dan berbentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri. b. Uji Multikolinieritas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat VIF Variance Inflation Factor pada output SPSS. Apabila Nilai
Tolerance Value lebih tinggi daripada 0,10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas
48
. Jika nilai VIF 10, maka tidak terdapat
47
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta : PT . Elex Media Komputindo, 2000, hlm. 214
48
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000,hal.206
48
multikolenieritas. Jika Nilai VIF 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolenieritas.
Tabel 3.1.1 Sumber : Data Sekunder yang diolah
Dari tabel 3.1.1 diperoleh bahwa nilai VIF untuk variabel bebas lebih kecil dari 10 VIF 10, sehingga persamaan regresi ini terbebas dari
asumsi multikolinieritas. c. Uji Heterokedaktisitas
Uji Heterosdeksitas bertujuan untuk menguji apakah mode regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokdestisitas.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
12.324 1.887
6.531 .000
Variabel X3 .496
.281 .213
1.762 .084
.910 1.099
Variabel X2 .562
.179 .368
3.133 .003
.965 1.036
Variabel X1 .212
.126 .204
1.686 .098
.911 1.097
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
49
Gambar 3.2.2
Sumber : Data Sekunder yang diolah Hasil gambar 3.2.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y daerah positif dan negatif serta tidak membentuk pola. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi
terbebas dari asusmsi heteroskedastisitas. d. Uji Auto Korelasi
Uji autokorelasi menggunakan nilai pada durbin watson untuk mendeteksi apakah di dalam data yang digunakan untuk sebuah penelitian
mengandung autokorelasi. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah model regresi tidak dapat digunakan menaksir
nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Data yang baik adalah data yang tidak mengandung autokorelasi di dalamnya. Untuk
mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin Watson. Jika nilai Durbin
Watson berada di antara -2 dan +2, maka tidak ada masalah autokorelasi pada data tersebut.
50
Tabel 3.1.2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .541
a
.293 .253
.79973 1.615
a. Predictors: Constant, Variabel X1, Variabel X2, Variabel X3 b. Dependent Variable: Score Variabel Y
Sumber : Data Sekunder yang diolah Dari tabel 3.1.2 nilai Durbin-Watson yang ada dalam hasil print out pada
tabel model summary menunjukan angka 1.615. Karena data berada di luar -2 sampai dengan +2, artinya data di dalam penelitian ini dapat
diasumsikan tidak mengandung autokorelasi. 3.
Regresi Linear Berganda
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Regresi linier berganda Multiple Liinier Regresion.
Bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan
mengguakan dua atau lebih variabel bebas
49
. Rumus umum dari regresi linier berganda adalah :
Dimana : Y = Tingkatr kepuasan terhadap program BSM Implan
49
Ety Rochaety, dkk, Metodelogi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007, ed.1, h.138
Y = a + b ₁ x₂.........bn xn
51
a = Konstanta b = Koefisien Regresi
X
₁
= Sosial Ekonomi
X
₂
= Informasi
X
₃
= Agama 1. Koefisien Determinasi R²
Uji Koefisien determinasi berguna untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam merangkai variabel terikat, yaitu
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen Sosial Ekonomi, Informasi, dan Agama menjelaskan variabel dependen respon
terhadap program BSM Implan. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square yang telah disesuiakan atau tertulis
Adjusted R square, karena telah disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian
50
. 2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Simultan F Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel
independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama
50
Hilda Arnas ,tentang “Preferensi Guru SMK Berkurikulum Perbankan Syariah Terhadap Perbankan Syariah Study kasus Sekolah Menengah Kejuruan Berkurikulum Perbankan Syariah
di Wilayah DKI jakarta”, Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Hukum 2012, h.42
52
berpengaruh terhadap variabel dependen
51
. Hipotesis yang digunakan adalah :
H
o
: β₁, β₂, β₃ = 0, variabel Independen tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
H ₁ : β₁, β₂, β₃ ≠ 0, variabel independen berpengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen Pada tingkat signifkan 5 persen dengan kriteria pengujian yang
digunakan sebagai berikut : H
o
ditolak dan H ₁ diterima, apabila F hitung F tabel, artinya
variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen secara nyata.
H
o
diterima dan H ₁ ditolak, apabila F dihitung F tabel, artinya,
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara nyata.
b. Uji Parsial Uji Parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual Parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah :
Menetukan H
o
dan H ₁ :
51
Duwi priyatno, paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS, Yogyakarta: Mediakom, 2011, h.67
53
H. H
o
: H ₁ = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara
variabel independen dengan variabel dependen..
I. H
: H ₁ ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel
independen dengan variabel dependen. Pada tingat signifikan 5 persen dengan kriteria pengujian yang
digunakan sebagai berikut : Jika sig 0.05, maka H
₁ diterima
54
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Responden
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu anggota koperasi mirta kerja BSM sebanyak 57 orang reponden diperoleh
kondisi responden menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan. Pengklasifikasian dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
umum responden sebagai objek penelitian. 1 Jenis Kelamin
Gambar 4.2.1
56.14 43.86
Jenis Kelam in
Laki-Laki : 3 2 0rg
Per em pu an : 25 or g
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.1.1 menyatakan bahwa dari 32 responden didominasi oleh laki-laki, yaitu sebanyak 35 orang responden atau sama dengan 56,14 dan
sisanya sebanyak 25 orang atau sama dengan 43,86 adalah perempuan. Berdasarkan data diatas ini membuktikan bahwa laki-laki lebih banyak dalam
menggunakan pembiayaan Implan pada koperasi.