Jenis-Jenis Klausa POLA SINTAKSIS PADA POSTER DI KABUPATEN PRINGSEWU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

yang menerangkan, fungsi koordinatif yang menggabungkan secara setara, subordinatif yang menggabungkan secara bertingkat.

3. Peran Semantis

Pada dasarnya tiap kalimat memerikan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan satu peserta, atau lebih, dengan peran semantis yang berbeda- beda Alwi dkk, 2003: 334. Perhatikan contoh berikut ini. a. Farida menunggui adiknya. b. Penjahat itu mati. Dari contoh a dan b dapat dilihat bahwa Farida merupakan pelaku, yakni orang yang melakukan perbuatan menunggu. Adiknya pada kalimat tersebut merupakan sasaran, yakni yang terkena perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Sedangkan kata penjahat pada kalimat b bukanlah pelaku karena mati bukanlah perbuatan yang dia lakukan, melainkan sesuatu yang terjadi padanya. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa peran semantik merupakan analisis mengenai kedudukan kata dalam kalimat yang berupa pelaku, perbuatan, pengalaman, dll.

a. Pelaku

Pelaku adalah peserta yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat. Peserta umumnya manusia atau binatang. Tetapi benda yang potensial juga dapat berfungsi sebagai pelaku. Peran pelau itu merupakan peran semantis utama subjek kalimat aktf dan pelengkap kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut. 1 Anak itu sedang membaca koran. kalimat aktif 2 Buku saya di pinjam Andi. kalimat pasif

b. Sasaran

Sasaran adalah peserta yang dikenai perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat. Peran sasaran itu merupakan peran utama objek atau pelengkap seperti pada contoh berikut ini. 1 Doni mengirim uang kepada ibunya. 2 Ibu mengambilkan ayag air minum.

c. Pengalam

Pengalam adalah peserta yang mengalami keadaan atau peristiwa yang dinyatakan predikat. Peran pengalam merupakan unsur subjek yang predikatnya adjektiva atau verba taktransitif yang lebih menyatakan keadaan, contoh: 1 Adik saya sakit hari ini. 2 Saya melihat gunung itu meletus.

d. Peruntung

Peruntung adalah peserta yang beruntung dan yang memperoleh manfaat dari keadaan, peristiwa atau perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Partisipasi peruntung biasanya berfungsi sebagai objek, pelengkap, atau sebagai subjek verba jenis mempunyai atau menerima. Contoh: 1 Ayah memberi uang kepada saya. 2 Ibu membelikan Tuti kalung.

e. Atribut

Dalam kalimat yang predikatnya nomina, predikat tersebut mempunyai peran semantis atribut. Perhatikan contoh berikut. 1 Orang itu guru saya. 2 Wanita itu ibunya.

Dokumen yang terkait

Analisis penggunaan kalimat efektif dalam rubrik “Antar Kita” pada tabloid wanita Indonesia dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa di SMP

4 52 102

PENGGUNAAN BAHASA DALAM POSTER DI KOTA BANDAR LAMPUNG SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

12 101 39

BAHASA DAN IDEOLOGI IKLAN AIR MINERAL AQUA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

0 12 53

POLA KALIMAT DALAM BERITA UTAMA HARIAN LAMPUNG POST EDISI JANUARI 2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

0 8 48

PRINSIP KERJA SAMA DAN SOPAN SANTUN PADA KOMUNIKASI SISWA SMP MUHAMMADIYAH I PRINGSEWU DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

1 28 285

Deiksis Sosial pada Surat Pembaca Harian Kompas Edisi Juli 2016 dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP

0 4 213

Struktur Kalimat dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017

0 19 140

KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN PUISI GELADI DIRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP Kohesi Gramatikal Pada Kumpulan Puisi Geladi Diri Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Di SMP.

0 1 15

KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN PUISI GELADI DIRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP Kohesi Gramatikal Pada Kumpulan Puisi Geladi Diri Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Di SMP.

0 2 14

Makalah Poster Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

0 0 30