Analisis Karakteristik Tenaga Kerja Industri Kaos Suci Berdasarkan Tenaga Kerja Lokal
Tabel IV-12 Tenaga Kerja Lokal
Jumlah Tenaga Kerja Frekuensi
Peresentase
Tenaga Kerja Lokal
150 35,5
Tenaga Kerja Bukan Lokal 272
64,5
Jumlah 422
100
sumber: hasil survey 2010
Gambar 4.12 Persentase Jumlah Tenaga Kerja Lokal
Berdasarkan tabel IV-12 dan gambar 4.12 jumlah tenaga kerja sentra industri kaos Suci yang berada di Jalan Surapati menurut tempat tinggal yaitu, untuk tenaga
kerja lokal yaitu sebesar 35,5, sedangkan tenaga kerja bukan lokal sebesar 64,5. Hal ini menunjukan sentra industri kaos Suci, tidak banyak menyerap tenaga kerja
lokal. Umumnya juga para pekerja usianya kurang dari 30 tahun dan sebagian besar masih belum menikah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para pengusaha industri kaos, alasan pengusaha kurang merekrut tenaga kerja lokal, dan lebih memilih tenaga kerja yang
berasal dari luar dan sekitar Kota Bandung dikarenakan faktor kedisplinan dan loyalitas dalam bekerja. Menurut para pengusaha, tenaga kerja dalam Kota Bandung
kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaan serta ketrampilan yang dimiliki masih jauh dibandingkan yang berasal dari luar dan sekitar Kota Bandung. Kebanyakan
tenaga kerja yang berasal dari sekitar Bandung Tasik, Garut, dan Cianjur bekerja pada bagian pemotongan kain dan penjahitan, sedangkan untuk pekerja yang berasal
35,5 64,5
Jumlah Tenaga Kerja Lokal
Tenaga kerja lokal
tenaga kerja bukan lokal
dari Jawa bekerja pada bagian menyablonsablonan khusunya untuk outlet yang telah mempunyai alat sablon sendiri.
Selain itu juga berdasarkan hasil wawancara, para pengusaha memilih tenaga kerja dari luar dibandingkan tenaga kerja lokal, yaitu karena para pengusaha berpikir
apabila tenaga kerja diambil di dalam Kota Bandung, maupun di sekitar industri kaos, maka kecendurungan para pekerja untuk pulang kerumahnya lebih sering. Hal ini
berpengaruh pada efisiensi proses produksi industri. Sebaliknya dengan tenaga kerja dari luar dan sekitar Bandung, menurut para pengusaha industri, dengan tempat
tinggal dari luar Kota Bandung, maka para pekerja tidak menjadi sering pulang ke rumah.
Umumnya tenaga kerja lokal dijadikan tenaga bantu dalam kondisi tertentu, ketika orderan mengalami peningkatan dari biasanya, serta dalam keadaansituasi
tertentu seperti masalah keluarga dan sebagainya yang mengharuskan tenaga kerja dari luar harus pulang kampong. Dalam kondisi demikian para pengusaha
memperkerjakan tenaga bantu, yaitu masyarakat sekitar industritenaga kerja lokal yang tidak tetap.