Waktu penyiangan adalah minggu kedua setelah tanam. Pemupukan dilakukan setelah tanam menggunakan Pupuk kandang Nazaruddin, 1999. Pupuk
diletakkan 5 cm dari tanaman yang digunakan dengan cara pemupukan awal terhadap tanamannya.
3.4.3 Aplikasi Pestisida
Aplikasi pestisida dilakukan sebanyak 3 kali yaitu ketika tanaman berumur 2, 3, 4 MST. Aplikasi pestisida dilakukan dengan penyemprotan yang bersamaan.
Penggunaan B. bassiana dengan dosis 10 mlltr dengan kerapatan 10
10
sporaml yang disemprotkan ketanaman menggunakan hand sprayer. Sedangkan
penggunaan insektisida kimia dengan volume semprot 500 mlltr dan dosis 2-4 ml.
3.5 Pengamatan
3.5.1
Pengamatan Kepadatan Populasi Hama Target
Pengamatan hama target dilakukan setelah aplikasi insektisida dan B. bassiana
2 MST. Setelah dilakukan penyemprotan, hama diamati pada 3 tanaman sampel tiap petak yang di pilih secara acak sistematis menurut arah zig zag. Pada setiap
tanaman sampel hama di amati secara langsung. Hama yang di temukan pada setiap tanaman di koleksi dan disimpan di botol spesimen berisi alkohol 70
kemudian di beri label untuk di bawa ke laboraturium. Identifikasi dan penghitungan populasi masing-masing jenis hama di laboratorium Hama Jurusan
Proteksi Tanaman Universitas Lampung menggunakan mikroskop. Pengamatan
hama dilakukan 3 kali yaitu 2, 3, 4 MST masing-masing diamati sekitar 10 menit setelah diaplikasi.
3.5.2 Pengamatan Intensitas Kerusakan
Pengamatan tingkat kerusakan tanaman meliputi pengamatan keparahan dan
keterjadian kerusakan tanaman. Pengamatan kerusakan baik keterjadian dilakukan terhadap 3 tanaman sampel tiap petak yang dipilih secara acak
sistematik menurut arah zig zag. Pengamatan keterjadian dilakukan dengan menentukkan terserang dan tidaknya tanaman oleh hama. Pengamatan keparahan
dilakukan dengan memberi skor mulai dari 0 untuk tanaman tidak terserang dan skor 4 untuk tanaman yang rusak karena serangan hama. Pengamatan kerusakan
tanaman dilakukan 4 kali yaitu 1, 2, 3, 4 MST. Pengamatan 1 MST dilakukan sehari sebelum aplikasi kemudian selanjutnya dilakukkan masing-masing satu
minggu setelah aplikasi. Keparahan kerusakan tanaman dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
I = Keparahan Kerusakan
n = Jumlah tanaman untuk tiap skor
kerusakan v = Harga numerik tiap skor kerusakan
N = Jumlah tanaman yang diamati, dan Z = Skor kerusakan tertinggi
Kerusakan pada setiap tanaman yang diamati dibedakan menjadi 5 lima kategori, yaitu:
= Tidak ada kerusakan 1
= Terdapat kerusakan pada tanaman 0x≤25 2
= Terdapat kerusakan pada tanaman 25x ≤ 50 3
= Terdapat kerusakan pada tanaman 50x≤75 4
= Terdapat kerusakan pada tanaman 75x≤100 I =
Σ n x v x 100 N x Z