Deskripsi Tanaman Sawit TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tanaman Sawit

Kelapa sawit Elais guineesis termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya tumbuh di daerah antara 12° Lintang Utara 12° Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000 - 2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum berkisar antara 24°--38°C, ketinggian di atas permukaan laut yang optimum berkisar 0--500 meter Risza, 1995. Klasifikasi botani tanaman kelapa sawit sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Ordo : Palmales Famili : Palmaceae Sub-famili : Palminae Genus ; Elaeis Spesies : Elais Oleivera, Elais melanococca, dan Elais odora. Tanaman kelapa sawit termasuk tumbuhan monokotil. Bagian tanaman kelapa sawit yang penting adalah akar, batang dan daun. Biji kelapa sawit berkeping tunggal, sehingga akarnya adalah serabut. Sistem penyebaran akar terkonsentrasi pada tanah lapisan atas. Sebagaimana fungsi akar pada umumnya, akar kelapa sawit juga berperan terutama dalam penyerapan unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman Ginting,1975. Adapun karakter akar tanaman ini antara lain adalah : 1. tidak berbuku atau asesori lain; 2. berwarna putih atau kekuningan; 3. bentuk ujungnya meruncing sehingga mudah menerobos ke dalam tanah; 4. ujung akar tumbuh terus, namun tidak secepat pertumbuhan batang. Daun tanaaman sawit bersirip gelap, bertulang sejajar, panjangnya mencapai 3--5 meter. Daun mempunyai pelepah yang pada bagian kiri maupun kanannya tumbuh anak-anak daun, panjang pelepah dapat mencapai 9 meter. Tanaman kelapa sawit yang sudah dewasa mempunyai anak daun yang jumlahnya dapat mencapai 100-- 160 pasang. Pada bagian pangkal pelepah daun tumbuh duri dan bulu-bulu kasar dan halus. Duduknya pelepah daun pada batang tersusun teratur, melingkari batang membentuk konfigurasi spiral. Arah spiral ada yang kekiri dan ada pula yang kekanan, hal ini tampaknya merupakan pancaran ragam genetis. Produksi daun per tahun tergantung pada iklim setempat, terutama pada saat tanaman tersebut tumbuh Syamsulbahri, 1996

B. Potensi Pelepah Sawit

Dokumen yang terkait

Penggunaan Pelepah Kelapa Sawit Fermentasi dengan Berbagai Level Biomol+ pada Pakan terhadap Bobot Non Karkas Domba Lokal Jantan

0 39 56

DELIGNIFIKASI PELEPAH DAUN SAWIT AKIBAT PENAMBAHAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp.

0 11 42

PERANAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp. TERHADAP KANDUNGAN HEMISELULOSA SERTA SELULOSA PELEPAH DAUN SAWIT SEBAGAI PAKAN HIJAUAN

0 8 38

DELIGNIFIKASI PELEPAH DAUN SAWIT AKIBAT PENAMBAHAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp TERHADAP KADAR ABU, KADAR PROTEIN, KADAR LEMAK DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN (BETN).

3 30 48

Hasil biodegradasi lignoselulosa pelepah kelapa sawit oleh phanerochaete chrysosporium sebagai antioksidan dan bahan pakan ternak ruminansia

0 3 102

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

0 6 81

Hasil biodegradasi lignoselulosa pelepah kelapa sawit (Elaeis guineensis) oleh phanerochaete chrysosporium sebagai antioksidan dan bahan pakan ternak ruminansia

0 3 189

Morfologi Serat Pelepah Tanaman Salak Hasil Proses Biopulping Menggunakan Kultur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes versicolor

0 3 5

PENGARUH COATING MINYAK SAWIT PADA UREA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID DETERGENT FIBER (ADF) DALAM RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 38

PENGARUH PENAMBAHAN MIKROBA LOKAL (MOL) TERHADAP KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA RANSUM LENGKAP TERFERMENTASI.

0 0 2