Metode Proksimat Analisis Serat Kasar Metode Van Soest

secara nonspesifik. Proses ini berlangsung melalui pembentukan radikal-radikal yang dapat menyerang sejumlah besar molekul organik. Penggunaan kultur campuran antar jamur pembusuk putih dan jamur pembusuk coklat memiliki prospek yang tinggi untuk mendapatkan glukosa dari alternative dari material lignoselulosa Munir dan Goenadi, 1990. Menurut Nakasone 1993, fungi pelapuk putih dikelompokkan ke dalam lima ordo, yaitu: Aphlyllophorales, Agaricales, Auriculariales, Tremellales, dan Dacrymycetales. Fungi pelapuk putih lebih banyak dijumpai pada kayu Angiospermae atau kayu keras. Selanjutnya, dijelaskan bahwa semua fungi pelapuk coklat termasuk Basidiomycetes yang umumnya Polyporales dan sebagian besar berasosiasi dengan konifer. Tidak kurang terdapat 125 spesies fungi pelapuk coklat dan dikelompokkan ke dalam empat ordo, yaitu: Aphullophorales Corticiaceae, Coniophoraceae, Fistulinaceae, dan Polyoraceae, Agaricales, Tremellales, dan Dacrymycetales. Sebagian besar fungi pelapuk coklat tersebut merupakan kelompok Polyporaceae. Sekitar 85 fungi pelapuk coklat berasosiasi dengan inang kayu Gimnospermae.

D. Metode Proksimat

Analisis proksimat merupakan salah satu cara untuk menentukan kandungan zat makanan secara kimia pada pada suatu pakan atau ransum. Bagan kandungan zat di dalam pakan terdapat pada Gambar 5. Analisis yang dilakukan analisis proksimat hanya mencakup analisis terhadap air, abu mineral, protein, lemak, dan serat kasar. Selama ini, pakan konsentrat dan hijauan banyak dianalisis dengan menggunakan analisis proksimat. Metode ini sebenarnya kurang tepat untuk menduga kandungan serat kasar dalam pakan hijauan. Gambar 5. Bagan zat makanan dalam pakan menurut Metode Proksimat

E. Analisis Serat Kasar

Karbohidrat dalam pakan mempunyai dua fraksi utama yaitu serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Serat kasar mempunyai pengertian sebagai fraksi karbohidrat yang tidak larut dalam basa dan asam encer setelah pendidihan selama 30 menit. Analisa serat kasar ini tidak diperoleh fraksi selulosa dan lignin sehingga fraksi-fraksi tersebut perlu di ketahui secara khusus untuk hijauan makanan ternak atau umumnya pakan berserat. Untuk mengetehui fraksi selulosa dan lignin perlu dilakukan analisa lain yang lebih khusus yaitu metoda analis Van Soest. Pak an Air Bahan Abu Bahan organik Protein Bahan organik non-ogen Oooooooooooooooooooooo Lemak Karbohidrat Serat kasar Bahan ekstrak tanpa nitrogen

F. Metode Van Soest

Metode Van Soest merupakan salah satu alternative metode mengevaluasi zat makanan secara kimiawi pakan atau ransum khususnya pada bagian kandungan serat kasar. Bahan kering tanaman mengandung dua bagian utama, yaitu dinding sel atau neutral-detergent-insoluble fiber NDF dan isi sel atau neutral-detergent- solubles NDS. Bagan kandungan zat makanan menurut Metode Van Soest terdapat pada Gambar 6. Gambar 6. Bagan zat makanan dalam pakan menurut Metode Van Soest + 72 H 2 SO 4 15°C + larutan detejen asaml 1 jam + larutan detejen netral 1 jam Pakan Larut isi selNDS Tidak larutdinding sel NDF kering Larut hemisellulosaADS mineral Tidak larutlignoselulosaADF Larutselulosa Tidak larutlignin dan silika Menguaplignin Sisaabusilika

G. Neutural Detergent Fiber NDF

Dokumen yang terkait

Penggunaan Pelepah Kelapa Sawit Fermentasi dengan Berbagai Level Biomol+ pada Pakan terhadap Bobot Non Karkas Domba Lokal Jantan

0 39 56

DELIGNIFIKASI PELEPAH DAUN SAWIT AKIBAT PENAMBAHAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp.

0 11 42

PERANAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp. TERHADAP KANDUNGAN HEMISELULOSA SERTA SELULOSA PELEPAH DAUN SAWIT SEBAGAI PAKAN HIJAUAN

0 8 38

DELIGNIFIKASI PELEPAH DAUN SAWIT AKIBAT PENAMBAHAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp TERHADAP KADAR ABU, KADAR PROTEIN, KADAR LEMAK DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN (BETN).

3 30 48

Hasil biodegradasi lignoselulosa pelepah kelapa sawit oleh phanerochaete chrysosporium sebagai antioksidan dan bahan pakan ternak ruminansia

0 3 102

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

0 6 81

Hasil biodegradasi lignoselulosa pelepah kelapa sawit (Elaeis guineensis) oleh phanerochaete chrysosporium sebagai antioksidan dan bahan pakan ternak ruminansia

0 3 189

Morfologi Serat Pelepah Tanaman Salak Hasil Proses Biopulping Menggunakan Kultur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes versicolor

0 3 5

PENGARUH COATING MINYAK SAWIT PADA UREA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID DETERGENT FIBER (ADF) DALAM RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 38

PENGARUH PENAMBAHAN MIKROBA LOKAL (MOL) TERHADAP KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA RANSUM LENGKAP TERFERMENTASI.

0 0 2